Showing posts with label Gizi. Show all posts
Showing posts with label Gizi. Show all posts

Friday 2 July 2021

Konsep Dasar Status Gizi Pada Remaja Putri

 2.1    Konsep Dasar Status Gizi Pada  Remaja Putri

2.1.1        Pengertian Gizi

1.      Ruang lingkup gizi

Gizi atau disebut juga nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta hubungan nya dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat nutrien (zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan, pengaruh metabolisme serta akibat yang timbul bila  terdapat kekurangan (ketidakcukupan) zat gizi. Zat-zat gizi tidak lain adalah senyawa-enyawa kimia yang terkandung dalam makanan yang pada gilirannya diserap dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita. Terdapat sejumlah besar zat gizi yang sebagian diantaranya bersifat esensial yang artinya tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh sehingga harus dikonsumsi dari makanan-makanan amino, asam lemak dan sejumlah karbohidrat sebagai energi.

Sedangkan golongan zat-zat gizi yang tidak esensial adalah zat-zat gizi yang dapat disintesis (dibentuk) didalam tubuh dari senyawa zat gizi tertentu walaupun kesemuanya ini dapat juga bersumber dari diet (hidangan yang              kita konsumsi sehari-hari). zat gizi secara garis besar dibedakan dalam dua           bentuk yaitu makronutrien (zat gizi makro)  dan mikronutrien (zat gizi mikro)             (Paath, EF, 2004 : 4).

2.1.2        Pengertian status gizi

Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto (1990) mengungkapkan bahwa ada beberapa istilah yang berhubungan dengan status gizi yaitu sebagai berikut :

1.      Gizi (Nutrition) adalah sutu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.

2.      Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam selular tubuh.

3.      Status gizi (Nutrition status) adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu.

4.      Malnutrition (gizi salah, malnutrisi) adalah keadaan patologis akibat kekurangan/kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi. Terdapat 4 bentuk malnutrisi yaitu under nutrition, specific defisiency, over nutrition dan imbalance.

5.      Kekurangan Energi Protein adalah seseorang yang kurabg gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu.

(Supariasa, 2001 : 17-18)

Status gizi pada remaja putri adalah suatu tingkatan pada remaja putri yang merupakan akibat dari pemasukan dan penggunaan semua nutrien yang terdapat dalam makanan sehari-hari yang diperlukan oleh tubuh untuk tenaga, pemeliharaan pertumbuhan dan perbaikan sel (Budiyanto, 2001 : 219).


2.1.3        Kebutuhan gizi pada usia remaja

Makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan bagi remaja. Kekurangan konsumsi makanan baik secara kuantitatif maupun kualitatif akan menyebabkan terjadinya gangguan proses metabolisme tubuh yang tentunya mengarah pada timbulnya suatu penyakit. Demikian juga sebaliknya apabila konsumsi berlebih tanpa diimbangi suatu kegiatan fisik yang cukup, gangguan tubuh juga akan timbul. Jadi dalam hal mengkonsumsi makanan yang perlu diperhatikan adalah kecukupan agar didapatkan suatu fungsi tubuh yang optimal (Sayogo, 2006 : 27-28).

Tabel 2.1 Anjuran Kecukupan Gizi Remaja (13-18 tahun)

Jenis kelamin

Umur (tahun)

Berat (kg)

Kebutuhan gizi

Fe (mg)

Energi (kal)

Protein (gr)

Vit. A (RE)

Laki-laki

13-15

16-19

45

56

2400

2500

64

66

600

600

17

23

Perempuan

13-15

16-19

46

50

2100

2000

62

51

500

500

19

25

(Moehdji, 2003 : 66)

2.1.4        Penilaian status gizi

Penilaian status gizi dibagi menjadi 2 yaitu :

1.      Penilaian status gizi secara langsung

Penilaian status gizi ini dibedakan menjadi 4 macam penelitian yang meliputi antropometri, klinis, biokimia dan biofisika.

2.      Penilaian status gizi tidak langsung

Penilaian status gizi ini dibedakan menjadi 3 macam penilaian yaitu survey konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

(Supariasa, 2001 : 18-21)

Dalam penelitian ini cara penilaian status gizi yang digunakan adalah secara langsung dengan antropometri

Antropometri berhubungan dengan pengukuran dimensi dan komposisi tubuh pada berbagai tingkat umur. Digunakan untu melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi yang terlihat pada pola pertumbuhan fisik serta proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot (Paath EF, 2004 : 118).

Beberapa indeks antropometri yang sering duigunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) (Supariasa, 2001 : 56).

 

Parameter antropometri yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks massa tubuh (IMT) yang merupakan cara yang paling sederhana mengevaluasi status gizi. Perhitungan indeks massa tubuh mempunyai rumus :

                        

 

Tabel 2.2 Persentil/p IMT remaja perempuan menurut WHO (World Health Organization)

 

Umur (tahun)

P5

P50

P85

P95

10

14.23

17.00

20.19

23.20

11

14.60

17.63

20.18

24.59

12

14.98

18.36

22.17

25.95

13

15.36

18.95

23.08

27.07

14

15.67

19.32

23.88

27.07

15

16.01

19.32

24.29

28.51

16

16.37

20.09

24.74

29.10

17

16.59

20.36

25.23

29.72

18

16.71

20.57

25.56

30.22

(Sayogo, 2006 : 48-49)


Keterangan :

1.      Keadaan gizi dikategorikan kurang pabila IMT bernilai dibawah P5 (< P5).

2.      Keadaan gizi dikategorikan normal apabila IMT bernilai antara P5 - < P85.

3.      Keadaan gizi dikategorikan lebih apabila IMT bernilai ³ P85.

4.      Keadaan gizi dikateorikan obesitas apabila IMT bernilai ³ P95

2.1.5        Masalah gizi pada remaja

Masalah-masalah gizi pada remaja yang umum terjadi ada 3 hal yaitu : 1) Obesitas ; 2) Kurang gizi kronis ; dan 3) Anemia. Masalah gizi lainnya yang masih jarang adalah bulimia.

1.      Obesitas

Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remja daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang mekannya terlalu melebihi kebutuhannya sehingga gemuk. Badan gemuk lebih banyak terjadi pada anak perempuan daripada laki-laki. Keadaan gemuk ini berpengaruh kurang baik terhadap imaginasi diri, perkembangan psikis serta sosial, sehingga dapat berakibat isolasi atau depresi yang akhirnya memicu makan lebih banyak lagi (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2005 : 60).

2.      Kurang Energi Kronis

Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu banyak olahraga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makannya terlalu sedikit. Remaja putri yang menurun berat badannya secara drastis erat hubungannya dengan faktor emosional, seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang oleh lawan jenis kurang seksi. Banyak remaja kurang mengetahui bahwa deposit lemak paha, dada, bahu dan abdomen adalah normal dan sehat buat seorang perempuan sebagai calon ibu (DinKes Propinsi Jawa Timur, 2005 : 61).

3.      Anemia pada remaja

Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen.

Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia untuk tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi. Daging, hati, ikan, ayam merupakan bahan pangan yang mengandung zat besi yang berkualitas tinggi, artinya yang mudah dicerna dan siap untuk dipergunakan. Sebaliknya zat besi yang diperoleh dari bahan pangan nabati seperti kacang kedelai, serealia, sayur-sayuran dan buah-buahan, tidak mudah untuk diabsorbsi oleh pencernaan kita (DinKes Propinsi Jawa Timur, 2005 : 61-62).

2.1.6        Faktor penyebab masalah gizi pada usia remaja

1.      Kebiasaan makan yang buruk

Kebiasaan makan yang buruk yang berpangkal pada kebiasaan makan keluarga yang tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan terus terjadi pada usia remaja putri. Mereka makan seadanya tanpa mengetahui kebutuhan zat gizi tersebut terhadap kesehatan mereka (Moehdji, S, 2003 : 64).


2.      Pamahaman gizi yang keliru

Tubuh langsing sering menjadi idaman bagi remaja terutama remaja putri. Hal ini sering menjadi penyebab masalah karena untuk memelihara kelangsingan tubuh mereka menerapkan pengaturan makanan secara keliru, sehingga kebutuhan gizi mereka tidak terpenuhi. Hanya makan sekali sehari atau makan makanan seadanya, tidak makan nasi, merupakan penerapan prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong terjadinya gangguan gizi (Moehdji, S, 2003 : 65).

3.      Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu menyebabkan kebutuhan gizi tidak terpenuhi. Keadaan seperti ini biasanya terkait dengan “mode” yang tengah marak dikalangan remaja putri (Moehdji, S, 2003 : 65)

4.      Promosi yang berlebihan melalui media massa dan masuknya produk-produk makanan baru

Usia remaja putri merupakan usia dimana mereka sangat tertarik pada hal-hal yang baru. Kondisi itu dimanfaatkan oleh pengusaha makanan dengan mempromosikan produk makanan mereka dengan cara yang sangat mempengaruhi para remaja putri (Moehdji, S, 2003 : 65)

5.      Keterbatasan penhasilan keluarga

Tidak dapat disangkal bahwa penhasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan sehari-hari, baik kualitas maupun kuantitas          (Moehdji, S, 2003 : 65).


2.1.7        Dampak gizi tidak seimbang

1.      Dampak gizi kurang pada proses tubuh

a.       Pertumbuhan terhambat

b.      Produksi tenaga untuk bergerak, bekerja dan melakukan aktivitas berkurang

c.       Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun

d.      Terganggunya fungsi otak secara permanen

2.      Dampak gizi lebih pada proses tubuh

a.       Obesitas

b.      Penyakit-penyakit degenaratif seperti hipertensi

c.       Penyakit-penyakit diabetes

d.      Jantung koroner

e.       Penyakit hati dan kandung empedu

(Almatsier, S, 2001 : 11-12)

2.1.8        Penanggulangan masalah gizi

1.      Penangulangan masalah gizi kurang.

Penanggulangan masalah gizi kurang perlu dilakukan secara terpadu antar departemen dan kelompok profesi melalui upaya-upaya peningkatan pengadaan pangan, penganekaragaman produksi dan konsumsi pangan, peningkatan status sosial ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta peningkatan teknologi hasil pertanian dan teknologi pangan              (Almatsier S, 2001 : 306).


2.      Penanggulangan masalah gizi lebih

Penanggulangan masalah gizi lebih adalah dengan menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan penambahan latihan fisik atau olahraga serta menghindari tekanan hidup atau stres. Penyeimbangan masukan energi dilakukan dengan membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari alkohol (Almatsier S, 2001 : 308).

 


Monday 17 May 2021

gizi seimbang

 

2.1         Konsep Dasar Zat Gizi Seimbang

2.1.1   Pengertian

Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam satu hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan lainnya (Paath dkk, 2004).

Pemberian zat gizi seimbang adalah sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua, harus memenuhi kebutuhan yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.

Pemberian gizi seimbang adalah pemenuhan zat-zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan diperoleh melalui makanan sehari-hari. Dengan makan makanan yang bergizi seimbang secara teratur, diharapkan pertumbuhan anak akan berjalan optimal (Marimbi, 2009).

2.1.2   Fungsi Gizi Seimbang pada Balita

Fungsi gizi seimbang pada balita (Sediaoetama, 2000) adalah :

1.    Sebagai zat tenaga/energi yaitu karbohidrat, lemak, dan protein

2.    Sebagai zat pembangun yaitu protein

3.    Sebagai zat pengatur yaitu vitamin dan mineral

2.1.3   Manfaat Gizi Seimbang Pada Balita

1.    Mempengaruhi tingkat pertumbuhan otak dan tingkat kecerdasan anak

2.   

7

Memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik anak sehari-hari

3.    Memberikan perlindungan dalam tubuh (menjaga keseimbangan cairan tubuh) dari infeksi (Moeji, 2003)

2.1.4   Prinsip Gizi pada Balita

Pada balita menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serelia (seperti bubur beras, roti) daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu diblender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah. Adakalanya anak tidak mau makan dan sebagai gantinya ibu memberikan susu. Kebiasaan demikian akan mengarah ke diet yang hanya terdiri dari susu saja. Berian nasihat kepada ibu atau pengasuhnya bahwa kebiasaan demikian tidak baik bagi anaknya. Ibu harus dapat bertindak keras, jika anak sehat tidak mau makan-makanan padatnya, jangan diberikan susu sebagai pengganti akan tetapi bawa pergi makanan itu dan coba lagi jika anak sudah lapar (Paath, 2004).

2.1.5   Pengaturan Makanan Untuk Anak

Jika kita hendak menentukan makananyang tepat untuk seseorang bayi atau anak, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1.    Menentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrien dengan menggunakan data tentang kebutuhan nutrien.

2.    Menentukan jenis makanan, yang dipilih untuk menterjemahkan nutrien yang diperlukan dengan menggunakan daftar komposisi nutrien dari berbagai macam bahan makanan.

3.    Menentukan jenis makanan, yang akan diolah sesuai hidangan (menu) yang dikehendaki.

4.    Menentukan jadwal untuk waktu makan dan menentukan hidangan.

5.    Memperhatikan intake yang terjadi terhadap hidangan tersebut. Perlu dipertimbangkan kemungkinan faktor selera terhadap suatu makanan.

Untuk pengaturan makanan yang tepat perlu diperhitungkan faktor-faktor sebagai berikut : 1) umur 2) berat badan 3) diagnosisdari penyakit dan stadium (keadaan) 4) keadaan mulut sebagai alat penerima makanan 5) kebiasaan makan, kesukaan (like) dan ketidaksesuain (dislike) acceptabillity dari jenis makanan dan toleransi dari pada anak terhadap makanan yang diberikan.

Dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut di atas, umumnya tidak akan terjadi banyak kekeliruan dalam mengatur makanan untuk seorang bayi dan anak (Wiryo, 2002).

2.1.6   Bahan Makanan

Dalam kehidupan sehari-hari, bahan makanan disebut juga bahan pangan, dapat diperoleh dalam berbagai sumber dan bentuk. Ada bahan makanan yang disebut sayuran, daging, dan buah. Masing-masing bahan makanan terdiri atas berbagai jenis seperti sayur bayam, sayur kangkung, dan sayuran lainnya. Kelompok daging seperti daging sapi, daging ayam, ikan, dan lainnya. Setiap bahan makanan mengandung beberapa zat gizi. Umumnya ada zat gizi yang dominan dalam jumlah yang dikandung suatu bahan makanan sehingga bahan makanan tersebut disebut sebagai sumber zat gizi tersebut.

Di indonesia dikenal susunan hidangan sehari-hari Indonesia. Dalam susunan hidangan ini, digunakan berbagai jenis bahan makanan yang terdiri atas empat kelompok, yaitu :

1.    Bahan makanan pokok

2.    Bahan makanan lauk pauk

3.    Bahan makanan sayuran

4.    Bahan makanan buah-buahan

5.    Susu dan telur

Susu merupakan bahan makanan yang khusus, karena kandungan zat gizinya dan fungsinya terutama untuk golongan masyarakat tertentu, seperti bayi, anak, ibu hamil dan menyusui. Telur dan susu memiliki kandungan zat gizi dan fungsi yang banyak sehingga kedua bahan makanan ini dibahas tersendiri.

1.    Bahan Makanan Pokok

Dalam susunan hidangan Indonesia sehari-hari, bahan makanan pokok merupakan bahan makanan yang memegang peranan penting. Bahan makanan pokok dapat dikenal dari makanan yang dihidangkan pada waktu makan pagi, siang atau malam. Pada umumnya porsi makanan pokok dalam jumlah (kuantitas/volume) terlihat lebih banyak dari bahan maknan lainnya. Dari sudut ilmu gizi, bahan maknan pokok merupakan sumber energi (kalori) dan mengandung banyak karbohidrat. Beberapa jenis bahan makanan pokok juga memberikan zat protein yang relatif cukup besar jumlahnya dalam konsumsi manusia.

2.    Bahan Makanan Lauk Pauk

Bahan makanan lauk pauk didalam pola makan orang Indonesia berfungsi sebagai teman makanan pokok yang memberikan rasa enak, merupakan sumber zat gizi protein dalam menu makanan sehari-hari. Lauk pauk amat bervariasidalam hal bahan makanan maupun tehnik pengolahan dan bumbunya.sebagai sumbernya dikenal bahan makanan berasal dari hewan seperti daging dan ikan. Contoh dari tumbuhan yaitu kacang-kacangan terutama kacang kedelai serta hasil olahannya yaitu tahu, tempe dan sebagainya.

Bahan makanan lauk pauk banyak mengandung protein sebagai zat pembangun, pada bahan makanan yang berasal dari hewani disebut protein hewani, protein yang terdapat pada bahan tumbuh-tumbuhan disesbut protein nabati.

3.    Bahan Makanan Sayuran

Dalam hidangan orang Indonesia, sayur m ayur adalah sebagai teman makanan pokok, pemberi serat dalam hidangan serta pembasah karena umumnya dimasak berkuah.

Tumbuhan nabati sebagai asal bahan makanan sayur mayur terdapat dalam berbagai jenis dan jumlah yang banyak di Indonesia. Sayur mayur dapat berupa bagian dari tumbuhan seperti batang (batang pisang), bunga (jantung pisang), umbi (kentang) maupun buah m uda (labu).

Sayur mayur merupakan sumber vitamin dan mineral. Namun, zat-zat gizi ini dapat rusak atau berkurang jika mengalami pemanasan.

4.    Bahan Makanan Buah-Buahan

Buah-buahan merupakan santapan terakhir dalam suatu acara makan atau dimakan kapan saja. Umumnya dipilih buah yang sudah ranum (masak/tua) dengan rasa manis dan dimakan mentah. Dapat juga buah-buahan ini diolah atau diawetkan. Buah-buahan merupakan sumber vitamin bagi manusia. Ada beberapa jenis buah yang juga memberikan kalori yang cukup tinggi seperti lemak yang terkandung dalam avokat ataupun karbohidrat yang terdapat pada durian.

2.1.7   Kebutuhan Gizi yang di Butuhkan Balita

1.    Karbohidrat

Fungsi utama karbohidrat adalah meneydiakan energi bagi tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4kkalori. Untuk memelihara kesehatan, WHO (1990) menganjurkan agar 55-57% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya 10% berasal dari gula sederhana (Almatsier, 2002).

Karbohidrat menyediakan energi terbesar untuk tubuh, bila tidak ada karbohidrat tubuh menggunakan protein dan lemak untuk energi. Karbohidrat mengkin membentuk 1% berat badan karena ukuran hati anak adalah 100% dari ukuran hati orang dewasa dan masa akut adalah 2% cadangan glikogen anak merupakan fraksi (sekitar 3,5%) dari fraksi orang dewasa. Contoh bahan makanan yang mengandung karbohidrat : beras, jagung, sagu, singkong, roti, sukun, gula murni (Paath,2004).

2.    Protein

Protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena yang paling erat hubungannya dengan proses-prose kehidupan (Santoso,1999). Klasifikasi protein berdasrkan sumbernya adalah protein hewani dan protein nabati (Paath,2004). Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan tahu serta kacang-kacangan lain (Almatsier, 2002). Fungsi protein sebagai zat pembangunan, zat pertahanan tubuh dan zat pengatur proses-proses metabolisme (Paath, 2004).

Protein membentuk sekitar 20% berat badan orang dewasa. Potein mengandung asam amino yang digugnakan untuk membentuk protoplasma sel, selain itu juga untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan. Protein terdiri dari 24 asam amino dan 9 ditemukan merupakan esensial untuk anak.

3.    Lemak

Lemak memegang peranan penting sebagai komponen struktural dan fungsional membran sel dan perkusor senyawa yang meliputi berbagai segi dari metaboisme (Soetjiningsih, 2002).

Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO (1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan (Almatsier, 2002).

Sumber utama lemak adalah minyal tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah kacang kedelai, jagung dan sebagainya) mentega, margarin, dan lemak hewan (lemak daging dan sayuran), alpukat (Almatsier,2002). Di dalam tubuh lemak berfungsi terutama sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbun di tempat-tempat tertentu. Fungsi lain lemak sebagai sumber utama energi, sebagai pelarut vitamin. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K) (Paath,2004).

4.    Vitamin

Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh (Almatsier,2002). Fungsi vitamin adalah berlainan untuk berbagai vitamin.

Secara umum berdasarkan sifat kelarutanya vitamin dikelompokkan menjadi 2:

1)   Vitamin larut dalam lemak

a.     Vitamin A

Beberapa fungsi vitamin A antara lain : pengelihatan, pertumbuhan dan perkembangan, diferensial sel, reproduksi. Sumber vitamin A yang baik dalam diet : performed retinal (hati, makanan yang diperkaya vitamin A dan susu), karoten (sayur daun hijau tua, buah dan sayur kuning dan orange) (Soetjiningsih, 2004).

b.    Vitamin D

Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari (Almatsier, 2002). Sumber vitamin D dapat diperoleh melalui makanan, terutama makanan hewani seperti kuning telur, krim, mentega, minyak ikan dan hati.

Fungsi vitamin D adalah meningkatkan absorbsi Ca dan Phosphat didalam usus, mendorong pembentukan garam-garam Ca di dalam jaringan yang memerlukan dan meningkatkan resorpsi hosphat didalam tubuh (Soediaoetama,2000).

c.     Vitamin E

Beberapa fungsi vitamin E antara lain : sebagai antioksidan, sitesis DNA,  dan merangsang reaksi kekebalan.

Sumber utama vitamin E adalah minyak kecambah, gandum, biji-bijian, sayur dan buah-buahan (Almatsier,2005).

d.    Vitamin K

Vitamin K berfungsi sebagai membantu proses darah dan kofaktor enzim karboksilase. Sumber vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hiajau, kacang buncis, kacang polong, kol dan brokoli.

2)   Vitamin larut dalam air

a.     Vitamin C

Fungsi vitamin C didalam tubuh bersangkutan dengan sifat alamiahnya sebagai antioksidan, vitamin C berperan serta didalam banyak proses metabolisme yang berlangsung didalam jaringan tubuh (Soediaoetama, 2000). Vitamin C pada umumnya hanya terdapat didalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah-buahan terutama yang asam seperti jeruk, nanas, rambutan pepaya, gandaria dan tomat (Almatsier, 2002).

b.    Vitamin B1 (tiamin)

Fungsi tiamin didalam tubuh adalah metabolisme lemak, protein, dan sitesis asam nukleat. Sumber utama tiamin adalah beras, sumber tiamin lain adalah kacang-kacangan, semua daging tanpa lemak, kuning telur, unggas, ikan dan roti dari gandum (Almatsier,2002).

c.     Vitamin B2 (Riboflavin)

Fungsi riboflavin adalah terlibat dalam metabolisme energi dan pertumbuhan dan perawatan jaringan. Riboflavin terdapat didalam makanan hewani dan nabati yaitu didalam makanan hewani dan nabati, yaitu didalam susu, keju, hati, daging dan sayuran berwarna hijau (Almatsier, 2002).

d.    Vitamin B6 (Piridoksin)

Fungsi piridoksin adalah terlibat dalam sintesis protein , sintesis hemoglobin dan pembentukan sfingolipida yaitu meilin yang mengurangi sel saraf. Sumber vitamin B6 yang baik dalam diet : unggas, ikan, pisang, daging merah dan susu (Soetjiningsih,2002).

e.     Vitamin B12 (Kobalamin)

Peranan vitamin B12 diperlukan untuk pembentukan sel darah merah, membangun material genetik, fungsi saraf dan metabolisme protein dan lemak (Soetjiningsih,2002). Sumber dalam diet : hati, daging merah, ikan, telur dan susu (Soetjiningsih,2002).

5.    Air

Tubuh manusia mengandung air kira-kira 60-70% setiap hari tubuh kehilangan air sekitar 2,5 liter dan harus diganti dengan yang baru.

Sumber air yang nyata berupa air dan minum lain, hampir semua makanan mengandung air, sebagian besar buah dan sayuran mengandung sampai 95% air sedangkan daging, ayam dan ikan sampai 70-80% (Almatsier,2002).

Fungsi air adalah untuk membantu proses pencernaan makanan, mengangkut zat-zat gizi keseluruhan tubuh, mengeluarkan sisa-sisa pencernaan makanan, melumasi persendian dan mengurangi resiko pembentukan batu ginjal.

Tubuh paling kurang harus mengeluarkan 500 ml air sehari melalui urine, pengeluaran air ini harus disesuaikan dengan pemasukan air. Disamping melalui urine, tubuh kehilangan air melalui paru-paru sebagi uap, melalui kulit sebagai keringat dan sedikit feses. Jumlah air yang hilang rata-rata tiap hari sebanyak 2,5 liter (Almatsier,2002).

6.    Mineral

Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.

Mineral digoongkan kedalam mineral makro dan mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari.

Sumber mineral paling baik adalah makanan hewani, kecuali magnesium yang lebih banyak dalam makanan nabati (Almatsier, 2009).

Mineral merupakan komponen zatgizi yang harus dikonsumsi anak setiap hari terdiri dari kalsium dan fosfor untuk pembentukan tulang dan gigi serta pertumbuhan keseluruhan termasuk perkembangan sel saraf dan otak, zat besi yang mengandung zat yang baik untuk pembentukan hemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut dari paru-paru keseluruh tubuh, mangan dan seng berperan pada masalah produksi dan untuk pertumbuhan, yodium sebagai bahan baku hormon tiroksin untuk pertumbuhna dan dapat mendorong perkembangan otak anak.

Tabel 2.1 Anjuran Makanan Sehari Untuk Berbagai Golongan Umur

 

Anjuran makanan sehari untuk berbagai golongan umur

Golongan

Nasi

Lauk-pauk

Sayur

Buah

Susu

Laki-laki dewasa

20-39 tahun

40-59 tahun

60- keatas

 

Wanita dewasa

20-39 tahun

40-59 tahun

60- keatas

Hamil

Menyusukan

 

Laki-laki remaja

16-19 tahun

13-15 tahun

10-12 tahun

 

Wanita remaja

16-19 tahun

13-15 tahun

10-12 tahun

 

Anak-anak

7-9 tahun

4-6 tahun

1-3 tahun

 

10xP

9 xp

6 xp

 

 

6 xp

5 xp

4 xp

7 xp

8 xp

 

 

10 xp

8 xp

8 ½ xp

 

 

7 xp

7 xp

8 xp

 

 

6 xp

6 xp

3 xp

 

2xd

3 xd

3 xd

 

 

2 xd

3 xd

4 xd

3 xd

3 xd

 

 

3 xd

8 xd

2 xd

 

 

3 xd

3 xd

2 xd

 

 

2 xd

2 xd

2 xd

 

3xT

4 xT

5 xT

 

 

3 xT

3 xT

4 xT

3 xT

3 xT

 

 

3 xT

3 xT

3 xT

 

 

3 xT

4 xT

3 xT

 

 

3 xT

2 xT

3 xT

 

11/2 xS

11/2 xS

11/2 xS

 

 

11/2 xS

11/2 xS

11/2 xS

3xS

3xS

 

 

11/2 xS

11/2 xS

11/2 xS

 

 

11/2 xS

11/2 xS

11/2 xS

 

 

11/2 xS

11/2 xS

1xS

 

2xB

2xB

2xB

 

 

2xB

2xB

2xB

2xB

2xB

 

 

2xB

2xB

2xB

 

 

2xB

2xB

2xB

 

 

2xB

2xB

1xB

 

 

 

 

 

 

 

 

 

½ x Gl

½ x Gl

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1 x Gl

½ x Gl

½ x Gl

Keterangan :

P     : Piring ( sepiring nasi = 60 g beras)

D    : Daging ( sepotong daging = 25 gr daging )

T     : Tempe ( sepotong tempe = 25 gr tempe )

S     : Sayur ( semangkuk sayur = 100 gr sayuran hijau )

B    : Buah ( sepotong buah pepaya = 100 gr papaya )

Gl   : Gelas (segelas susu = 200 gr susu segar )

Sdm : Sendok makan

-       Untuk golongan dewasa dan remaja ditambah dengan 3 sendok makan gula dan sendok makan minyak makan

-       Untuk golongna anak-anak umur 1-3 tahun, tambah 2 sdm gula + 2 sdm minyak, usia 7-12 tahun, tambah 3 sdm gula + sdm minyak


2.1.8  
Masalah Akibat Gizi Tidak Seimbang pada Balita

1.    Akibat gizi kurang pada proses :

a.    Pertumbuhan

Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein digunakan sebagai zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok.

b.    Produksi tenaga

Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan anak kekurangan tenaga untuk bergerak dan melakukakan aktivitas.

c.    Pertahanan tubuh

Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang, sehingga seorang anak mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk dan diare. Pada anak-anak hal ini dapat membawa kematian.

d.   Struktur dan fungsi otak

Kurang gizi pada balita dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kemampuan berpikir. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.

e.    Perilaku

Anak balita yang kekurangan gizi menunjukkan perilaku tidak tenang. Mereka mudah tersinggung, cengeng dan apatis.

2.    Akibat gizi lebih pada proses tubuh

Gizi lebih akan menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan energi yang dikonsumsi disimpan di dalam jaringan dalam bentuk lemak. Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko dalam terjadinya berbagai penyakit degeneratif (Almatsier, 2009)

2.1.8   Penatalaksanaan Masalah Gizi Tidak Seimbang pada Balita

1.    Pemeliharaan gizi pada masa prenatal

2.    Pengawasan tumbuh kembang anak sejak lahir dengan menggunkan KMS (Kartu Menuju Sehat)

3.    Pencegahan dan penanggulangan dini penyakit infeksi yaitu melalui imunisasi dan pemeliharaan sanitasi

4.    Pengaturan makanan yang tepat dan benar, yaitu pemanfaatan Asi secara tepat dan benar, pemberian makanan pendamping Asi dan makanan sapihan serta makanan setelah usia setahun

5.    Edukasi pemberian makanan yang benar sesuai umur anak yaitu dengan penyuluhan gizi seimbang (Moeji, 2003)

2.1.9   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Gizi Seimbang

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian zat gizi seimbang adalah :

1.    Keluarga

Pada bayi anak pra sekolah, keluarga adalah faktor utama yang berpengaruh terhadap kebiasaan makan anak. Orang tua dan saudara yang lebih tua merupakan model bagi anak yang lebih muda terhadap kebiasaan makanannya. Kebiasaan makanan favorit dan makanan yang tidak disukai anak sejak usia dini akan terbawa sampai dewasa dan sulit dihilangkan.suasana pada waktu makan mempengaruhi nafsu makan anak. Ada saat ini dimana banyak ibu yang bekerja, mengakibatkan makanan anak sangat bergantung pada pembantu, keluarga ataupun makanan di TPA (tempat penitipan anak) dengan segala konsekuensinya terhadap kualitas, kuantitas serta kebiasaan dari makanan tersebut.

2.    Media

Dengan gencarnya iklan makanan dalam televisi, dapat berpengaruh terhadap asupan makanan anak-anak karena masih belum dapat berfikir secara kritis terhadap iklan komersial tersebut. Padahal sebagian besar makanan yang diiklankan mengandung tinggi lemak, gula dan sodium. Televisi juga dapat mempengaruhi tumbuhkembang anak dengan penurunan aktifitas dan pemakaian waktu luang secara pasif dengan menonton tv selama berjam-jam.

3.    Teman sebaya

Sejak dengan bertambah luasnya kontak sosial anak dengan lingkungannya, maka tidak dapat dihindari pengaruh teman sebaya terhadap pilihan makanan anak. Hal ini ditandai dengan penolakan yang tiba-tiba terhadap makanan yang biasanya dikonsumsi dan meminta yang sedang populer. Tingkah laku ini suatu saat akan berubah. Orang tua harus membatasi pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan dan juga harus lebih realistias, karena pergolakan terhadap makanan akan hilang dengan sendirinya.

4.    Penyakit

Penyakit dapat menurunkan nafsu makan dan asupan makanan. Penyakit akut walaupun berlangsung singkat dapat meningkatkan kebutuhan air, protein dan zat makanan lainnya. Sedangkan pada penyakit kronis seperti asma atau penyakit jantung bawaan, sulit untuk menentukan kebutuhan zat makanan agar pertumbuhan anak optimal.

Askeb ANC Covid

  BAB III TINJAUAN KASUS 3.1     Pengkajian Hari / tanggal    : Senin, 20 Mei 2021                                           Jam   : 1...