Wednesday 30 June 2021

Konsep Dasar Remaja

 

2.1    Konsep Dasar Remaja

2.1.1        Pengertian remaja

Masa remaja dalam perjalanan hidup kita adalah suatu periode transisi yang memiliki rentang dari masa kanak-kanak yang bebas dari tanggung jawab sampai pencapaian tanggung jawab pada masa dewasa. Remaja secara umum dianggap mencakup individu berusia antara 10 sampai 19 tahun, sehingga kesehatan reproduksi remaja memperhatikan kebutuhan fisik, sosial dan emosional kaum muda (Glasier, 2005 : 230).

2.1.2        Pembagian masa remaja

Masa remaja dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1.      Usia remaja awal (10-12 tahun)

Ciri perkembangan remaja awal :

a.       Cemas terhadap penampilan perkembangan fisik :

Remaja sangat memperhatikan dirinya dan sering bercermin, kadang-kadang jerawat satupun menjadi masalah.

b.      Perubahan hormonal :

Terjadi perubahan perilaku, misalnya anak yang tadinya baik dan penurut menjadi lebih agresif. Baik pada pria maupun pada wanita mulai timbul jerawat.


c.       Ingin kebebasan sebagai seorang individu :

Mulai melepaskan diri dari ikatan keluarga. Membentuk cara berpakaian, berbicara dan berpenampilan sendiri dalam rangka usaha untuk membentuk identitas diri. Hal ini kadang-kadang sulit diterima orang tua.

d.      Mulai tidak patuh terhadap peraturan orang tua dan ingin lebih bebas :

Orang tua perlu berhati-hati dalam mengatasi hal ini dan perlu membina yang lebih dekat dengan remaja. Harus ada keseimbangan antara kebebasan yang diberikan dan peraturan yang harus dipatuhi oleh remaja.

e.       Teman menjadi amat penting :

Ingin lebih dekat dengan teman sebaya dan membentuk ciri remaja misalnya cara berpakaian, model rambut dan menyenangi jenis musik yang sama.

f.       Butuh rasa kebersamaan dalam kelompok :

Remaja putra membentuk “gang” dan remaja putri mempunyai satu atau dua orang sahabat karib. Remaja tersebut mulai mengritik orang tua.

g.      Menuntut keadilan yang bertitik tolak dari sisi remaja :

Mungkin menjadi tidak bertoleran, sulit berkompromi, sering pula iri hati terhadap saudara. Kadang-kadang mulai melawan otoritas sekolah.


2.      Usia remaja pertengahan (13-15 tahun)

Ciri perkembangan remaja pertengahan :

a.       Bersifat lebih sabar dan toleran, serta dapat menerima pendapat orang lain walaupun berbeda dengan pendapat remaja itu.

b.      Belajar berfikir secara independen dan membuat keputusan sendiri. mereka menolak campur tangan dan pengendalian orang tua terhadap kehidupan mereka. Pengaruh teman sebayanya semakin berkurang. Seaiknya orang tua jangan terlalu mengendalikan, tapi perlu memberikan kepercayaan kepada anak.

c.       Terus menerus bereksperimen mencari citra diri yang cocok bagi mereka. Cara berpakaian, model rambut, sikap dan pendapat mereka dapat seringkali berubah. Orang tua sering menjadi cemas dan takut hal ini akan menetap.

d.      Remaja butuh pengalaman baru dan sering berperilaku yang berisiko tinggi. Mereka mulai merokok, minum alkohol dan menggunakan obat-obatan. Orang tua perlu meberi contoh yang baik dan memberi batasan terhadap perilaku remaja.

e.       Lebih bersosialisasi dan tidak pemalu lagi.

f.       Mulai membentuk nilai dan moral yang cocok dengan mereka. Mereka mulai mempertanyakan nilai yang diterima dari orang tua. Hal ini dapat menjadi masalah, bila remaja menolak sikap yang dijunjung tinggi oleh keluarga.

g.      Mulai lebih akrab dengan teman dan agak menjauh dari keluarga.

h.      Mulai membina hubungan dengan lawan jenis. Mereka butuh kerahasiaan. Orang tua seringkali cemas terhadap keselamatan anak.

i.        Cara berfikir sudah lebih luas dan timbul keinginan untuk mengetahui tentang dunia ini. Mampu berfikir abstrak dan hipotesis. Mulai mengadakan diskusi dan debat.

j.        Sangat tertarik terhadap kesenian seperti musik atau seni lukis. Hal ini dapat menyebabkan terabainya pelajaran sekolah.

k.      Ingin berpergian sendiri, mengikuti kegiatan seperti mendaki gunung atau surfing.

3.      Usia remaja akhir (16-19 tahun)

a.       Remaja bersifat idealistik dan berusaha mendapatkan keadaan sosial atau politik yang akan mereka anut. Hal ini sering bertentangan dengan orang tua.

b.      Melibatkan diri dengan kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar keluarga. Mereka lebih senang pergi dengan kawan daripada berlibur dengan keluarga. Orang tua yang selalu melindungi anak akan mengakibatkan friksi dengan anak.

c.       Mempersiapkan diri untuk mencari kebebasan secara finansial atau emosional.

Kecemasan atau ketidakpastian tentang masa depan dapat dilampiaskan dengan marah, percaya diri dan self esteem. Orang tua masih memdukung secara finansial walaupun remaja tersebut sudah tidak tergantung lagi secara emosional pada orang tua.

d.      Menjadi lebih mampu membina hubungan dengan lawan jenis dan menghabiskan waktunya lebih banyak dengan teman. Orang tua sering cemas tentang hubungan yang terlalu dini dan serius yang mungkin mengganggu sekolah.

e.       Siap menjadi independen, mungkin ingin meninggalkan keluarga dan menemukan tempatnya sendiri.

f.       Merasa sebagai orang dewasa yang sepadan dengan keluarganya, bahkan dalam hal tertentu merasa lebih berpengalaman daripada orang tua nya.

(Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2005 : 37-39).

2.1.3        Pertumbuhan Fisik Pada Remaja

Yang spesifik pada pertumbuhan fisik baik laki-laki maupun wanita remaja kecepatan tumbuhnya. Pada saat ini, pertumbuhan tinggi badan (linear) amat cepat. Selama hidup manusia mengalami dua masa pertumbuhan cepat (Growth Spurt) yaitu pada masa bayi dan masa pubertas. Perbedaan fisik laki-laki dan wanita adalah pada pertumbuhan organ reproduksi yang berdampak pada diproduksinya hormon wanita dan laki-laki. Penampilan yang berbeda dan bentuk tubuh akibat berkembangnya tanda seks sekunder (payudara, bulu pubis, jakun).

Untuk melihat perbedaan antara remaja pria dan wanita secara biologis, dapat terlihat dari dua segi anatomis dan faal. Secara anatomis berarti kita melihat dari bentuk dan susunan tubuh, sedangkan segi faal berarti melihat dari fungsi alat-alat tubuh. Secara awam kita dapat membedakan antara remaja pria dan wanita dari bentuk tubuh yaitu pria pada umumnya mempunyai bahu lebih bidang dibanding wanita, pinggul lebih kecil, otot-otot yang lebih berbentuk dan besar, sedangkan pada wanita yang lebih menonjol adalah pertumbuhan payudara yang lebih besar, pinggul lebih besar, otot-otot yang lebih halus. Perbedaan lain adalah alat kelamin yang dipunyai atau disebut sebagai alat reproduksi. Pada saat pubertas terjadi perubahan fisik yang bermakna sampai pubertas berakhir dan berhenti pada saat dewasa, keadaan ini terjadi pada semua remaja normal. Yang bervariasi adalah awal mulainya. Mungkin ada remaja yang sudah mulai tumbuh kumis tipis sedangkan yang lain belum. Hal ini adalah variasi normal perkembangan. Seringkali keterlambatan perkembanagn dibanding teman sebaya menjadikan remaja risau. Akan tetapi bila tidak terlalu jauh dengan temannya masih bisa dianggap normal dan dalam waktu yang tidak lama akan dapat mengejar ketinggalan pertumbuhan tersebut. Harus diingat bahwa seorang anak berkembang pada saat yang berbeda dan dengan kecepatan yang berbeda pula, mungkin seorang anak sudah masak saat usia 15 tahun, sedang yang seorang baru saja memulai proses pubertasnya.

(Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2005 : 12-13).

Sunday 27 June 2021

ASKEB NEO PREMATUR KURANG BULAN

 

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI Ny.DKURANG BULAN SESUAI MASA

KEHAMILAN USIA  1 HARI DENGAN PREMATUR

DIRUANG NEONATUS RSUD Dr. KOESMA TUBAN

TANGGAL 31 MARET – 12 APRIL 2014

 

 

 

 BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    Latar Belakang

Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia dalam keadaan yang terbatas, maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain.

Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus (Nealson, 1998).

Morbiditas dan mortalitas perinatal mempunyai kaitan sangat erat dengan kehidupan janin dalam kandungan dan waktu persalinan. Bila digolongkan maka ada 5 kelompok besar penyebab morbiditas dan mortalitas janin diantaraya anoksia dan hipoksia, infeksi, BBLR dan prematur sejati, trauma lahir dan cacat bawaan. Salah satu dari yang disebutkan di atas yaitu BBLR dan prematur.

Di Negara maju angka kejadian kelahiran bayi prematur sekitar 6-7 %, di Negara sedang berkembang, angka kematian ini lebih kurang 3 kali lipat. Di Indonesia kejadian bayi prematur belum dapat dikemukakan disini tetapi angka di RSCM Jakarta berkisar antara 22-24 % dari semua bayi yang dilahirkan pada 1 tahun. (IKA, Jilid 3, H)

Dapat diklasifikasikan bahwa 16% seluruh kelahiran hidup pada bayi prematur digaris batas (37 mgg masa gestasi), 6% - 7% seluruh kelahiran hidup pada bayi prematur sedang (31-36 mgg gestasi), dan bayi sangat prematur (24-30 mgg gestasi) hanya 0,8% seluruh kelahiran hidup.

Masalah yang harus dihadapi oleh semua bayi neonatal terhadap lebih banyak pada bayi premature missal mereka membutuhkan oksigen 3x lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang cukup umur, karena pusat pernafasan lebih baik.

Maka, masalah kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan kebidanan, dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan kepada klien.

Tujuan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan kebidanan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan masalah kebidanan.

 

1.2    Tujuan

1.2.1   Tujuan Umum

Dalam menyusun laporan ini diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan dan mengaplikasikan asuhan kebidanan pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur secara optimal dan tepat dan memahami teori asuhan kebidanan yang ada pada akademik.

 

1.2.2   Tujuan Khusus

1.    Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur.

2.     Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan masalah pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur.

3.    Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan masalah potensial pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur.

4.    Mahasiswa mampu menentukan identifikasi kebutuhan segera pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur.

5.    Mahasiswa mampu melakukan perencanaan / intervensi secara menyeluruh pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur.

6.    Mahasiswa mampu melakukan atau melaksanakan tindakan pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur.

7.    Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur.

 

 

1.3    Ruang Lingkup

Dalam laporan asuhan kebidanan ini kami membatasi bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur di ruang Neonatus RSUD Koesma Tuban.

 

1.4    Metode Penelitian

1.4.1        Rencana Penelitian

Metode yang dipelajari dalam meyusun laporan ini adalah metode deskripsi berapa studi kasus, yaitu membandingkan studi dengan kasus yang nyata di lapangan.

1.4.2        Tempat pengambilan Data

Laporan ini diambil di ruang Neonatus RSUD Dr. Koesma Tuban.

1.4.3        Teknik Pengambilan Data

a.    Wawancara

Anamnesa langsung dengan klien serta keluarganya.

b.    Observasi

Mengamati langsung kondisi klien, meliputi tanda-tanda vital.

c.    Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan menyeluruh, yaitu mulai dari inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi serta pemeriksaan menunjang lainnya.

d.   Studi Kepustakaan

Data diperoleh dari status pasien dan buka yang berhubungan dengan abortus.

 

1.5    Pelaksanaan

Praktek lapangan ini dilaksanakan di ruang neonatus RSUD Dr. KoesmaTuban mulai tanggal 31 Maret12 April 2014.

 

1.6    Sistematika Penulisan

BAB 1             : Berisikan latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode

penulisan, pelaksanaan dan sistematika penulisan

BAB 2             : Berisikan konsep dasar sesuai dengan kasus atau asuhan

kebidanan yang diambil Konsep dasar asuhan kebidanan menurut hellen varney

BAB 3             : Berisikan tentang pengkajian, diagnosa atau masalah potensial,

tindakan segera atau kolaborasi, intervensi atau perencanaan, implementasi atau pelaksanaan dan Evaluasi

BAB 4             : Berisikan kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1    Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

2.1.1   Pengertian

Bayi baru lahir adalah janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan atau individu baru yang lahir di dunia dalam keadaannya yang terbatas, maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain.

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dan umur kelahirannya 37-42 minggu dan berat lahir lebih dari 2500 gr (Sugiarti, 2000)

 

2.1.2   Ciri-ciri

Ciri-ciri bayi baru lahir menurut Kelly 2002 adalah

a.    Berat badan 2500-4000 gram

b.    Panjang badan 48-52 cm

c.    Lingkar dada 30-38 cm

d.   Lingkar kepala 33-35 cm

e.    GDS 45 g / dl – 130 g / dl

f.     Bunyi jantung dalam menit pertama-tama + 180x/menit lalu menurun 120-140x/menit

g.    Pernapasan pada menit-menit pertama + 140x/menit

h.    Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subcutan cukup dan diliputi vernik caseosa, rambut lanugo tidak terlihat, rambut sudah terbentuk sempurna

 

2.1.3   Penilaian Klinik Bayi Baru Lahir

Tujuan dari penilaian klinik bayi baru lahir adalah mengetahui derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi terhadap tindakan resusitasi. Derajat vitalitas bayi adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat esensial dan kompleks untuk berlangsungnya kelangsungan hidup bayi seperti pernafasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan reflek-reflek primitif seperti menghisap dan mencari putting susu. Pada saat kelahiran apabila bayi gagal menunjukkan reaksi vital maka akan terjadi penurunan denyut jantung secara cepat, tubuh menjadi biru atau pucat dan reflek-refleksnya melemah sampai menghilang. Bila tidak ditangani secara tepat, cepat dan benar keadaan umum bayi akan menurun dengan cepat dan mungkin akan meninggal. Pada beberapa bayi mungkin pulih kembali secara spontan dalam 10-30 menit sesudah lahir tetapi bayi ini akan tetap mempunyai resiko tinggi untuk cacat dikemudian hari. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, 2007).

 

2.1.4   Penilaian Bayi Waktu Lahir (Assessment at birth)

Keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan nilai Apgar. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi mendapatkan atau menderita asfiksia atau tidak, yang dinilai adalah frekuensi jantung, usaha napas tonus otot dan reaksi terhadap rangsangan yaitu dengan memasukkan kateter ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan. Setiap penilaian diberi angka 0,1,2

Tabel Nilai Apgar (NA)

 

0

1

2

NA

Appearance

(warna kulit)

Pulse rate

(frekuensi nadi)

Grimace

(reaksi rangsangan)

Activity

(tonus / otot)

Respiration

(pernafasan)

Pucat

 

Tidak ada

 

Tidak ada

 

 

Tidak ada

 

Tidak ada

Badan merah

Ekstremitas biru

Kurang dari 100

 

Sedikit gerakan mimik

 

Ekstremitas dalam sedikit fleksi

Lemah / tidak teratur

Seluruh tubuh kemerah-merahan lebih dari 100

 

Batuk / bersin

 

 

Gerakan aktif

 

Baik menangis

 

 

Catatan :

NA 1 menit lebih / sama dengan 7 tidak perlu resusitasi

NA 1 menit 4-5 bagian and mask ventilation

NA 1 menit 0-3 lakukan intubasi

2.1.5   Penanganan

Tujuan utama perawatan bayi segera setelah lahir ialah :

a.    Membersihkan jalan nafas

b.    Memotong dan merawat tali pusat

c.    Identifikasi

d.   Pencegahan infeksi

Hal-hal diatas rutin segera dilakukan kecuali bayi dalam keadaan krisis dan dokter memberikan instruksi khusus (Saifuddin, 2007)

 

2.2    Konsep Dasar Prematur

2.2.1   Pengertian

Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir (Wong,2004).

Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke 37, dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek (Nelson, 1996).

Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.

 

2.2.2   Klasifikasi Bayi Prematur

1.    Bayi prematur digaris batas

a.    37 mg, masa gestasi

b.    2500 gr, 3250 gr

c.    16 % seluruh kelahiran hidup

d.   Biasanya normal

e.    Masalah :

-       Ketidak stabilan

-       Kesulitan menyusu

-       Ikterik

-       RDS mungkin muncul

 

f.       Penampilan :

-       Lipatan pada kaki sedikit

-       Payudara lebih kecil

-       Lanugo banyak

-       Genitalia kurang berkembang

2.    Bayi Prematur Sedang

a.       31 mg – 36 gestasi

b.      1500 gr – 2500 gram

c.       6 % - 7 % seluruh kelahiran hidup

d.      Masalah :

-       Ketidak stabilan

-       Pengaturan glukosa

-       RDS

-       Ikterik

-       Anemia

-       Infeksi

-       Kesulitan menyusu

e.       Penampilan :

-       Seperti pada bayi premature di garis batas tetapi lebih parah

-       Kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak

3.    Bayi Sangat Prematur

a.    24 mg – 30 mg gestasi

b.    500 gr – 1400 gr

c.    0,8 % seluruh kelahiran hidup

d.   Masalah : semua

e.    Penampilan :

-       Kecil tidak memiliki lemak

-       Kulit sangat tipis

-       Kedua mata mungkin berdempetan

(Bobak. Ed 4. 2005)

 

 

2.2.3   Etiologi

1.     Faktor Maternal

Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta, faktor maternal lain yang berhubungan diantaranya :

a.    Kehamilan

-       Malformasi Uterus

-       Kehamilan ganda

-       TI. Servik Inkompeten

-       KPD

-       Pre eklamsia

-       Riwayat kelahiran premature

-       Kelainan Rh

b.    Penyakit

-       Diabetes Maternal

-       Hipertensi Kronik

-       UTI

-       Penyakit akut lain

c.    Sosial Ekonomi

-       Tidak melakukan perawatan prenatal

-       Status sosial ekonomi rendah

-       Mal nutrisi

-       Kehamilan remaja

2.    Faktor Fetal

Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi (Sacharin, 1996).

3.    Faktor Resiko Persalinan Prematura

a.    Resiko Demografik

-       Ras

-       Usia ( > 40 tahun)

-       Status sosio ekonomi rendah

-       Belum menikah

-       Tingkat pendidikan rendah

b.    Resiko Medis

-       Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya

-       Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)

-       Anomali uterus

-       Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)

-       Resiko kehamilan saat ini :

Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin.

c.    Resiko Perilaku dan Lingkungan

-       Nutrisi buruk

-       Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)

-       Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)

-       Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal

d.   Faktor Resiko Potensial

-       Stres

-       Iritabilitas uterus

-       Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus

-       Perubahan serviks sebelum awitan persalinan

-       Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat

-       Defisiensi progesteron

-       Infeksi

(Bobak, Ed 4. 2005)

 

2.2.4   Patofisiologi

Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali

Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.

Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebih resiko minor atau bila ditemukan keduanya (Muchtar, 2000).

 

2.2.5   Karakteristik Bayi Prematur

a.    Ekstremitas tampak kurus dengan sedikit otot dan lemak sub kutan

b.    Kepala dan badan disporposional

c.    Kulit tipis dan keriput

d.   Tampak pembuluh darah di abdomen dan kulit kepala

e.    Lanugo pada extremitas, punggung dan bahu

f.     Telinga lunak dengan tulang rawan min dan mudah terlipat

g.    Labia dan clitoris tampak menonjol

h.    Sedikit lipatan pada telapak tangan & kaki

 

2.2.6   Kondisi Yang Membutuhkan Masalah Bayi Prematur

a.         Sistem Pernapasan

-     Otot-otot pernapasan susah berkembang

-     Dinding dada tidak stabil

-     Produksi surfaktan penurunan

-     Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea dan ajanosis

-     Gag reflek dan batuk

b.        Sistem Pencernaan

-     Ukuran Lambung Kecil

-     Enzim penurunan

-     Garam Empedu Kurang

-     Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogen

-     Keterbatasan melepas insulin

-     Kurang koordinasi reflek menghisap dan menelan

c.         Kestabilan Suhu

-     Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit

-     Kemampuan menggigil menurunan

-     Aktivitas kurang

-     Postur flaccid, permukaan terexpose meningkat

d.   Sistem Ginjal

-     Ekskresi sodium meningkat

-     Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun

-     Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino & sodium

e.     Sistem Syaraf

-     Respon untuk stimulasi lambat

-     Reflek gag, menghisap & menelan kurang

-     Reflek batuk lemah

-     Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkabung

f.      Infeksi

-     Pembentukan antibodi kurang

-     Tidak ada munoglobulin M

-     Kemotaksis terbatas

-     Opsonization penurunan

-     Hypo fungsi kelenjar Axrenal

g.     Fungsi Liver

-     Kemampuan mengkonyugasi bill

-     Penurunan Hb setelah lahir

 

 

 

 

2.2.7   Komplikasi Umum pada Bayi Prematur

a.    Sindrom Gawat Napas (RDS)

Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok

b.    Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)

Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring. (Whaley & Wong, 1995)

c.    Duktus Arteriosus Paten (PDA)

d.   Necrotizing Enterocolitas (NEC)    (Bobak. 2005)

 

2.2.8   Penanganan

1.        Panatalaksanaan

Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.

a.    Pengaturan Suhu

Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan yang dingin, untuk mencegah hipotermia, perlu diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga bayi tetap normal, bila bayi dirawat diinkubator, maka suhu bayi dengan berat badan kurangdari 2 Kg adalah 350 C dan untuk bayi dengan berat badan 2 – 2,5 Ka 340 C. Agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 370 C.

b.    Makanan Bayi

Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr / Kg BB dan kalori 110 Kal / Kg BB badan, sehingga pertumbuhannya dapat meningkatkan pemberian minuman bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung, reflek menghisap masih lemah,seningga pemberian minu sebaiknya sedikit demi sedikit tetapi dengan frekuensi yang lebih sering.

     ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka Asi dapat diperas dan diminumkan dengan sendok atau dengan memasang sonde. Menuju lambung permulaan cairan yang diberikan sekitar 50 – 60 cc /Kg BB / hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc / Kg BB/ hari.

c.    Menghindari Infeksi

Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibody belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenna sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas.

d.   Penimbangan Ketat

Perubahan berat badan mencerminkan kondisi atau nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, Oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat. (Sarwono, 2002 Hal 778).

2.    Perawatan Neonatus

Untuk perawatan bayi premature baru lahir perlu diperhatikan keadaan umum, biometri, kemampuan bernafas, kelainan fisik, dan kemampuan minum.

Keadaan kritis bayi premature yang harus dihindari adalah kedinginan, pernapasan yang tidak adekuat, atau trauma. Suasana hangat diperlukan untuk mencegah hipotermia pada neonates ( atau suhu dibawah 36,5 ), bila mungkin bayi sebaiknya dirawat cara kanguru untuk menghindarkan hipodtermia. Kemudian dibuat perencanaan pengobatan dan asupan cairan.

ASI diberikan lebih sering, tetapi bila tidak mungkin, diberikan dengan sonde atau dipasang infuse. Semua bayi baru lahir harus mendapat nutrisi sesuai dengan kemampuan dan kondisi bayi.

Sebaiknya persalinan bayi terlalu muda atau terlalu kecil berlansung pada fasilitas yang memadai, sehingga perinatal mendapatkan pelayanan yang personel dan pada fasilitas yang adekuat termasuk perawatan perinatal intensif. Pada bayi premature perawatan intensif berupa bantuan oksigen, resusitasi pada bayi premature dengan gangguan nafas , diperlukan incubator untuk neonatus premature dengan hipotermia dan pemasangan sonde pada bayi premature dengan gangguan minum.

3.    Peran orang tua

 Bayi prematur juga memerlukan kasih sayang dari orangtua melalui sentuhan-sentuhan halus pada kulit bayi. Orang tua bisa memberikan belaian lembut pada tubuh bayi, mulai dari kepala, leher, badan, tangan sampai ke kaki bayi. Sambil membelainya, berbicara pada bayi dengan suara yang lembut.

Selain sentuhan, yang tak kalah penting adalah orang tua tetap bisa memberikan ASI. Mengingat refleks mengisap dan menelan bayi prematur belum baik, apalagi organ pencernaannya belum bekerja sempurna, maka pemberian makan bayi harus dilakukan secara hati-hati cara pemberian ASI bayi prematur ini berbeda dari bayi yang lahir normal. Yaitu, dengan memompa ASI lebih dahulu, baru kemudian diberikan kepada bayi.

Memang keinginan untuk memberikan ASI dengan memeluk dan menyentuh bayi untuk sementara waktu tidak bisa terwujud. Namun, bisa melakukannya nanti ketika bayi sudah pulang ke rumah. Yang penting, pada saat bayi menjalani masa-masa kritisnya ini,orang tua telah berusaha melakukan yang terbaik.

 

2.2.9   Pemeriksaan Diagnostik

a.    Jumlah darah lengkap : Hb/Ht

b.    Kalsium serum

c.    Elektrolit (Na , K , U) : gol darah (ABO)

d.   Gas Darah Arteri (GDA) : Po2, Pco2 (Doengoes. Ed. 2, 2001)

 

2.3    Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney

Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan didalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.

I.     Pengumpulan Data/Pengkajian

Adalah data lengkap untuk mengevaluasi pasien yaitu memeriksa dengan memperoleh seluruh data yang dibutuhkan untuk penelitian secara sempurna dari klien.

 

A.  Data Subyektif

1.1    Identitas Klien

Untuk mengambil secara lengkap sasaran asuhan

-       Nama bayi

Berisikan nama ibu pasien, untuk membedakan bayi satu dengan yang lain.

-       Tanggal/jam lahir/usia

Berisikan kapan dan jam lahir dan usia bayi

-       Jenis kelamin

Berisikan atau untuk mengetahui jenis kelamin perempuan atau laki-laki

-       Nama ibu dan ayah

Untuk mengetahui penanggung jawab pasien

-       Umur ibu dan ayah

Untuk mengetahui usia orang tua pasien

-       Suku atau kebangsaan

Untuk mempermudah komunikasi dan adat istiadat kebudayaan pasien

-       Pendidikan/pekerjaan

Untuk mengetahui status sosial dan ekonomi dengan masalah kesehatan dan pembiayaan

-       Alamat

Untuk mengetahui tempat tinggal pasien

1.2     Keluhan Utama

Berisikan keluhan yang paling mendetail dari bayi, untuk mengetahui masalah yang ada pada bayi saat ini sehingga mudah dalam memberikan asuhan.

1.3    Riwayat Penyakit Kehamilan

Berisikan tentang riwayat dari ibu pada kehamilan pernah terjadi kegawatan misalnya perdarahan, preeklamsia, eklamsia, penyakit kelamin dan lain-lain.

 

 

1.4    Kebiasaan Waktu Hamil

Berisikan kebiasaan-kebiasaan ibu pada saat hamil, bagaimana nutrisinya, obat-obatan/jamu, apakah merokok,dll.

1.5    Riwayat Persalinan Sekarang

a.    Jenis persalinan                   : spontan B atau SC

b.    Ditolong oleh                      : dukun, bidan, dokter

c.    Ketuban pecah                    : waktunya dan keadaan

d.   Komplikasi persalinan        : ada/tidak komplikasi yang menyertai

e.    Keadaan BBL                    : nilai APGAR SCORE

1.6    Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita

Untuk mengetaui apakah pernah menderita penyakit menular menahun maupun kronik

1.7    Riwayat Penyakit keluarga/Keturunan

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang sama atau penyakit menular, menurun dan menahun, seperti gemeli, jantung, dll.

1.8    Pola Kebiasaan Bayi

Berisikan tentang bagaimana nutrisi, eliminasi, istirahat/tidur, personal hygiene dan aktivitas yang mengandung pertumbuhan dan perkembangan bayi.

1.9    Riwayat Imunisasi

Untuk mengetahui status imunisasi bayi, sudah diberikan imunisasi apa saja.  

B.  Data Obyektif

1.    Pemeriksaan Umum

a.    Keadaan Umum        : Normalnya baik

b.    Suhu              : Normalnya 36,5 0C – 37,5 0C

c.    Pernafasan                : Normalnya 40 – 60 x/menit

d.   HR(Heart Rate)        : Normalnya 120 - 160 x/menit

e.    BB                            : Normalnya 2500 – 4000 gram

f.     PB                             : Normalnya 48 - 52 cm

g.    A-S                           : Normalnya 7 - 10

2.    Pemeriksaan fisik secara sistematis

a.    Inspeksi

-       Kepala          :    tidak ada caput sucsedaneum, cephal hematoma dan meningokel, rambut tipis teranyam

-       Ubun-ubun   :    mendatar, ubun-ubun belum menutup

-       Mata             :    warna mera muda tidak pucat dan ikterus, ada lanugo

-       Telinga          :    simetris/tidak dan tulang rawan sudah matur/belum

-       Mulut            :    bibir tidak pucat dan tidak ada kelainan

-       Hidung         :  ada pernafasan cuping hidung dan tidak ada polip serta sekret

-       Leher            :    tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan vena jugularis

-       Dada             :    simetris, ada tarikan dada, puting susu belum terbentuk sempurna

-       Abdomen     :    tali pusat masih basah, tidak ada tandsa infeksi

-       Punggung     :    tidak ada kelainan tulang belakang, terdapat banyak lanugo dan tidak ada spina bifida

-       Ekstremitas   : lengkap tidak ada kelainan sindaktili, polidaktili dan anadaktili, garis tangan dan kaki tidak jelas

-       Genetalia      :    labia mayor belum menutupi labia minor, dan tidak ada pseudomensis

-       Anus             : tidak ada atresia ani / atresia rekti

-       Integumen    : ada vernik kaseosa, rambut lanugo banyak

b.    Palapasi

-       Hidung         : tulang rawan belum terbentuk sempurna, tidak fraktur dan tidak ada polip / kelainan

-       Leher            : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran vena jugularis

-       Abdomen     : tidak ada pembesaran hepar

c.    Auskultasi

-       Dada        : tidak terdengar bunyi ronkhi, wising           

-        

3.    Pemeriksaan khusus

a.    Antopometri

·      Lingkar kepala

-       SOB                : Normalnya 32 cm

-       MO                  : Normalnya 35 cm

-       FO                   : Normalnya 34 cm

·      Lingkar dada        : Normalnya 33 cm

·      Lingkar lengan atas: Normalnya 9,5 cm

b.    Reflek

·      Refleks moro        : Normalnya keempat ektrimitas akan berabduksi

dan berekstensi saat dikagetkan

·      Refleks rooting    : Normalnya akan mencari stimulus

·      Refleks walking   : Normalnya bayi belum dapat mencoba untuk

melangkah

·      Refleks graphs/plantar : Normalnya ekstrimitas akan fleksi /

menggenggam

·      Refleks sucking    : Normalnya akan menjulurkan lidah 

·      Refleks tonic neck : Normalnya akan mencoba untuk melawan

II.      Interprestasi Data

            Yaitu menentukan diagnose atau masalah, langkah ini dikembangkan dan identifikasi yang spesifik ke dalam interpretasi data mengenai masalah atau diagnose dasar

DX      :  Neonatus “M” Kurang bulan usia …. hari dengan prematur

DS       : -

DO      :

Keadaan Umum          : lemah

Suhu                            : 36,6 ÂșC

Pernafasan                   : 68 x/menit

HR(Heart Rate)          : 132x/menit

BB                               : 1600 gram

PB                               : 46 cm

A-S                              : 6 - 7

Usia kehamilan            : 32 minggu

III.        Diagnosa Potensial

Langkah ini berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah teridentifikasi sehingga antisipasi diagnosa / masalah potensial segera dilakukan.

Diagnosa Potensial      :

-          Hipotermi

-          Infeksi                        

IV.         Identifikasi Kebutuhan Segera/Kolaborasi

Langkah ini menggambarkan proses manajemen yang dapat mengidentifikasi situasi yang gawat dimana petugas harus segera bertindak untuk kesehatan bayi.

-          Gunakan incubator dalam menjaga kehangatan

-          Pasang head box

-          Pasang infuse

-          Konsultasi kolaborasi dengan dokter Sp.A

V.            Intervensi

Langkah ini ditentukan berdasarkan kajian langkah sebelumnya sebagai hasil lanjutan manajemen terhadap diagnosa / masalah yang teridentifikasi

Diagnosa         : Neonatus “D” Kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari

dengan prematur

Tujuan             : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 4 -5 hari masalah

pada bayi dapat teratasi

VI.        Implementasi

Langkah ini berisi asuhan yang telah diberikan kepada klien berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya untuk menangani masalah atau diagnose yang telah teridentifikasi.

VII.     Evaluasi

Merupakan suatu langkah akhir mengevaluasi dari pelayanan yang telah diberikan kepada klien apakah benar-benar sudah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan klien, apakah pelayanan yang telah diberikan berjalan dengan baik.

 

 

S     :    -

O    :    KU baik, benjolan kepala semakin kecil-hilang,

A    :    By. Ny.… Kurang bulan sesuai masa kehamilan Umur ... dengan prematur

P     :    Perawatan bayi sehari-hari ( nutrisi, tali pusat, personal hygiene )

Kolab dengan dokter Sp.A

HE kepada orang tua

Follow up

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

TINJAUAN KASUS

I.Pengkajian data

Tanggal :  02 April 2014         Jam : 22.00 WIB         Oleh    : Nur Hidayati

A.  Data Subyektif

1.    Identitas / Biodata

Nama bayi                  :  By. Ny. “D”

Umur bayi                   :  1 hari

Tgl/Jam/Lahir              :  02 April 2014 / 17.40 WIB

Jenis kelamin              :  ♂ / laki - laki

No. Status Reg           :  09.03.60

Berat badan                :  1600 gr

Panjang badan            :  45 cm

 

Nama Ibu                    :  Ny. “D”                       Nama ayah      :  Tn. “M”

Umur                          :  27 th                            Umur               :  30 th

Suku/bangsa               :  Jawa / Indonesia         Suku/bangsa    :  Jawa / Indon

Agama                        :  Islam                           Agama             :  Islam

Pendidikan                 :  SD                               Pendidikan      :  SD

Pekerjaan                    :  IRT                              Pekerjaan         :  Tani

Alamat rumah             :  Ds.Bringin-Montong  

2.    Keluhan utama

Bayi kurang bulan dengan BBLR.

3.    Riwayat penyakit kehamilan

Perdarahan                  : Tidak ada

Pre eklampsia              : Ada

Eklampsia                   : Ada  

Penyakit kehamilan    : Tidak ada

Lain-lain                     : Tidak ada

4.    Kebiasaan waktu hamil

§  Makanan       : Ibu mengatakan selama hamil pada akhir-akhir kehamilan

lebih sering makan dengan porsi cukup dan lauk yang bervariasi, minum air putih 6-8 gelas.

§  Obat /jamu    : ibu mengatakan selama hamil hanya mengkonsumsi obat

yang diberikan dari bidan.

§  Merokok       : ibu mengatakan tidak pernah mengkomsumsi rokok

selama ini.

§  Lain-lain        : -

5.    Riwayat persalinan sekarang

a.         Jenis persalinan       : SC

b.        Ditolong oleh          : Dokter

c.         Lamanya persalinan

Kala I          :           -           jam                                           menit

Kala II        :           -           jam                                          menit

d.        Ketuban pecah        :          

Warna         : Keruh            bau : Anyir                  jumlah : ± 150 cc

e.         Komplikasi persalinan

Ibu              : Eklamsia

Bayi            : Prematur dan BBLR

f.         Keadaan bayi baru lahir

Nilai APGAR skor             : 8-9

g.        Indikasi persalinan :

GIIP0010 Usia Kehamilan 34-35 minggu dengan eklamsia

6.    Riwayat yang pernah / sedang diderita ibu

Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular atau menurun. Seperti : DM, asma, hipertensi dll.

7.    Riwayat penyakit keluarga/keturunan.

Ibu mengatakan dari pihak keluarganya dan suaminya tidak penah menderita penyakit menular atau menurun. Seperti : DM, asma, hipertensi dll.

8.    Pola kebiasaan bayi

Nutrisi                : Setelah bayi lahir belum diberikan nutrisi

Eliminasi            : Bayi BAB 1-2 x / hari dan BAK 5-6 x / hari

Istirahat             : Bayi tidur ± 15 jam

Personal hygiene: Bayi dimandikan 2 x / hari, dan dirawat tali pusat dengan

kasa kering

Aktifitas                        : Gerak kurang aktif

9.    Riwayat imunisasi

Bayi belum mendapatkan imunisasi sama sekali.

 

B.  Data Obyektif

1.    Pemeriksaan Umum

-       Keadaan umum         : Baik

-       Suhu                          : 36,5 0C                     

-       Pernapasan                : 40 x/mnt       

-       Nadi                          : 120x/mnt                  

-       Berat badan              : 3300 gr

-       Panjang badan          : 51 cm

-       A – S                         : 8 – 9

-       Ballard score             : 26

2.    Pemeriksaan Fisik secara Sistematis

a.    Inspeksi

-       Kepala      : Tidak ada caput sucsedaneum, cephal hematoma dan

meningokel, rambut tipis teranyam

-       Ubun-ubun : Mendatar, ubun-ubun belum menutup

-       Mata         : Warna merah muda tidak pucat, tidak ikterus, ada lanugo

-       Telinga     : Simetris/tidak dan tulang rawan sudah matur/belum

-       Mulut       : Bibir tidak pucat dan tidak ada labioskisis atau kelainan

-       Hidung     : Ada pernafasan cuping hidung dan tidak ada polip serta

sekret

-       Leher        : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis

-       Dada        : Simetris, ada tarikan dada, puting susu belum terbentuk

sempurna

-       Abdomen : Tali pusat masih basah, tidak ada tandsa infeksi

-       Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang, terdapat banyak

lanugo dan tidak ada spina bifida

-       Ekstremitas: Lengkap tidak ada kelainan sindaktili, polidaktili dan

anadaktili, garis tangan dan kaki tidak jelas

-       Genetalia : Skrotum mengkilat, tidak ada lipatan licin

-       Anus         : Tidak ada atresia ani / atresia rekti

-       Integumen : Ada vernik kaseosa, rambut lanugo banyak

b.      Palpasi

-   Leher         : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan

vena jugularis.

-   Hidung      : Tidak ada fraktur.

-   Abdomen   : Lien tidak teraba, tidak ada hepatomegali.

c.       Auskultasi

-         Dada       : Tidak ada bunyi nafas tambahan

-        Abdomen : Terdengar bising usus.

3.      Pemeriksaan khusus

a.    Reflek

-       Reflek moro                     : + (lemah)

-       Reflek rooting                  : + (lemah)

-       Reflek walking                 : + (lemah)

-       Reflek plantar                  : + (lemah)

-       Reflek sucking                 : + (lemah)

-       Reflek tonic neck             : + (lemah)

b.    Antropometri

-       Lingkar kepala                 : 28 cm

-       Lingkar dada                    : 27 cm

-       Lingkar lengan atas          : 9 cm

                      

II. Interpretasi Data

Dx       : By.Ny.“D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan

prematur

Ds        : -

 

Do       :

Bayi lahir secara SC pada tanggal 02 April 2014 jam 17.40 WIB dengan jenis kelamin laki-laki dan usia kehamilan 34-35 minggu

KU      : Lemah                       A-S      : 7-8

RR       : 52 x/menit                 BB       : 1600 gram

Suhu    : 34,8 °C                      PB       : 45 cm

HR      : 38 x/menit                 UK      : 34-35 minggu

 

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Diagnosa potensial      : Hipotermi dan infeksi

Masalah potensial        : Keluarga cemas

 

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera

Diagnose potensial      : Kolaborasi dengan dokter Sp.A

Masalah potensial        : KIE keluarga pasien

 

V. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Tanggal           : 02 April 2014                                    Jam : 22.10 WIB

Tujuan             : Setelah bayi diberi asuhan kebidanan ± 4-5 hari diharapkan tidak

terjadi komplikasi pada bayi dan bayi tetap sehat.

Kriteria            : BB bertambah

TTV dalam batas normal

Bayi tidak sianosis dan tidak ada komplikasi

 

No

Rencana

Rasional

1.

 

Jelaskan hasil pemeriksaan kepada keluarga bayi

Keluarga mengetahui kondisi bayinya

2.

Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

Mencegah terjadinya infeksi

3.

Observasi TTV

Mengetahui kondisi bayi

4.

Pertahankan suhu tubuh bayi

Mencegah terjadinya iritasi dan hipotermi

5.

 

Pasang dan alirkan OGT sesuai kebutuhan bayi

Kebutuhan nutrisi terpenuhi dan dapat tumbuh sesuai dengan umur

6.

Lakukan perawatan bayi sehari – hari

Bayi menjadi nyaman dan tenang

7.

Lakukan penimbangan

Memantau BB bayi

8.

Kolaborasi dengan dokter

Mendapat perawatan yang optimal

 

 

VI. Implementasi

Tanggal : 02 April 2014                         Jam : 22.15 WIB

 

Tgl / Jam

Tindakan

TTD

02 April 2014   

1.     Menjelaskan pada keluarga tentang kondisi dan tindakan    yang dilakukan

2.     Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan sabun dan air menggalir

3.     Observasi TTV

KU : lemah

S     : 34,8 ÂșC

RR  : 52 x/menit

HR  : 138 x/menit

Spo2: 97 %

GDA : 94 mg/dl

Ballard score : 26

4.    Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan memberikan selimut atau membedong dan merawat bayi pada incubator

5.    Mengalirkan OGT setiap hari sesuai kebutuhan dan jika tidak puasa

6.    Melakukan perawatan bayi sehari-hari diantaranya:

-       Menyeka bayi 2x sehari tiap pagi dengan menggunakan air hangat

-       Mengganti popok bayi tiap kali basah karena BAB atau BAK

-       Merawat tali pusat yang masih basah dan belum lepas dengan steril

7.    Menimbang bayi 1x sehari tiap malam hari untuk mengetahui perkembangan bayi

8.    Melakukan kolaborasi dengan dr Sp.A dalam memberikan terapi

-       Inf D10 % 60 cc/kg BB/hari => 96 cc/hari

-       Inj viccilin 2x80 mg

-       Puasa

-       Pasang CPAP

-       Termoregulasi

 

 

VII. Evaluasi

Tanggal           : 02 April 2014                        Jam      : 22.50 WIB

S          : -

O         : Bayi menangis merintih

KU    : Lemah                       GDA   : 94 mg/dl                   

S        : 34,8 ÂșC                      Spo2      : 97 %             

HR    : 138 x/t                       PB       : 45 cm           

RR    : 52 x/t                         BB       : 1600 gram                

A         : Neonatus Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari

dengan prematur

P          : Pertahankan suhu tubuh

Perawatan bayi sehari-hari

Observasi TTV

Inf D10 % 60 cc/kg BB/hari => 96 cc/hari

Inj viccilin 2x80 mg

Puasa

Pasang CPAP

 

CATATAN PERKEMBANGAN

 

Tanggal           : 03 April 2014                        Jam      : 22.00 WIB

S          : -

O         : Bayi menangis merintih

KU    : Lemah                      

S        : 37,5 ÂșC                     

HR    : 138 x/t                      

RR    : 52 x/t                        

GDA : 81 mg/dl

Spo2   :  99 %

UT     : 50 cc/11 j => 2,8 ml/kg BB/jam

BB    : 1600 gram

A         : Bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 2 hari dengan

prematur

P          : Pertahankan suhu tubuh

Perawatan bayi sehari-hari

Observasi TTV

USG kepala jika stabil

Inf D10 % 120 cc/kg BB/hari

Inj viccilin 2x80 mg

Transfusi 4x2 cc

O2 CPAP

 

Tanggal           : 04 April 2014                        Jam      : 22.00 WIB

S          : -

O         : Bayi menangis merintih

KU    : Lemah                      

S        : 37,5 ÂșC                     

HR    : 134 x/t                      

RR    : 52 x/t                        

GDA : 115 mg/dl

Spo2   :  100 %

UT     : 5,2 ml/kg BB/jam

BB    : 1600 gram

A         : Bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 3 hari dengan

prematur

P          : Pertahankan suhu tubuh

Perawatan bayi sehari-hari

Observasi TTV

USG kepala jika stabil

ASI/PASI 8x2,5 cc

Inf D10 % 120 cc/kg BB/hari

Inj viccilin 2x80 mg

Transfusi 4x2 cc

O2 CPAP

 

Tanggal           : 05 April 2014                        Jam      : 22.00 WIB

S          : -

O         : Bayi menangis merintih

KU    : Lemah                      

S        : 36,6 ÂșC                     

HR    : 134 x/t                      

RR    : 52 x/t                        

GDA : 64 mg/dl

Spo2   :  100 %

UT     : 4,7 cc/kg BB/jam

BB    : 1550 gram

A         : Bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 4 hari dengan

prematur

P          : Pertahankan suhu tubuh

Perawatan bayi sehari-hari

Observasi TTV

USG kepala jika stabil

ASI/PASI 12x2,5 cc

Inf D5  5 140 cc/hari

Inj viccilin 2x80 mg

O2 CPAP

 

Tanggal           : 06 April 2014                        Jam      : 22.00 WIB

S          : -

O         : Bayi menangis merintih

KU    : Lemah                      

S        : 36,9 ÂșC                     

HR    : 137 x/t                      

RR    : 52 x/t                        

GDA : 72 mg/dl

Spo2   :  99 %

UT     : 5,3 cc/kg BB/jam

BB    : 1550 gram

A         : Bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 5 hari dengan

prematur

P          : Pertahankan suhu tubuh

Perawatan bayi sehari-hari

Observasi TTV

USG kepala jika stabil

ASI/PASI 12x5 cc

Inf D5  5 120 cc/hari

Inj viccilin 2x80 mg

Aminofusin Acid 30 cc/hari

O2 CPAP

 

Tanggal           : 07 April 2014                        Jam      : 22.00 WIB

S          : -

O         : Bayi menangis merintih

KU    : Lemah                      

S        : 36,6 ÂșC                     

HR    : 134 x/t                      

RR    : 52 x/t                        

GDA : 64 mg/dl

Spo2   :  100 %

UT     : 2,7 cc/kg BB/jam

BB    : 1600 gram

Ikterus kremer 2-3

A         : Bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 6 hari dengan

prematur

P          : Pertahankan suhu tubuh

Perawatan bayi sehari-hari

Observasi TTV

USG kepala jika stabil

ASI/PASI 12x10 cc

Inf D5  5 60 cc/hari

Inj viccilin 2x80 mg

Aminofusin acid 30 cc/hari

 

 

Tanggal           : 08 April 2014                        Jam      : 22.00 WIB

S          : -

O         : Bayi menangis merintih

KU    : Lemah                      

S        : 36,8 ÂșC                     

HR    : 140 x/t                      

RR    : 52 x/t                        

GDA : 97 mg/dl

Spo2   :  98 %

UT     : 5,5 cc/kg BB/jam

BB    : 1700 gram

Ikterus kremer 2-3

A         : Bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 7 hari dengan

prematur

P          : Pertahankan suhu tubuh

Perawatan bayi sehari-hari

Observasi TTV

USG kepala jika stabil

ASI/PASI 12x12,5-15 cc

Inf D5  5 90 cc/hari

Inj viccilin 2x80 mg

Aminofusin acid stop

Oksigen aff

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

 

4.1    Kesimpulan

Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke 37, dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek. (Nelson. 1998 dan Sacharin, 1996)

Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.

Dari suatu kasus yang ada maka penulis mengintervensikan sekaligus melaksanakan  intervensi tersebut untuk mengatasi masalah yang terjadi pada bayi prematur sesuai dengan pengkajian, diagnosa dan diagnosa potensial yang muncul dalam asuhan tersebut.Setelah itu dapat di evaluasi dari asuhan yang telah diberikan.

Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung kepada ibu menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan prematur maka dapat menyimpulkan bahwa bayi dengan prematur harus segera ditangani. Karena bila dalam penanganan kurang akan mengakibatkan kerusakan otak atau kematian, karena bayi prematur dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya, oleh karena itu tenaga kesehatan harus tanggap dan mengerti dalam penanganan bayi prematur agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

 

 

 

4.2    Saran

-       Mahasiswa

Dapat menerapkan antara teori dengan praktek dan dapat melaksanakan sesuai dengan asuhan kebidanan.

-       Institusi pendidikan

Memperbanyak sumber pustaka yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir fisiologis agar lebih mudah dalam penyusunan laporan dan menambah pengetahuan dan bimbingan praktek yang lebih intensif.

-       Lahan praktik

Dapat meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan meningkatkan profesionalisme kerja.

 

 

 

 

 

 

 

 


Disusun oleh :

 

 

 

 

 

NUR HIDAYATI

NIM. 11.09.1.149.0616

 

 

 

 

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDATUL ULAMA TUBAN

PRODI   D-III KEBIDANAN

Jl.P.DIPONEGORO No.17  TUBAN Telp (0356) 321287

 

TAHUN AJARAN 2013/2014

Askeb ANC Covid

  BAB III TINJAUAN KASUS 3.1     Pengkajian Hari / tanggal    : Senin, 20 Mei 2021                                           Jam   : 1...