ASUHAN
KEBIDANAN
PADA
NY. “T” DENGAN
KISTA OVARIUM
DI
RUANG POLI OBGYNS RSUD Dr KOESMA TUBAN
Tanggal
30 September – 13 Oktober 2013
Oleh
:
NUR
HIDAYATI
11.09.1.149.0616
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDATUL ULAMA TUBAN
PRODI D-III KEBIDANAN
Jl.P.DIPONEGORO No.17
TUBAN Telp (0356) 321287
TAHUN AJARAN 2011/2012
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
Asuhan Kebidanan pada Ny. “T” dengan Kista Ovarium di Ruang Poli Obgyns RSUD Dr
Koesma Tuban telah disetujui dan disahkan oleh Pembimbing praktek dan
pembimbing akademik tanggal 30 September – 13 Oktober 2013.
Mengetahui
Pembimbing
Praktek
SRI JULIATI, Amd.Keb
|
Pembimbing
Akademik
EVA SILVIANA R., SST, M.Kes
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahamt dan HidayahNya dan tak lupa
sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan pada Ny. “T” dengan Kista Ovarium
di Ruang Poli Obgyns RSUD Dr Koesma Tuban pada tanggal 30 September – 13
Oktober 2013 dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan
laporan ini, penulis berusaha dengan semaksimal mungkin dengan menagplikasikan
ilmu pengetahuan yang penulis peroleh selama mengikuti perkuliahan baik
berdasarkan logika, prinsip-prinsip ilmiah yang telah penulis dapatkan di
pendidikan. Hal tersebut juga tidak lepas dari arahan dan bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. dr. Didik Suharsoyo, M.M.MARS
selaku Direktur RSNU
Tuban yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan tugas
praktek di RSNU
Tuban
2. H.
Miftahul Munir, SKM, M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban yang telah memberi kesempatan kepada penulis
untuk melaksanakan tugas praktek di RSNU
Tuban
3. Eva
Silviana R., SST, M.Kes selaku Ka Prodi D III Kebidanan STIKES NU Tuban
4. Siti
Juliati, Amd. Keb selaku Pembimbing
Praktik di Ruang Poli Obgyns RSUD Tuban
5. Orang
tua yang selalu memberikan bantuan dan dukungan serta teman-teman yang
senantiasa memberikan saran sehingga laporan kegiatan praktek dapat
terselesaikan.
Dalam penyusunan
laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengahrapkan saran dan kritik yang membangun
sehingga dalam menyusun makalah berikutnya dapat lebih baik, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi yang membaca dan
mempelajari.
Tuban, September 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL .................................................................................................... i
HALAMAN
PENGESAHAN ..................................................................................... ii
KATA
PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR
ISI ................................................................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 1
1.3 Ruang
Lingkup ............................................................................................... 2
1.4 Metode
Penulisan ........................................................................................... 2
1.5 Pelaksanaan
.................................................................................................... 3
1.6 Sistematika
Penulisan ..................................................................................... 3
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep
Kista Ovarium ................................................................................... 4
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Hellen
Varney ........................... 8
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Data ............................................................................................... 15
3.2 Interpretasi Data............................................................................................... 18
3.3 Diagnosa Potensial / Masalah Potensial .......................................................... 18
3.4 Kebutuhan
Segera............................................................................................. 18
3.5 Intervensi
......................................................................................................... 18
3.6 Implementasi
.................................................................................................... 19
3.7 Evaluasi
............................................................................................................ 20
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................
18
4.2 Saran
................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat
merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau
korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium
ovarium.
Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri
abdomen akut atau kronik. Gejal-gejala tentang rupture kista menstimulasi
berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti apendisitis, atau kehamilan ektopik.
Kista yang lebih besar dapat menyebabkan pembengkakan abdomen dan penekanan
pada organ-organ abdomen yang berdekatan.
Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya adalah
melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kista kurang dari 5 cm, dan tampak
terisi oleh cairan atau fisilogis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral
dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
Sekitar 98 % lesi yang terjadi pada wanita yang berumur 29 tahun dan yang lebih
muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50 % yang jinak. Perawatan
pascaoperatif setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa
dengan perawatan setelah pembedahan abdomen, dengan satu pengecualian.
Penurunan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang
besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat
dicegah sampai suatu tingkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat.
Dari uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih
banyak bagaimana asuhan kebidanan yang diberikan pada penderita kistoma ovari.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan
Umum
Tujuan pembuatan laporan ini di harapkan
mahasiswa melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan kista ovari.
1.2.2
Tujuan
Khusus
1.
Mampu melakukan pengkajian yaitu mengumpulkan data subyektif dan obyektif
pada Ny “T” dengan kista ovarium.
2.
Mampu mengidentifikasi
masalah pada Ny “T” dengan kista ovarium.
3.
Mampu mengidentifikasi
masalah potensial pada Ny “T” dengan kista ovarium.
4.
Mampu
memberikan tindakan segera pada Ny “T” dengan kista ovarium.
5.
Mampu merencanakan
tindakan sesuai dengan prioritas masalah pada Ny “T” dengan kista ovarium.
6.
Mampu melakukan
tindakan berdasarkan rencana pada Ny “T” dengan kista ovarium.
7.
Mampu
mengevaluasi dari tindakan yang telah dilakukan pada Ny
“T” dengan kista ovarium.
1.3
Ruang
Lingkup
Dalam laporan asuhan kebidanan ini kami membatasi
pada Ny “T” dengan kista
ovarium di Poli Kandungan RSUD Dr Koesma Tuban.
1.4
Metode
Penulisan
Dalam penyususan laporan ini, penulis menggunakan metode
1.
Studi pustaka, dengan membaca
literature
2.
Mengumpulkan data
a.
Wawancara : Tanya jawab dengan pasien dan
keluarga
b.
Observasi : Mengadakan pengamatan
secara langsung
kepada
pasien untuk memperoleh data yang benar dan obyektif.
c.
Pemeriksaan fisik : Meliputi inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi
3.
Sumber data
a.
Primer :
S : Tanya jawab dengan pasien
O : Observasi tanda-tanda vital dan
melakukan pemeriksaan fisik
b.
Sekunder :
Diperoleh dari status pasien
1.5
Pelaksanaan
Asuhan Kebidanan ini dilaksanakan di Ruang Poli Kandungan RSUD Dr
Koesma Tuban pada Tanggal 30 September – 13 Oktober 2013.
1.6
Sistematika
Penulisan
Bab 1 : Berisi
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode
penulisan, pelaksanaan praktik, dan sistematika penulisan.
Bab 2 : Berisi
landasan teori yang terdiri dari konsep dasar persalinan dan ketuban pecah dini
serta konsep dasar asuhan kebidanan menurut Hellen varney.
Bab 3 : Berisi
tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian data, interprestasi data, diagnosa
potensial, tindakan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
Bab 4 : Berisi
penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
Daftar
Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Kista
Ovari
2.1.1
Pengertian
Kista Ovari
Kista
ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus menstruasi. ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 )
Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga seringnya
memakai kesuburan. ( Soemadi,
2006
)
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan
atau benda seperti bubur ( Dewa, 2000 )
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis,
berisi cairan atau bahan setengah cair ( Sjamsuhidajat, 1998 ).
Kista Ovarium merupakan suatu pengumpulan
cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini
dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.(Sarwono, Ilmu Kebidanan 2008)
Kistoma
ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau
padat, jinak atau ganas ( Winkjosastro. et.all. 1999 )
2.1.2
Etiolgi
Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi
:
1. Gaya hidup tidak sehat,
diantaranya :
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b. Zat tambahan pada makanan
c. Kurang olah raga
d. Merokok dan konsumsi alcohol
e. Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
f. Sering stress
2. Faktor genetik
Dalam tubuh
kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena
suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen ,
polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini
dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
2.1.3
Jenis-jenis
Kista Ovarium
a. Kista Nonneoplastik
1. Kista Folikel
Kista
berasal dari Folikel De Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus
menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh
dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia, melainkan membesar
menjadi kista. Bagian dalam dinding kista yang tipis terdiri atas beberapa
lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan didalam kista, terjadi
artrofi pada lapisan ini, cairan dalam kista jernih dan sering mengandung
estrogen. Oleh karena itu kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista
folikel lambat laun mengecil dan dapat menghilang spontan. Umumnya diameter
kista tidak lebih dari 5 cm.
2. Kista Korpus Luteum
Korpus
luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albican kista terbentuk karena
terjadi perdarahan didalamnya. Kista ini
berisi cairan yang berwarna merah coklat. Dinding kista terdiri atas
lapisan kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.
Gejalanya kista korpus luteum antara lain gangguan haid (Amenorhea) diikuti
perdarahan tidak teratur, rasa berat dibagian perut bawah.
3. Kista Teka Lutein
Pada
mola hidatidosa, koriokarsinoma dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan
tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista biasanya bilateral
dan bisa menjadi sebesar tinju. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh
hormon koriogonadotropin yang berlebihan dan dengan hilangnya mola atau
koriokarsinoma ovarium mengecil spontan.
4. Kista Inklusi Germinal
Kista
ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium, diameter kista jarang melebihi diameter 1
cm. Kista terletak dibawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu
lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serus.
5. Kista Stein-Lavental
Kista
Stein Lavental disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal umumnya pada
penderita terdapat gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya dipengaruhi
oleh estrogen, hiperplasma endometri sering ditemukan
b. Kista Neoplastik
1. Kistoma Ovarii Simpleks
Kista
ini mempunyai permukaan rata dan halus, bertangkai, bilateral dan dapat menjadi
besar. Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih, serus dan berwarna
kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium akan tetapi jaringan yang dikeluarkan
harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.
2. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Kista
menerima darahnya melalui suatu tangkai kadang-kadang dapat terjadi torsi yang
menggambarkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan
dalam kista dan perubahan degeneratif yang memudahkan timbulnya perlekatan
kista.
3. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista
berbentuk multikoler meski lazimnya berongga satu. Warna kista putih
keabu-abuan ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler kedalam
rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5% isi kista
cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena campur darah. Tetapi pada umumnya
sama seperti pada kistadenoma musinosum dan bila perlu diperiksa sediaan yang
dibekukan (frozen section) pada saat operasi untuk menentukan tindakan
selanjutnya pada waktu operasi
4. Kista Endometroid
Kista
biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu
lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan endometrium
5. Kista Dermoid
Kista
dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur
ektodermoidnya dengan diferensiasi sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi
dan produk glandula sebesar berwarna putih kuning menyerupai lemak tampak lebih
menonjol dari pada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Dinding kista berwarna
putih keabu-abuan dan agak tipis.
Elemen-elem
ektodermal, mesodermal dan entrodermal, dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar
sebasea, gigi (ekstodermal), tulang rawan, serat otot, jaringan ikat
(mesodermal) dan mukora traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernafasan
dan jaringan tiroid (entodermal) terapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan
biasanya dengan seluruh ovarium.(Sinopsis
Obstetri Jilid I)
2.1.4
Tanda
dan Gejala Kista Ovarium
Kebanyakan wanita dengan kanker
ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
a. Pada stadium awal, gejalanya dapat berupa
:
-
Gangguan haid
-
Jika sudah menekan
rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
-
Dapat terjadi
peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan
sakit diperut.
-
Nyeri saat bersenggama.
b. Pada stadium lanjut,
gejalanya berupa :
-
Asites
-
Penyebaran ke
omentum (lemak perut) serta organ-organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
-
Perut membuncit,
kembung, mual, gangguan nafsu makan,
-
Gangguan buang air
besar dan kecil.
-
Sesak nafas akibat
penumpukan cairan di rongga dada.
2.1.5
Penatalaksanaan
a. Terapi
konservatif
Di berikan
pada pasien dengan kistoma ovarii yang
diameternya kurang dari 5 cm. Pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan ukuran kista. Pemakaian pil
kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista.
b. Observasi
Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil,
berovulasi teratur dan tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi
cairan, dokter tidak memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan
USG ulangan secara periodic untuk melihat apakah ukuran kista membesar.
Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi wanita pascamenopouse jika kista
berisi cairan dan diameternya kurang dari 5 cm.
c. Tindakan Medis
Jika kista ovarium tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi,
semakin besar, lakukan pemeriksaan ultrasound, nyeri, pada masa postmenopouse,
dokter harus segera mengangkatnya. Ada 2 tindakan bedah yang utama, yaitu:
Laparoskopi dan Laparatomy.
Pembedahan dimulai dengan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan
dengan membuat lubang kecil 3 buah lubang (berdiameter 5-10 milimeter) di
sekitar perut pasien. Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah
alat yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke
layar monitor, sementara dua lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain,
misalnya laser yang akan mengangkat kista ovarium.
2.1.6
Pemeriksaan
Penunjang
1. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini
dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium,
atau kadang kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan
pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan
kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista
atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
3. Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan
sekret (yang meliputi: Trichomonas, Candida/jamur, bakteri batang, bakteri
kokus, epitel, lekosit, eritrosit, epitel, dan pH) dan hematologi, misalnya: Hb
(Hemoglobin).
4. Pemeriksaan
Bimanual
Pemeriksaan
ini di lakukan menggunakan dua tangan, satu tangan berada di luar dan tangan
yang satunya di masukkan ke dalam vagina. Pemeriksaan ini di lakukan untuk
mengetahui bentuk dari uterus, nyeri pada adneksa atau tidak, adakah benjolan yang abnormal pada adneksa.
5. VT ( Vagina
Toucher )
Pemeriksaan
yang di lakukan dengan menggunakan dua jari yang di masukkan ke dalam vagina
untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar bartoloni dan kelenjaer skene.
2.1.7
Komplikasi
Kista Ovarium
a. Torsi
Faktor
yang menyebabkan torsi bermacam – macam, yang penting adalah faktor faktor dari
tumor sendiri, gerakan yang sekonyang – konyang dan gerakan peristaltik dari
usus.
b. Ruptur
dari kista
Hal
ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh trauma. Pada
kedua – duanya disertai gejala sakit, mual dan muntah – muntah.
c. Superasi
dari kista
Kista
Dermoid lebih sering dikenal radang, mungkin karena isinya yang merangsang atau
mungkin pula berat tumornya yang dapat mengganggu peredaran darah, gejala –
gejalanya seperti pada peradangan biasanya, yaitu : sakit, nyeri tekan , perut
tegang, demam dan leukositosis, kalau dibiarkan bisa terjadi peritonitis.
d. Perubahan
Keganasan
Dari
suatu tumor kistik benigna dapat terjadi keganasan lebih kecil dibandingkan
dengan jenis serosum. Biasanya bila terjadi keganasan, berupa Ca.
Epidermoid, kadang – kadang berbentuk
sarcoma.
2.1.8
Faktor
Resiko Kista Ovarium
Faktor risiko wanita akan mengalami
kista ovarium bahkan terjadi kanker ovarium antara lain :
a. Wanita
yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat
b. Wanita
yang tidak pernah atau sulit hamil
c. Wanita
dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium
d. Wanita
penderita kanker payudara dan kolon
e. Wanita
ber KB oral yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi
2.2 Konsep Dasar Asuhan
Kebidanan Menurut Hellen Varney
I.
Pengumpulan
Data
A.
Data
Subyektif
1. Identitas
- Nama : Meliputi ibu dan suami yang
bertujuan untuk
membedakan pasien
supaya tidak keliru dengan pasien lain.
-
Umur : Untuk mengetahui
usia pasien dan mendeteksi resiko
tinggi
-
Bangsa/Suku : Mengenal adat
kebiasaan dan kandungan yang
dilakukan.
-
Agama : Berhubungan dengan
perawatan pasien dalam
Kegawat
daruratan kepada siapa pasien berhubungan.
-
Pendidikan : Dapat memberikan
penjelasan dan motivasi yang
sesuai
dengan tingkat pengetahuan.
-
Pekerjaan : Mengetahui taraf
hidup dan sosial ekonomi pasien
untuk
menentukan langkah selanjutnya.
- Alamat :
Untuk mengetahui pasien tinggal dimana, menjaga
kemungkinan bila ada pasien yang namanya sama.
2. Keluhan
Utama
Untuk mengetahui apa yang dirasakan pasien
sehingga dapat menentukan diagnosa yang sesuai kebutuhan dan masalahnya.
Ibu mengatakan merasakan adanya : Gangguan Haid,
Rasa nyeri pada
perut bagian bawah dan panggul, Perdarahan rahim yang abnormal,
Gangguan buang air
besar (konstipasi) dan buang air kecil (sering BAK)
3. Riwayat
Menstruasi
Untuk mengetahui faal sistem reproduksi (gangguan haid, disminorhoe).Pada pasien yang menderita kista ovarium
mengalami gangguan haidh.perdarahan pervaginam yang abnormal.
4. Riwayat
Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui suami keberapa, umur kehamilan, jenis persalinan
penolong, adakah kelainan, berat badan anak, jenis kelamin lama meneteki dan KB
5. Riwayat
penyakit yang pernah diderita
Apakah pasien pernah menderita penyakit menular, menahun atau menurun.
Salah satu penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kista ovarium adalah
kanker ovarium.
6. Riwayat
penyakit keluarga
Apakah keluarga mempunyai penyakit menurun, menahun dan menular,
kista, tumor dan kanker sebelumnya.
7. Riwayat Sosial Budaya
Adakah kebiasaan keluarga yang merokok, berganti-ganti pasangan,
kebiasaan hidup
8. Pola Kehidupan Sehari-hari
-
Pola Nutrisi
Makan
teratur 3x sehari dengan menu dan gizi
seimbang tidak usah tarak.
-
Pola Eliminasi
BAB dan BAK
teratur serta tidak ada masalah.
-
Pola Istirahat
Tidur
siang 1 – 2 jam dan
tidur malam 7
– 8 jam.
-
Pola Aktivitas
Melakukan
aktivitas rutin seperti biasa, jangan sampai kecapekan serta mengurangi
aktivitas yang memberatkan.
-
Pola Personal Hygiene
Menjaga kebersihan badannya yaitu dengan cara mandi 2-3 kali sehari dan
ganti baju dua kali.
B.
Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
Umum
Keadaan
Umum : Untuk menilai keadaan, kesehatan
secara menyeluruh
Suhu : Suhu tinggi menandakan adanya
infeksi
Pernafasan : Cepat, lebih dari 24 x/menit
Nadi :
Lebih dari 100 x/menit
Tekanan darah : Mengetahui tekanan darah ibu.
2. Pemeriksaan
Fisik
a. Inspeksi
-
Rambut : warna, kebersihan, rontok / tidak
-
Muka : adakah cloasma gravidarum / tidak,
konjungtiva
pucat / tidak sklera
ikterus/tidak, adakah oedema muka / tidak, adakah tanda dehidrasi / tidak
-
Leher : adakah pembesaran kelenjar tiroid,
vena jugularis
dan kelenjar limfe atau
tidak
-
Payudara : bagaimana bentuk payudara, apakah ada
benjolan
abnormal atau tidak, pada putting susu
apakah ada keluaran pus atau tidak
-
Perut : bagaimana bentuknya, warna linea,
adakah strie dan
adakah luka parut
-
Vulva : warna luka kehitaman, atau merah
muda adakah luka
parut, varises, odema
atau tidak, apakah ada keluaran pervaginam.
Pada kasus ini keluar cairan berwarna jernih dari alat kelamin ibu.
-
Anus : adakah hemoroid
-
Ekstremitas : apakah ada varices / oedema
janin dalam PAP
3. Data
Penunjang
II.
Interpretasi
Data
Menentukan
diagnosa/ masalah, langkah ini dikembangkan dari interpretaasi data kedalam
identifikasi yang spesifik mengenai masalah atas diagnosa.
Data
Dasar :
Ds : berdasarkan anamnesa dan keluhan yang di
alami oleh klien.
Do : berdasarkan
hasil pemeriksaan fisikdan pemerksaan penunjang.
III.
Masalah
Potensial
Mengantisipasi
masalah potensial/diagnosa potensial lainnya yang mungkin terjadi karena
masalah/diagnosa yang telah diidentifikasi,
yaitu :
-
Kistoma Ovarii
dengan diameter > 10 cm
-
Kanker Ovarium
IV.
Kebutuhan
Segera
Menilai adanya kebutuhan untuk
interpretasi oleh dokter, bidan / tenaga kesehatan lainnya, atau tindakan
konsultan dengan dokter berdasarkan kondisi klien, yaitu :
-
Konseling
-
Konsultasi
-
Kolaborasi
V.
Intervensi
Untuk
merencanakan asuhan yang telah direncanakan secara menyeluruh dengan efisien
dan aman sesuai perencanaan, kolaborasi dengan dokter SpOG untuk melakukan
tindakan.
VI.
Implementasi
Pada
langkah ini melakukan rencana asuhan yang telah disusun dengan baik dan efisien.
VII.
Evaluasi
Mengevaluasi
keektifan dari asuhan yang diberikan mengulangi kembali dengan benar proses
penatalaksanaan bagi aspek asuhan yang telah dilakukan tetapi ternyata tidak
efektif evaluasi berdasarkan tujuan atau hasil yang diharapkan.
Subyektif ( S ) : data yang didapat dari pernyataan pasien secara
langsung.
Obyektif ( O ) : data yang diperoleh dari hasil observasi dan
pemeriksaan.
Assesment ( A ) : pernyataan gangguan yang terjadi atas data S dan data O
Planning ( P ) : perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah yang
terjadi.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
3.1 Pegkajian Data
Tanggal
: 03 Okt 2013 Jam : 08.15 WIB Oleh : Nur
Hidayati
A. Data
Subyektif
1. Identitas
Nama
klien : Ny. “T” Nama
suami : Tn. “A”
Umur : 38 th Umur :
39 th
Agama : Islam Agama :
Islam
Suku
/ Bangsa : Jawa / Indonesia Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD Pendidkan : Belum / tidak Sekolah
Pekerjaan : Tani Pekerjaan : Tani
No.
Register : 07.26.23 Alamat :
Bektiharjo-Semanding
2. Keluhan
Utama
Ibu
mengatakan ingin kontrol ulang kista dan merasa nyeri pada perut bagian bawah.
3. Riwayat
Menstruasi
Siklus :
± 28 hari Menarche : 12
th
Lama :
4 hari HPHT : Lupa
Warna :
Merah segar Dysmenorhea : Tidak ada
Bau :
Anyir Flour
Albus : Tidak ada
4. Riwayat
Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
No
|
Suami
ke
|
UK
|
Penol
|
Jen.
Persal
|
Penyul
|
BB
/ PB
|
Jen.
Kel
|
H/M
|
menetek
|
ket
|
1.
2.
|
|
9bln
9bln
|
Bidan
Bidan
|
Spt
Spt
|
-
-
|
|
♀
♂
|
17th
5th
|
2th
2th
|
KB
Suntik 3 bln
|
5. Riwayat
Penyakit yang Pernah diderita
Ibu mengatakan sedang
menderita penyakit tumor kandungan.
6. Riwayat
Penyakit Keluarga
Ibu
mengatakan keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit kista , kanker
payudara, kenker ovarium dsb.
7. Pola
Kehidupan Sehari-hari
-
Pola Nutrisi
bu mengatakan makan 3 – 4 x / hari dengan menu biasa
dan gizi seimbang yaitu nasi, lauk, sayur,dan buah.
-
Pola Eliminasi
Ibu
mengatakan BAB 1 kali per hari, dan BAK
6 – 7 kali per hari.
-
Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur siang 1 – 2 jam dan tidur malam 6 – 7 jam.
-
Pola Aktivitas
Ibu mengatakan hanya melakukan
aktifitas rumah tangga seperti menyapu, mengepel, mencuci.
-
Pola Personal Hygiene
Ibu mengatakan mandi 2-3 kali sehari dan ganti baju dua kali.
B. Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
Umum
Kesadaran :
Composmentis
KU : Baik
TTV :
TD :110/80 mmHg Suhu : 36,5˚C
Nadi : 84 x/Menit RR : 20x/menit
2. Pemeriksaan
Fisik
a. Inspeksi
-
Rambut : Hitam, bersih, tidak
ada ketombe
-
Mata
-
Conjungtiva :
Merah muda
-
Sclera :
Putih
-
Mulut
-
Gigi :
Tidak ada caries
-
Stomatitis :
Tidak ada
-
Bibir kering :
Tidak ada
-
Lidah pucat :
Tidak ada
-
Leher
-
Pembesaran vena jugularis :
Tidak ada
-
Pembesaran kelenjar Tyroid :
Tidak ada
-
Pembesaran kelenjar limfe :
Tidak ada
-
Payudara
-
Bentuk : Simetris
-
Areola : Hiperpigmentasi
-
Putting susu : Menonjol
-
Keluaran : Tidak ada
-
Perut
-
Strie :
Lividae
-
Linea : Nigra
-
Luka Parut : Tidak ada
-
Vulva
-
Warna :
Ungu kebiruan
-
Luka parut : Tidak ada
-
Keluaran : Tidak ada
-
Varises :
Tidak ada
-
Odema :
Tidak ada
-
Kelainan : Tidak ada
-
Anus
-
Hemoroid : Tidak ada
-
Ekstermitas atas dan bawah
-
Varises :
Tidak ada
-
Odema :
Tidak ada
b. Palpasi
-
Abdomen : Teraba massa
dalam uterus
3. Pemeriksaan
Penunjang
Hasil
USG
Uterus : Antefleksi
Kistoma Ovari : Diameter 5 cm
3.2 Interpretasi Data
Dx : P2002
dengan Kistoma
Ovarii.
Ds :
Ibu mengatakan ingin
kontrol ulang kista dan merasa nyeri pada perut
Bagian
bawah.
Do : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5°C
RR : 20x/menit
Palpasi :
Teraba massa di uterus
USG :
Kistoma Ovarii dengan
diameter 4 cm
Masalah : -
Kebutuhan : -
3.3 Diagnosa / Masalah
Potensial
-
3.4 Kebutuhan Segera
-
3.5 Intervensi
Tanggal : 03 Oktober 2013 jam
: 08.20
WIB
Tujuan : Setelah
dilakukan Asuhan Kebidanan ± 30
menit diharapkan ibu
bisa
mengerti dengan
penjelasan yang di berikan oleh dokter dan bidan.
Kriteria : -
Ibu memahami penjelasan yang di berikan oleh bidan dan dokter.
- Tidak terjadi
komplikasi
NO
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
|
Jalin komunikasi terapeutik
Lakukan pemeriksaan
Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk melakukan USG dan
memberikan terapi
Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
|
·
Pasien
merasa nyaman.
·
Mengetahui
keadaan yang abnormal.
·
Mengetahui
seberapa besar kista dan memberikan terapi yang tepat.
·
Ibu mengerti
tentang kondisinya.
|
3.6 Implementasi
Tgl/Jam
|
Implementasi
|
Paraf
|
03 Okt 2013
08.25 WIB
|
1. Menjalin
komunikasi terapeutik dengan klien sehingga klien bisa lebih kooperatif.
2. Melakukan pemeriksaan pada klien yaitu :
KU:
Baik
TD
: 110/80 mmHg
S : 36,5 0C
N : 84 x / menit
Palpasi : teraba massa di uterus
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk melakukan
:
a.
USG
:
-
Kistoma Ovarii dengan
diameter 5 cm
-
Uterus :
antefleksi
b. Terapi
:
-
Konservatif yaitu
dilakukan observasi kistanya setiap 3 bulan sekali
4. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa diameter
kistanya 5 cm dan menganjurkan ibu untuk mengurangai aktivitasnya sehingga ibu
tidak mudah lelah dan perbanyak istirahat.
Ibu harus
kontrol ulang setiap 3 bulan sekali untuk observasi kista nya.
|
|
3.7 Evaluasi
Tanggal : 03 Oktober 2011 Jam : 11.00 WIB
S : Ibu mengetahui kondisinya saat ini
O : Ibu dapat mengulangi penjelasan yang di sampaikan oleh dokter dan bidan.
A : P2002 dengan kistoma
ovari konservatif
P : - Memberi
HE tentang :
-
Nutrisi
-
Personal
hygiene
-
Istarahat
-
Aktivitas cukup
-
Hubungan sexual
- Follow up 3 bulan lagi di poli kandungan, yaitu pada tanggal 03
Desember 2013
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana.
EGC.
Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Arif Mansjoer. 2000. Kapita Selekta
Kedokteran.Jakarta: Media Aesculapius