Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
2.1.1 Definisi Kesehatan Masyarakat
Sudah banyak para ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masyarakat ini. Secara kronologis batasan – batasan kesehatan masyarakat mulai dengan batasan yang sangat sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat diringkas seperti berikut.
Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan masyarakat adalah upaya – upaya untuk mengatasi masalah – masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain, kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan masyarakat.
Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan ditemukan bakteri – bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi di dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
9
Pada awal abad ke-19, kesehatan masyarakat
sudah berkembang dengan baik, kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya
integrasi antara ilmu sanitasi dengan ilmu kedokteran. Sedangkan ilmu
kedokteran itu sendiri merupakan integrasi antara ilmu biologi dengan ilmu
sosial. Dalam perkembangan selanjutnya,
kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu
antara sanitasi dan pengobatan (kedokteran) dalam mencegah penyakit yang
melanda penduduk atau masyarakat.
Oleh karena masyarakat sebagai objek penerapan ilmu kedokteran dan sanitasi mempunyasi aspek sosial ekonomi dan budaya yang sangat kompleks. Akhirnya kesehatan masyarakat diartikan sebagi aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.
Dari pengalaman – pengalaman praktek kesehatan masyarakat yang telah berjalan sampai pada awal abad ke-20, Winslow (1920) dalam buku “Dasar – Dasar Kesehatan Masyarakat” akhirnya membuat batasan kesehatan masyarakat yang sampai sekarang masih relevan sebagai berikut : kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha – usaha pengorganisasian masyarakat untuk :
1.
Perbaikan sanitasi
lingkungan.
2.
Pemberantasan penyakit
– penyakit menular.
3.
Pendidikan untuk
kebersihan perorangan.
4.
Pengorganisasian
pelayanan – pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan.
5.
Pengembangan rekayasa
sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam
memelihara kesehatannya.
Dari Batasan tersebut tersirat bahwa kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Ketiga tujuan tersebut sudah barang tentu saling berkaitan dan mempunyai pengertian yang luas. Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut, Winslow dalam buku “Dasar – Dasar Kesehatan Masyarakat” mengusulkan cara atau pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui upaya – upaya pengorganisasian masyarakat.
Pengorganisasian
masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan – tujuan kesehatan masyarakat pada
hakekatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya (resources) yang ada di dalam masyarakat
itu sendiri untuk upaya-upaya preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif
kesehatan mereka sendiri.
Pengorganisasian
masyarakat dalam bentuk penghimpunan dan pengembangan potensi dan sumber –
sumber daya masyarakat dalam konteks ini pada hakekatnya adalah menumbuhkan,
membina dan mengembangkan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan
kesehatan.
Menumbuhkan
partisipasi masyarakat tidaklah mudah, memerlukan pengertian, kesadaran, dan
penghayatan oleh masyarakat terhadap masalah – masalah kesehatan mereka
sendiri, serta upaya – upaya pemecahannya. Untuk itu diperlukan pendidikan
kesehatan masyarakat melalui pengorganisasian dan pengembangan masyarakat. Jadi
pendekatan utama yang diajukan oleh Winslow dalam buku “Dasar – Dasar Kesehatan
Masyarakat” dalam mencapai tujuan – tujuan kesehatan masyarakat sebenarnya
adalah salah satu strategi atau pendekatan pendidikan kesehatan.
Selanjutnya
Winslow dalam buku “Dasar – Dasar Kesehatan Masyarakat” secara implisit
mengatakan bahwa kegiatan kesehatan masyarakat mencangkup :
1.
Sanitasi lingkungan.
2.
Pemberantasan penyakit.
3.
Pendidikan kesehatan (Higiene).
4.
Manajemen (pengorganisasian)
pelayanan kesehatan.
5.
Pengembangan rekayasa
sosial dalam rangka pemeliharaan kesehatan masyarakat.
Dari 5 bidang kegiatan kesehatan masyarakat tersebut, 2 kegiatan diantaranya yakni kegiatan pendidikan hygiene dan rekayasa sosial adalah menyangkut kegiatan pendidikan kesehatan. Sedangkan kegiatan bidang sanitasi, pemberantasan penyakit dan pelayanan kesehatan sesungguhnya tidak sekedar penyediaan sarana fisik, fasilitas kesehatan dan pengobatan saja, tetapi perlu upaya pemberian pengertian dan kesadaran kepada masyarakat tentang menfaat serta pentingnya upaya – upaya atau fasilitas fisik tersebut dalam rangka pemeliharaan, penungkatan dan pemulihan kesehatan mereka. Apabila tidak disertai dengan upaya – upaya ini maka sarana – sarana atau fasilitas pelayanan tersebut tidak atau kurang berhasil serta optimal.
Batasan lain disampaikan oleh Ikatan dokter Amerika (1948) dalam buku “Dasar – Dasar kesehatan Masyarakat”, Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha – usaha pengorganisasian masyarakat. Batasan ini mencangkup pula usaha – usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan, pencegahan, dan pemberantasan penyakit.
Dari perkembangan batasan kesehatan masyarakat seperti tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
(Heni Puji,dkk.2009).
2.1.2 Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat
Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencangkup :
1.
Ilmu biologi.
2.
Ilmu kedokteran.
3.
Ilmu kimia.
4.
Fisika.
5.
Ilmu lingkungan.
6.
Sosiologi.
7.
Antropologi (ilmu yang
mempelajari budaya pada masyarakat).
8.
Psikologi.
9.
Ilmu pendidikan.
Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin.
Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat atau sering disebut sebagai pilar utama ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain sebagai berikut :
1.
Epidemologi.
2.
Biostatistik /
Statistik kesehatan.
3.
Kesehatan ligkungan.
4.
Pendidikan kesehatan
dan ilmu perilaku.
5.
Administrasi kesehatan
masyarakat.
6.
Kesehatan kerja.
(Heni Puji,dkk.2009).
2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Derajat
Kesehatan Masyarakat
Menurut Hendrik L.Blum dalam buku “dasar – dasar kesehatan masyarakat”, ada 4 faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat atau perorangan : Lingkungan, Perilaku, Pelayanan Kesehatan, Keturunan. Faktor - faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Lingkungan
Hidup
Lingkungan memiliki
pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan
keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga
kategori, yaitu :
a. Lingkungan Fisik
contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya.
b. Lingkungan Sosial
merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan,
ekonomi, dan sebagainya.
c. Lingkungan Biologi
contohnya hewan, jasad renik, tumbuhan.
2. Perilaku
Perilaku merupakan
faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena sehat atau
tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat
tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi
oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial
ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya.
3. Pelayanan
kesehatan
Pelayanan kesehatan
merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena
keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan
kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta
kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.
Ketersediaan fasilitas
dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah
tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk
mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan
kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
memerlukan.
4. Keturunan
Keturunan (genetik)
merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir,
misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti diabetes mellitus, asma
bronehial, epilepsy, retardasi mental, hipertensi, buta warna, dll.
Upaya
– Upaya kesehatan masyarakat meliputi 4 area kegiatan, yaitu upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1. Promotif
Adalah usaha yang
ditujukan untuk meningkatkan kesehatan, meliputi usaha – usaha peningkatan
gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan,
olahraga teratur, dan istirahat cukup sehingga dapat mencapai derajat kesehatan
yang optimal.
2. Preventif
Adalah usaha yang
ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit, meliputi usaha – usaha :
pemberian imunisasi (bayi, anak, bumil), pemeriksaan kesehatan berkala untuk
mendeteksi penyakit secara dini.
3. Kuratif
Adalah usaha yang
ditujukan terhadap orang yang sakit untuk diobati secara tepat dan adekuat
sehingga kesehatan pulih.
4. Rehabilitatif
Adalah usaha yang
ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya,
untuk memperbaiki kelemahan fisik, mental, dan social pasien sebagai akibat
dari penyakit yang dideritanya meliputi : latihan – latihan terprogram, fisioterapi.
(Heni Puji,dkk.2009).
2.1.4 Sasaran Kesehatan Masyarakat
Sasaran pelayanan kesehatan masarakat adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat agar tercapai derajat kesehatan yang optimal, melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Lingkup tatanan kesehatan masyarakat, meliputi tatanan keluarga, kelompok dan masyarakat.
Sesuai kompetensi klinis kebidanan, bahwa sasaran pelayanan kebidanan di masyarakat adalah remaja, wanita pra hamil, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, akseptor KB, masa klimakterium, menopause, periode maternal, dan wanita dengan gangguan sistem reproduksi ringan. Sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan adalah sesuai kompetensi klinis, dan kewenangan yang diberikan oleh bidan dalam menjalankan praktiknya di masyarakat.
(Heni Puji,dkk.2009).
No comments:
Post a Comment