Monday 11 January 2021

Hubungan Antara Gzi Lebih Dengan Perkembangan Motorik Kasar

 




ABSTRAK

 

Hubungan Antara Gzi Lebih Dengan Perkembangan Motorik Kasar

Pada Batita Usia 3 – 18 Bulan Di Desa Widang Kecamatan

Widang Kabupaten Tuban.

 

Salah satu kelompok umur yang beresiko obesitas adalah balita. Balita merupakan periode keemasan dalam perkembangan.. Tugas-tugas perkembangan pada masa ini merupakan dampak perkembangan fisik, psikis, dan sosial masa yang mendahului.. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara gizi lebih dengan perkembangan motorik kasar pada batita usia 3 – 18 bulan.

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan desain cross sectional. Dengan variabel independen Gizi Lebih dan variabel dependen Perkembangan Motorik Kasar. Populasi sebesar 50 batita. Tehnik sampling yangdigunakan adalah simple random sampling dengan besar sampel 44 batita. Pengumpulan data menggunakan observasi kemudian dianalisis dengan uji Spearmen Rank.

Hasil penelitian dari 44 responden menunjukkan gizi lebih ringan paling banyak perkembangan motorik kasarnya cepat yaitu sebesar 12 (75%)batita. Dan pada gizi lebih dengan kategori sedang paling banyak mengalami perkembangan motorik kasarnya normal yaitu sebesar 10 (66,6%) batita. Serta pada gizi lebih dengan kategori berat paling banyak mengalami perkembangan motorik kasarnya lambat yaitu sebesar 10 (77%) batita. Berdasarkan hasil SPSS versi 16,0 dengan menggunakan uji spearmen rank didapat nilai rs= - 0,782 dan nilai Sig 2 tailed (p) = 0,000 yang berarti α < 0,05. Maka H0 ditolak H1 diterima artinya terdapat hubungan antara gizi lebih dengan perkembangan motorik kasar.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gizi lebih dan perkembangan motorik kasar pada batita usia 3 – 18 bulan di Desa Widang Kec. Widang Kab. Tuban. Semakin besar tingkatan gizi lebih maka semakin lambat perkembangan motorik kasarnya. Oleh karena itu perlunya pengawasan orangtua terhadap aktifitas dan pola makannya.

 

Kata Kunci : Gizi Lebih, Perkembangan Motorik Kasar

ABSTRACT

 

Relationship Between Overload of Nutrition With gross motor development

On Toddlers Age 3-18 Months In Widang Village District

Widang Tuban .

 

One age group is toddlers who are at risk of obesity . Toddler is a golden period in the development . Developmental tasks of this period is the impact of physical, psychological , and social period preceding the . The purpose of this study is to identify the relationship between nutrition to the development of gross motor skills in toddlers ages 3-18 months .

In this study using a type of analytical study with cross-sectional design . With the independent variables and the dependent variable Nutrition More gross motor development . Population of 50 toddlers . Sampling technique which is used is simple random sampling with a sample size 44 toddler . Collection of data through observation and then analyzed with Spearmen Rank test .

The results of the 44 respondents indicated a lighter nutrient most rapid development of gross motor that is equal to 12 ( 75 % ) toddlers . And in the category of being overweight most experienced normal gross motor development at 10 ( 66.6 % ) toddler . As well as on nutrition with the most severe category experiencing slow gross motor development at 10 ( 77 % ) toddlers . Based on the results of SPSS version 16.0 using the test values ​​obtained spearmen rank rs = - .782 and the Sig 2 -tailed ( p ) = 0.000, which means α < 0.05 . Then H0 is rejected H1 acceptable means there is more to the relationship between nutrition gross motor development .

From this study it can be concluded that there is a significant relationship between nutrition and the development of gross motor skills in toddlers aged 3-18 months in the village Widang district. Widang Kab . Tuban . The greater the nutrient levels more then the slower gross motor development . Hence the need for parental supervision of activities and diet .

 

Keywords : Nutrition More , gross motor development

Thursday 7 January 2021

Nutrisi / gizi untuk remaja

Penelitian menunjukkan bahwa remaja dan anak makan dengan prosentase total kalori yang sama dari karbohidrat, protein dan lemak. Jumlah makan yang ditunda dan makan diluar rumah meningkat mulai awal remaja sampai remaja akhir. Terdapat peningkatan asupan makan siap saji yang cenderung mengandung lemak, kalori, natrium tinggi dan rendah asam folat, serat dan vitamin A.

Karakteristik pertumbuhan dan implikasi nutrisi yang cepat pada fisik, emosi, sosial dan seksual. Pertumbuhan mulai pada waktu yang berbeda pada remaja yang berbeda karena usia fisiologik adalah indikator yang lebih valid dari pada usia kronologik. Biasanya pertumbuhan cepat pada remaja putri usia 10-11 tahun, puncaknya pada usia 12 tahun dan selesai pada usia 15 tahun. Remaja putri mengalami deposisi lemak, khususnya di abdomen dan lingkar panggul, pelvis melebar dalam persiapan untuk hamil.

Remaja putri sedikit mengalami pertumbuhan jaringan otot dan tulang dibanding remaja putra, biasanya pertumbuhan cepat remaja putra pada usia 12-13 tahun, puncaknya 14 tahun dan selesai pada usia 19 tahun. Remaja putra mengalami peningkatan massa otot, jaringan tanpa otot dan tulang.

Gizi pada Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak kemasa dewasa. Pertumbuhan fisik cepat, perkembangan seks,perubahan sikap, mental dan respon emosional. Makanan remaja perlu disesuaikan dengan selera remaja tetapi lengkap zat gizi (kebutuhaan zat gizi terpenuhi).

Menu-menu yang praktis dengan pengolahan yang cepat, penyajian, kombinasi menarik yang disukai remaja seperti nasi goreng spesial, bakso lengkap mie goreng spesial,gado-gado dsb.

Pada masa ini remaja mulai membayangkan bentuk tubuh yang ideal seperti teman sebayanya atau idolanya. Karena itu sering kali merasa tidak puas dengan kondisi tubuhnya sendiri, dan berupaya untuk mencapai cita-citanya dengan segala cara misalnya dengan melangsingkan tubuh dan mengkonsumsi vitamin atau makanan suplemen lainya yang dilakukan oleh anak laki-laki.

Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat, zat gizi harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Adanya keikut sertaan dalam aktivitas sosial yang makin banyak maka akan mempengaruhi pula kebiasaan makannya. Remaja pada umumnya sudah lebih banyak makan diluar rumah. Mereka mulai banyak mengenal makanan jajanan belum lagi kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan maupun makan seperti alkohol dan merokok.

Penyediaan makanan seimbang untuk remaja dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Mengkaji data subyektif dan obyektif
  2. Perhitungan energi dan zat gizi :
  • Menghitung BBI = (TB cm - 100) - ((TB cm- 100)0,1) (kg)
  • Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi dengan rumus : 
  • Usia 13-15 th = 55 Kal/kg BBI (Laki-laki)

         50 Kal/kg BBI (Perempuan)

    Usia 16-18 th = 50 Kal/kg BBI (Laki-laki)

          45 Kal/kg BBI (Perempuan)

    3. Perencanaan menu mengandung unsur-unsur sbb :

     Tujuan :

    a. Menjaga status gizi dalam kondisi baik

    b. Menyediakan kecukupan zat gizi untuk tumbuh kembang

    c. Meningkatkan daya tahan tubuh

    Prinsip :

    a. Kalori tinggi baik untuk menunjang pertumbuhan dan aktivitas yang tinggi

    b. Protein tinggi untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak

    c. Vitamin dan mineral yang cukup

    d. Cairan dan serat yang cukup

    Syarat :

    a. Menu bervariasi

    b. Disajikan menarik

    c. Disajikan menu seimbang

    Perancanaan belanja :

    a. Bahan dipilih sesuai musim

    b. Bahan makanan dibuat bervariasi

    c. Menyusun menu sesuai biaya

Wednesday 6 January 2021

Gizi dalam kesehatan reproduksi


Gizi atau makanan tidak saja diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan fisik dan mental serta kesehatan, tetapi diperlukan juga untuk fertilitas atau kesuburan seseorang agar mendapatkan keturunan yang selalu didambakan dalam kehidupan keluarga.

Pada saat pasangan suami-istri memutuskan untuk mempunyai anak perlu segera mempersiapkan diri diantaranya mengatur asupan nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan fungsi reproduksi sehingga dapat menunjang fertilitas atau kesuburan dengan cara :

  1. Menghindari diet makanan pengendali berat badan
  2. Memilih makanan sehat dan seimbang
  3. Memilih makanan segar
  4. Mengolah makanan dengan baik
  5. Makanan bervariasi
  6. Menghindari segala jenis makanan yang mengandung zat pengawet

Hindari :

Makanan yang terlalu diolah dan mengandung bahan-bahan tiruan diantaranya adalah keju / daging olahan, makanan beku, makanan kalengan, sirup, kudapan asin, kacang, roti putih dan minyak yang terhidrogenasi.

Untuk menambah kesuburan pilih makanan :

  1. Daging dan alternatifnya
  2. Buah dan sayuran
  3. Susu dan hasil olahan susu
  4. Roti dan sereal yang tidak banyak diolah
  5. Pengaturan gizi ini dilakukan sejak wanita berusia 19-26 tahun
Pengaruh zat gizi pada fertilitas :

  1. Pada wanita anoreksia kadar hormon steroid mengalami perubahan dampaknya terjadi perubahan siklus ovulasi
  2. Asupan gizi yang berlebihan (gemuk) memiliki resiko tinggi terhadap ovulasi infertil dan fungsi ovulasi terganggu sehingga menjadi tidak subur
  3. Gangguan pematangan folikel akibat peningkatan LH dan kadar testosteron yang rendah
  4. Asupan tinggi lemak berpengaruh terhadap kadar hormon steroid
  5. Diet rendah lemak memperpanjang siklus, hari menstruasi serta memperpanjang lamanya fase folikuler


Askeb ANC Covid

  BAB III TINJAUAN KASUS 3.1     Pengkajian Hari / tanggal    : Senin, 20 Mei 2021                                           Jam   : 1...