Wednesday 25 November 2020

askeb KPD dan vacum

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

1.1        Latar Belakang

            Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kejadian seorang bayi juga merupakan peristiwa social yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin.

            Persalinan itu sendiri adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

            Sedangkan vakum ekstraksi adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negative (vacum) pada kepalanya. Alat ini dinamakan vacuum atau ventouse. Gagasan untuk melahirkan kepala janin dengan memakai tenaga vacuum, mula-mula dipelajari oleh young (1706) dari inggris, yang kemudian secara berturut-turut dikembangkan oleh ahli-ahli obstetric dinegara Eropa dalam bentuk yang bermacam-macam.

            Persalinan yang menggunakan ekstraksi vacuum digunakan pada ibu yang mengalami kala dua memanjang, penyakit jantung kompensata, penyakit paru-paru fibrotic, partus tidak maju dan kelelahan ibu atau biasa disebut dengan ekhausted. Dan untuk mencegah kejadian-kejadian diatas, dalam masa persalinan ibu harus dirawat sesuai dengan standart Asuhan Kebidanan yang bersih dan aman untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

 

1.2         Tujuan

1.2.1    Tujuan Umum

            Setelah menggunakan manajemen kebidanan ini diharapkan dapat mengerti, memahami, melaksanakan asuhan kebidanan ini pada ibu bersalin dengan ekstraksi vacum.

1.2.2    Tujuan Khusus

  Mampu menggunakan pengkajian dengan mengumpulkan data subyektif dan obyektif pada ibu bersalin dengan vacum ekstraksi.

  Mampu mengidentifikasikan masalah atau diagnosa pada pasien bersalin dengan vacum ekstraksi.

  Mampu mengantisipasi masalah dan diagnosa potensial pada pasien bersalin dengan vacum ekstraksi.

  Mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu bersalin dengan vacum ekstraksi.

  Mampu mengembangkan rencana asuhan secara menyeluruh/ komperehensif pada pasien bersalin dengan vacum ekstraksi.

  Mampu melaksanakan rencana asuhan yang telah diberikan pada pasien bersalin dengan vacum ekstraksi.

  Mampu meengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada ibu bersalin dengan vacum ekstraksi.

 

1.3        Ruang Lingkup

            Ruang lingkup manajemen asuhan kebidanan ini saya batasi pada asuhan kebidanan pada Ny. “K” GIP00000 A/T/H Inpartu Kala I Fase Laten dengan KPD dan  Vacum Ekstraksi di RSU dr.R. Soetrasno Rembang untuk dilakukan suatu manajemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

 

1.4        Metode Penulisan

            Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan asuhan kebidanan ini adalah dengan menggunakan pendekatan proses kebidanan yang memberikan asuhan kebidanan pada klien yang dihubungkan dengan study pustaka.

1.4.1        Data Primer

a.    Wawancara

Yaitu melakukan tanya jawab kepada klien untuk mendapatkan data subyektif.

b.    Pemeriksaan Fisik

Yaitu melakukan pemeriksaan fisik seperti inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

c.    Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan secara langsung pada klien untuk mendata yang benar dan obyektif.

 

 

 

 

1.4.2        Data Sekunder

a.    Study Kepustakaan dan Praktik di Lapangan

Yaitu mencari informasi melalui beberapa sumber yang berasal dari literature yang menjadi landasan teoritis dalam memberikan asuhan kebidanan disertai dari status pasien.

b.    Pemeriksaan Penunjang

Yaitu pemeriksaan untuk melengkapi dari data primer meliputi laboratorium dan foto rontgen.

 

1.5        Pelaksanaan

Pengumpulan data dilaksanakan di RSU dr. R. Soetrasno Rembang yang dilaksanakan pada tanggal 22 Maret - 04 April 2010.

 

1.6        Sistematika Penulisan

BAB1     : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode penulisan, pelaksanaan dan sistematika penulisan.

BAB 2    : Landasan Teori yang terdiri dari konsep dasar persalinan normal, konsep dasar KPD, konsep dasar vacum ekstraksi dan konsep asuhan kebidanan menurut Varney.

BAB 3    : Tinjauan Kasus yang terdiri dari beberapa tahap meliputi pengkajian, intepretasi data, diagosa potensial, diagnosa kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.

BAB 4    : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1        Konsep Dasar Persalinan

2.1.1    Definisi

            Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan / hamppir cukkp  bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput dari tubuh ibu. (Obstetri Fsiologi, 1983 : 221)

            Persalinan adalah proses pembukaan dan pennipisan serviks dan janin tubuh kedalam jalan lahir dan dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. (Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, 100)

            Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. (Ilmu Kebidanan, 2006 : 180)

            Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup kedunia luar dari dalam rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Sinopsis Obstetri Jiliid I)

 

2.1.2    Sebab-sebab Mulainya Persalinan

            Sebab-sebab mulainya persallinan belum diketahui dengan jelas, banyak factor yang memegang peranan bekerja sama sehingga terjadi persalinan.

            Beberapa teori yang dikemukakan ialah :

1.    Penurunan Kadar Progesteron

          Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya esterogen meningkatkan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan esterogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his.

2.    Teori Oksitosin

     Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah, oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.

3.    Keregangan Otot-otot

     Seperti halnya dengan kandung kemih dan lambung, bila dindingnya teregang karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.

4.    Pengaruh Janin

     Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan. Oleh karena itu pada anenchepalus kehamilan sering lama dan biasa.

 

5.    Teori Prostaglandin

     Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas, disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.

     Hasil dari percobaan menunjukan bahwa prostaglandin Fe dan Fe yang diberikan secara intravena menmbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan.

 

2.1.3    Berlangsungnya Persalinan Normal

            Partus dibagi menjadi 4 kala yaitu :

1.    Kala I (kala pembukaan)

Dimulai dari saat pembukaan 1 – 10cm proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu :

a.    Fase Laten    : berlangsungnya selama 8jam pembukaan t erjadi agak lambat sampai mencapai ikuran diameter 3 cm.

b.    Fase Aktif    : dibagimenjadi 3 fase lagi, yaitu :

-       Fase Akselerasi                     : dalam waktu 2jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.

-       Fase Dilatasi Maksimal         : dalam waktu 2jam pembukaanbertumbuhsangat cepatdari 4cm menjadi 9cm.

-       Fase Desentralisasi                : pembukaan lambat kembali dalam waktu 2jam pembukaan 9cm menjadi lengkap (10cm).

Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena            serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis, karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.

2.    Kala II (Kala Pengeluaran)

Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinnir kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengejan. Dengan his mengejan yang terpimpin, akan lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1½-2 jam sedangkan pada multi ½-1 jam.

3.    Kala III (Kala Uri)

Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 1-5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong dari atas sympisis atau fundus uteri. Selluruh proses biasanya berlangsung selama 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaan darah kira-kira 100-200 CC.

4.    Kala VI (Kala 2jam postpartum)

Kala pengawasan selama 2jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.

 

2.1.4        Mekanisme Persalinan Normal

            Presentasi belakang kepala dan kebanyakan presentasi ini masuk dalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang. Ubun-ubun kecil kiri melintang lebih sering dari pada ubun-ubun kanan melintang.

o  Turunnya kepala

Dibagi dalam :

1.    Masuknya kepala dalam PAP

2.    Majunya kepala

-       Masuknya kepala dalam PAP dengan posisi sutura sagitalis melintang

-       Jika sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir yaitu tempat diantara symphisis dan promontorium maka dikatakan kepala dalam posisi “Synclitismus”

-       Jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati symphisis atau agak kebelakang maka disebut “Asynclitismus”

-       Jika sutura sagitalis mendekati symphisis dan os parietal kebelakang kepala lebih rendah dari os parietal depan maka disebut ‘Asynclitismus Posterior’

-       Sedangkan bila sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal belakang disebut “Asynclitismus Anterior”

-       Pada primigravida majunya setelah janin masuk PAP dan biasanya baru mulai pada kala II.

-       Yang menyebabkan majunya kepala ;

a.    Tekanan cairan intra uterin

b.    Tekanan langsung oleh fundus pada bokong

c.    Kekuatan mengejan

d.   Meluruskan badan janin oleh perubahan bentuk rahim

o  Flexi

Ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir diameter SOB (Sub Occipito Bregmatika 9,5cm) menggantikan diameter SOF (Sub Occipito Frontalis 11cm)

o  Putar Paksi Dalam

-       Pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dibagian depan memutar kedepan bawah symphisis.

-       Putar paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putar paksi merupakan suatu usaha menyelesaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan PBP (Pintu Bawah Panggul).

o  Ekstensi (Defleksi)

-       Ekstensi terjadi karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan dan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi / defleksi untuk melewatinya.

-       Setelah sub occipito tertahan pada pinggir bawah symphisis maka berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu.

-       Sub occipito yang menjadi pemutaran disebut hipomoklion (titik pusat)

o  Putar Paksi Luar

Setelah kepala lahir maka kepala janin memutar kembali kearah punggung janin untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putar paksi dalam.

o  Ekspulsi

-       Setelah putar paksi luar bahu depan sampai bawah symphisis dan menjadi hipomoclion untuk kelahiran bahu belakang.

-       Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan janin lahir searah dengan paksi jalan lahir

 

2.2         Konsep Dasar Ekstraksi Vacum

2.2.1    Definisi

            Ekstraksi vacum adalah suau persalinan buatan, janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negative (vacum) dikepalanya. Alat ini dinamakan ekstraktor vacum atau ventouse.

 

2.2.2    Indikasi

            Ibu

·      Untuk memperpendek kala II

·      Penyakit jantung kompesata

·      Penyakit paru-paru fibrotic

·      Kelelahan ibu

·      Partus tidak maju

·      Toksemia gravidarum

Janin

·      Adanya gawat janin

Waktu

·      Persalinan kala II lama

 

2.2.3    Kontraindikasi

            Ibu

·      Rupture uteri membakat

·      Pada penyakit-penyakit dimana ibu secara mutlak tidak boleh mengejan, misalnya payah jantung, pre eklamsia berat.

Janin

·      Letak muka

·      After coming head

·      Janin preterm

 

2.2.4        Syarat-syarat

·      Pembukaan serviks lengkap

·      Kepala janin berada di hodge III+ engaged

·      Tidak ada disproporsi sefalopelvik

·      Ada his / tenaga mengejan

·      Ketuban sudah pecah / dipecahkan

 

2.2.5        Persiapan Tindakan

Persiapan ibu dalam posisi litotomi, kosongkan kandung kemih dan rectum, bersihkan vulva dan perineum dengan antiseptic dan beri infuse bila diperlukan. Siapkan alat-alat yang diperlukan.

 

2.2.6        Teknik Tindakan

·      Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui posisi kepala, apakah ubun-ubun kecil terletak didepan atau belakang, kanan / kiri depan, kanan / kiri belakang untuk menentukan letak denominator.

·      Lakukan episiotomy primer dengan anastesi local sebelum mangkuk dipasang pada primigravida. Sedangkan pada multipara, episiotomy dilakukan tergantung pada keadaan perineum. Dapat dilakukan episiotomy primer atau sekunder (saat kepala hampir lahir lahir dan perineum sudah meregang atau tanpa episiotomi).

·      Lakukan pemeriksaan dalam ulang dengan perhatian khusus pada pembukaan, sifat serviks dan vagina, turunnya kepala janin dan posisinya. Pilih mangkuk yang akan dipakai. Pada pembukaan serviks lengkap, biasanya dipakai mangkuk no. 5.

·      Masukkan mangkuk kedalam vagina, mula-mula dalam posisi agak miring, dipasang dibagian terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar. Pada presentase belakang kepala, pasang mangkuk pada oksiput atau sedekat-dekatnya. Jika letak oksiput tidak jelas atau pada presentase lain, pasang mangkuk dekat sacrum ibu.

·      Dengan satu atau dua jari tangan, periksa sekitar mangkuk apakah ada jaringan serviks atau vagina yang terjepit.

·      Lakukan penghisapan dengan pompa penghisap dengan tenaga -0,2 kg/cm², tunggu selama 2 menit. Lalu naikkan -0,2 kg/cm² tiap 2 menit sampai sesuai tenaga yang diperlukan, yaitu -0,7 sampai -0,8 kg/cm².

·      Sebelum mengadakan traksi, lakukan pemeriksaan ulang, apakah ada bagian lain jalan lahir yang ikut terjepit.

·      Bersamaan dengan timbulnya his, ibu minta mengejan. Tarik mangkuk sesuai arah sumbu panggul dan mengikuti putaran paksi dalam. Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri menahan mangkuk agar selalu dalam posisi yang benar, sedang tangan kanan menarik pemegang. Traksi dilakukan secara intermiten bersamaan dengan his. Jika his berhenti traksi juga dihentikan.

·      Lahirkan kepala janin dengan menarik mangkuk keatas sehingga kepala melakukan gerakan defleksi dengan suboksipito sebagai hipomoklion, sementara tangan kiri penolong menahan perineum. Setelah kepala lahir, pentil dibuka, lalu mangkuk dilepas. Lama tarikan sebaiknya tidak lebih dari 20 menit, maksimum 40 menit.

 

2.2.7        Kriteria Ekstraksi Vacum

·      Waktu dilakukan traksi, mangkuk terlepas sebanyak 3 kali.

·      Dengan waktu setengah jam dilakukan traksi janin tidak lahir.

 

2.2.8        Penyebab Kegagalan

·      Tenaga vakum terlalu rendah

·      Tenaga negative dibuat terlalu cepat, sehingga tidak tidak terbentuk kaput suksedaneum yang sempurna yang mengisi seluruh mangkuk.

·      Selaput ketuban melekat antara kulit kepala dan mangkuk sehingga mangkuk tidak dapat mencekam dengan baik.

·      Bagian-bagian jalan lahir (vagina, serviks) ada yang terjepit kedalam mangkuk.

·      Kedua tangan kiri dan tangan penolong tidak bekerja sama dengan baik.

·      Traksi terlalu kuat.

·      Cacat (defect) pada alat, misalnya kebocoran pada karet saluran penghubung.

·      Adanya disproporsi sefalo-pelvik. Setiap mangkuk lepas pada waktu traksi, harus diteliti satu persatu kemungkinan-kemungkinan diatas dan diusahakan melakukan koreksi.

 

2.2.9        Komplikasi

Ibu

·      Pendarahan

·      Trauma jalan lahir

·      Infeksi

Janin

·      Ekskoriasi kulit kepala

·      Sefalhematoma

·      Subgaleal hematoma. Hematoma ini cepat diresorbsi tubuh janin. Bagi janin yang mempunyai fungsi hepar belum matur dapat menimbulkan ikterus neonatorum yang agak berat.

 

2.2.10  Kelebihan

·      Pemasangan mudah (mengurangi bahaya trauma dan infeksi).

·      Tidak diperlukan narkose umum.

·      Mangkuk tidak menambah besar ukuran kepala yang harus melalui jalan lahir.

·      Ekstraksi vakum dapat dipakai pada kepala yang masih tinggi dan pembukaan serviks belum lengkap.

·      Trauma pada kepala janin lebih ringan.

 

 

 

 

2.2.11    Kerugian

·      Persalinan janin memerlukan waktu yang lebih lama.

·      Tenaga traksi tidak sekuat seperti pada cunam. Sebenarnya hal ini dianggap sebagai keuntungan, karena kepala janin terlindungi dari traksi dengan tenaga yang berlebihan.

·      Pemeliharaannya lebih sukar, karena bagian-bagiannya banyak terbuat dari karet dan harus selalu kedap udara.

 

2.3         Konsep Dasar KPD

2.3.1        Definisi

Ketuban dinyatakan pecah dini apabila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung atau oleh faktor tersebut.

2.3.2        Etiologi

Karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atu oleh kedua faktor tersebut.

2.3.3        Penilaian Klinik

-       Ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina dengan tes lakmus merah menjadi biru.

-       Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan USG.

-       Tentukan ada tidaknya infeksi

-       Tentukan adanya tanda-tanda inpartu

2.3.4        Penanganan

ð Konservatif

-       Rawat di rumah sakit

-       Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak tahan ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.

-       Jika umur kehamilan < 32 – 34 mgg dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.

-       Jika usia kehamilan 32-37 mgg belum inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol) dexa methason dan induksi setelah 24 jam.

-       Jika usia kehamilan 32-37 mgg ada infeksi berantibiotik dan lakukan induksi.

-       Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin)

-       Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid untuk memacu kematangan paru janin dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomrelin tiap minggu.

-    Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari, deksamethason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.

ð Aktif

-       Kehamilan > 37 mgg, induksi dengan oksitosin, bila gagal SC dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.

-       Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi, dan persalinan diakhiri :

a.    Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi jika tidak berhasil.

b.    Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam (Saifudin, Pelayanan Kesehatan maternal Neonatal). 

 

2.4    Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney

            Manajemen kebidanan adalah metode kerja profesi dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah sehingga alur kerja dari pengorganisasian pemikiran dan langkah dalam suatu urutn yang logis yang menguntungkan baik bagi pasien dan bidan.

   Dalam melaksanakan proses manajemn ini menggunakan 7 langkah, yaitu :

2.4.1  Pengkajian

            Menggali dengan cara mengumpulkan semua data yang dikumpulkan untuk mengevaluasi pasien secara lengkap dan terfokus.

A.   Data Subyektif

1.    Biodata

       a.  Nama Klien

Tujuannya agar dapat mengenal / memanggil klien dan tidak terjadi kekeliruan dengan pasien yang lainnya.

       b.  Umur

Umur penting karena ikut menentukan prognosis kehamilan jika umur terlalu lanjut / terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya.

       c.  Suku Bangsa

Untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari atau pola kehidupan pasien.

       d.  Pendidikan

            Penting karena berkenan dengan motivasi yang diberikan petugas dapat diterima sesuai dengan tingkat pengetahuannya.

       e.  Pekerjaan

Ditanyakan unuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan social ekonomi klien itu agar nasehat kita dan pengobatan nanti sesuai.

f.  Agama

Ditanyakan agar bila timbul keadaan gawat segera dapat diketahui siapa peerlu dihubungi dan saat proses persalinan umat  menganjjurkan agar bayi diberi adzan.

g.    Alamat

Untuk mengetahui klien itu tinggal dimana,menjaga kemungkinan bila ada klien yang namanya sama, selain itu alamat juga diperlukan bila mengadakan kkunjungan rumah.

2.    Keluhan Utama

Apakah penderita dating untuk pemeriksaan kehamilan ataukah ada pengaduaan-pengaduan lain yang penting. Ibu datang dengan keluhan kenceng-kenceng, tidak kuat untuk mengejan dan keluar cairan merembes melalui jalan lahir.

3.    Riwayat Menstruasi

-    Yang ditanyakan tentang haid (menache, haid teratur / tidak, siklus, lamanya, banyaknya, sifat darah, disenorhea, HPHT)

-    Anamnesahaid memberikan kesan pada klien tentang faal alat reproduksi haid teratur atau tidak dan siklusnya diperlukan untuk menghitung TP.

4.    Riwayat Kehamilan, persallinan dan nifas yang lalu

       -    Kehamilan       : gangguan eperti perdarahan, muntah yang sangat dan lainnya.

       -    Persalinan        : spontan / buatan aterm, preterm.

       -    Nifas               : adakah panas / perdarahan, bagaimana laktasi.

       -    Anak               : jenis kelamin, hidup / mati, umur berapa dan penyebabnya apa.

5.    Riwayat Kehamilan ini / ANC / TT

       Yang ditanyakan mulai merasakan pergerakan anak, kalau kehamilan masih muda adakah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.

 

B.   Data Obyektif

1.    Pmeriksaan Umum

       -    Keadaan Umum          : untuk menilai keadaan, kesehatan secara menyeluruh

       -    Suhu                            : pengukuran melalui axial / oral jika suhu tinggi menandakan adanya infeksi

       -    Pernafasan                   : cepat, lebih dari 24 x/menit

       -    Nadi                            : lebih dari 100 x/menit

       -    Tekanan darah             : ibu yang bersalin dengan vakum ekstraksi tidak boleh memiliki tensi yang lebih dari 140/90 mmHg

       -    Berat Badan                : prognosa kehamilan dan persalinan orang gemuk kurang baik dibandingkan dengan berat badannya normal, bukan hanya beratnya saja terlihat tapi bagaimana perubahan BB tiap kali ibu pemeriksaan dini, BB dalam TM III tidak boleh tambah 1kg/mgg/3kg/bulan penambahan melebihi batas dikarenakan ada perubahan pro odema.

2.    Inspeksi

       -    Rambut           : bersih/ tidak, adakah kerontokkan

       -    Muka               : adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat/ merah, adakah odema pada muka, bagaimana keadaan lidah/ gigi

       -    Leher               : adakah pembesaran vena jogularis, kel. Limfe, kel tiroid dan struma

       -    Dada               : bagaimana bentuk buah dada pigmentasi pada areola mamae, keadaan papilla, apakah sudah ada pengeluaran

       -    Perut                : perut membesar kedepan/ kesamping, berapa kali kontraksi

       -    Vulva              : keadaan perineum, adakahvarices, tanda chadwik, condiloma, fluor albus

       -    Anus                : apakah ada hemoroid

       -    Ekstremitas     : untuk melihat apakah ada varices, odema, simetris/ tidak

3.    Palpasi

       Leopold I             : untuk mengetahui usia kehamilan dan menentukan bagian apa yang terdapat pada fundus

       Leopold II            : untuk mengetahui bagian apa yang terdapat pada samping kanan kiri perut ibu

       Leopold III          : untuk mengetahui bagian terendah janin dan sudah PAP atau belum

       Leopold IV          : untuk mengetahui terdapat CPD atau tidak dan berapa bagian yang sudah masuk PAP

4.    Auskultasi

Mendengarkan denyut jantung janin, berapa frekuensinya, janin sehat bunyi jantung 120-140 x/menit, teratur atau tidak

5.    Perkusi

Bagaimana reflek patella kaki kanan dan kiri, bila negative kemungkinan terjadi hypovitamin B1 dan penyakit urat saraf.

6.    Pemeriksaan khusus vakum ekstraksi

VT                        : Ø 10cm / lengkap dan ketuban sudah pecah

Effacement          : sudah berapa persen pendataran serviksnya

Konsistensi           : lunak atau keras

Ketuban               : pecah atau masih utuh

Presentasi             : untuk mengetahui letak apa yang sudah turun kehodge berapa

 

2.4.2  Interpretasi Data

Menentukan diagnosa/ masalah, langkah ini dikembangkan dari interpretaasi data kedalam identifikasi yang spesifik mengenai masalah atas diagnosa.

          Data Dasar :

          Ds                 : Data subyektif yang menunjang diagnosa

          Do                : Data obyektif yang menunjang diagnosa, TFU, TTV, VT, DJJ,BB,TB.

          Kebutuhan    : kebutuhan pokok yang dibutuhkan pasien

 

2.4.2   Identifikasi Masalah Potensial

Mengantisipasi masalah potensial/diagnose potensial lainnya yang mungkin terjadi karena masalah/diagnose yang telah diidentifikasi, misalnya terjadi infeksi, perdarahan, dll

 

2.4.4   Identifikasi Kebutuhan Segera

Kolaborasi dengan dokter SpOG

 

2.4.5   Intervensi

1.    Jelaskan pada klien tentang hasil pemeriksaan

R/ agar klien tidak khawatir dengan kondisinya

2.    Lakukan informed consent pada klien dan keluarga

R/ untuk meminta persetujuan keluarga sebelum melakukan tindakan pada klien.

3.    Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan vakum ekstraksi

R/ melaksanakan fungsi independent

4.    Lakukan pertolongan segera dengan vakum ekstraksi

R/ untuk mengakhiri persalinan

5.    Klien dianjurkan untuk tirah baring

R/ agar tidak kekurangan tenaga

 

 

 

2.4.6   Implementasi

Mengarahkan/ melaksanakan rencana secara efisien dan aman.

 

2.4.7   Evaluasi

Mengevaluasi keektifan dari asuhan yang diberikan mengulangi kembali dengan benar proses penatalaksanaan bagi aspek asuhan yang telah dilakukan tetapi ternyata tidak efektif evaluasi berdasarkan tujuan atau hasil yang diharapkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 3

TINJAUAN KASUS

 

1.      Pengkajian

         Tanggal : 23 Juli 2010                Jam : 14.00                  Oleh : Nikita Welandha

         A.     Data Subyektif

         1.1    Identitas

                  Nama Klien     : Ny. “K”                           Nama Suami    : Tn. “S”          `

                  Umur               : 22 tahun                          Umur               : 27 tahun

                  Pendidikan      : SMP                                Pendidikan      : SMA

                  Agama             : Islam                               Agama             : Islam

                  Pekerjaan         : -                                       Pekerjaan         : Swasta

                  Alamat            : Karang Harjo-Kragan     Menikah          : 21 tahun

                  No. Register    : 279861                            Lama menikah : 1 tahun

1.2        Riwayat Menstruasi

Ibu mengatakan menarche umur 13 tahun, siklus haid teratur ± 28 hari, lama haid ± 7 hari, warna merah, bau anyir, dysmenorhea kadang-kadang, fluor albus ya, HPHT : - , TP : 27 Maret 2010.

1.3        Keluhan Utama

Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak jam 19.00 WIB, tanggal 22 Maret 2010, tidak disertai lender dan darah, tetapi sudah mengeluarkan air ketuban sedikit.

1.4        Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

no

Suami ke-

UK

Jns Pers

penol

BB/PB lahir

Umur skrg

Lk/Pr

Meneteki

KB

1

1

 

9 bln

HAMIL INI

 

 

 

    

 

 

        

         1.5    Riwayat Kehammilan ini/ ANC/ TT

Ibumengatakan bahwa ini kehamilan yang kedua dengan usia kehamilan 9bulan, gerak anak mulai dirasakan pada usia kehamilan 5 bulan, ibu memeriksakan kehamilannya di Bidan sebanyak 12 kali, ibu sudah mendapatkan TT lengkap. Keluhan ibu selama hamil, pada TM I : ibu mengeluh mual-mual tapi sudah diberi obat oleh bidan, TM II : tidak ada keluhan, TM III : sering BAK.

 

        

         B.     Data Obyektif

         2.1    Pemeriksaan Umum

BB/TB       : 53 kg/155 cm                        TD       :­­­120/70 mmHg

Nadi          : 84 x/Menit                             suhu     : 36,7˚C

Inspeksi

a.       Rambut           : Hitam, bersih

b.      Muka              

·         Cloasma grafidarum    : Tidak ada

·         Conjungtiva                : Merah muda

·         Sclera                          : Putih

c.       Mulut 

·         Gigi                 : Tidak ada caries

·         Stomatitis        : Tidak ada

·         Bibir kering     : Tidak

·         Lidah pucat     : Tidak

d.      Leher

·         Pembesaran vena jugularis                  : Tidak ada

·         Pembesaran kelenjar Tiroid                 : Tidak ada

·         Pembesaran kelenjar getah bening      : Tidak ada

·         Struma                                                 : Tidak ada

e.       Payudara

·         Bentuk                        : Simetris, Bulat

·         Areola             : Hiperpigmentasi

·         Putting susu    : Menonjol

·         Keluaran          : Kolostrum

f.       Perut

·         Pembesaran     : Sesuai dengan usia kehamilan

·         Strie                 : Lividae

·         Linea               : Nigra

·         Luka Parut      : Tidak ada

g.      Vulva

·         Warna              : Kehitaman

·         Luka parut       : Tidak ada

·         Keluaran          : Lendir dan cairan merembes

·         Varises                        : Tidak ada

·         Odema                        : Tidak ada

·         Kelainan          : Tidak ada

h.      Anus

·         Hemoroid        : Tidak ada

i.        Ekstermitas atas dan bawah

·         Varises                        : Tidak ada

·         Odema                        : Tidak ada

Palpasi

Leopold I        : TFU 32 cm, teraba bulat, kurang melenting, lunak (bokong)

Leopold II            : Bagian kanan teraba panjang, keras, seperti papan (Puka) dan bagian kiri perut ibu teraba kecil-kecil ada celah (ekstremitas)

Leopold III     : Bagian terendah teraba keras bulat sedikit melenting (kepala)

Leopold IV     : sudah masuk PAP (divergen 4/5 bagian)

Auskultasi

·         Cortonen                     : 142 x/menit

·         Teratur                         : Ya

·         Taksiran Berat Janin    : TFU – 12 x 155

                                                      : 32 – 12 x 155

                                                      : 3100 gram

Perkusi

·         Reflek patella  : +/+

 

         2.2    Pemeriksaan Khusus

            Vagina toucher (tgl: 22 Maret 2010          jam: 20.00 WIB)

            Pembukaan            : 1 cm

            Effacement           : 15 %

            Ketuban                : (-)

            Presentasi              : Belakang kepala

            Denominator         : UUK

            Hodge                   : I

2.5        Pemeriksaan Penunjanng

Darah     : Hb  10,8 gram %

Urine      : - Albumin                     : tidak dikaji

                 - Reduksi                      : tidak dikaji

 

 

II.     INTERPRETASI DATA

   Dx    : GIP00000 A/T/H, intra uterine, presentasi belakang kepala, kesan panggul normal, KU ibu dan janin baik dengan Inpartu Kala I Fase Laten.

   Ds     : Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng sejak pukul 19.00 WIB, tanggal 22 Maret 2010 dan mengeluarkan cairan merembes.

   Do    : BB/ TB : 53 kg/ 150 cm, nadi : 84 x/menit, tensi : 120/70 mmHg, suhu : 36,7˚C, respirasi : 24 x/ menit, LILA : 24 cm

               Palpasi : TFU : 32 cm, teraba pertengahan pusat – px, VT : Ø 1cm, eff : 15 %, sudah masuk PAP 4/5 bagian, hodge I.

 

III.    IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL

         Infeksi dan perdarahan

IV.    IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

         Kolaborasi dengan dokter SpOG

V.     INTERVENSI

         Tanggal : 22 Maret 2010                                                jam : 14.00 WIB

   Dx       : GIP00000 A/T/H, intra uterine, presentasi belakang kepala, kesan panggul normal, KU ibu dan janin baik dengan Inpartu Kala I Fase Laten.

   Tujuan : Setelah diberikan Asuhan Kebidanan diharapkan dalam waktu 1×24 jam keadaan ibu tetap stabil.

   Criteria   :  - Kemajuan

                     - Bayi lahir spontan

                     - Tidak terjadi komplikasi

1.  Jalin komunikasi terapeutik dengan pasien dan keluarganya sebelum melakukan tindakan

     R/ agar pasien dan keluarga kooperatif dengan kita

2.  Observasi CHPB dan TTV

        R/ untuk memantau keadaan janin dan ibu

3.    Berikan nutrisi dan hidrasi peroral

              R/ sebagai sumber tenaga pasien

4.    Berikan posisi yang nyaman

     R/ agar pasien merasa nyaman

5.    Berikan dukungan emosional dan relaksasi pernafasan

     R/ agar pasien memounyai semangat dan dapat mengurangi rasa nyeri

 

6.    Persiapkan alat-alat persalinan

     R/ untuk mempercepat proses pertolongan persalinan

7.    Lakukan pimpinan 58 langkah saat ada tanda gejala kala II

     R/ efisien dan efektif

 

VII.  IMPLEMENTASI

Kala I                                      LEMBAR OBSERVASI

Tgl/ jam

His

DJJ

S/ N/ T

Keterangan

22 Maret 2010

20.00

 

 

 

 

21.00

 

22.00

 

23.00

 

00.00

 

 

 

 

 

01.00

 

02.00

 

03.00

 

04.00

 

 

 

 

 

05.00

 

06.00

 

07.00

 

08.00

 

 

 

 

 

09.00

 

09.30

 

10.00

 

10.30

 

11.00

 

11.30

 

12.00

 

 

 

 

 

12.30

 

13.00

 

13.30

 

14.00

 

14.30

 

15.00

 

15.30

 

16.00

 

 

 

 

 

16.30

 

17.00

 

 

1 × 20’ dlm 10”

 

 

 

 

1 × 20’ dlm 10”

1 × 20’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

 

 

 

 

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

 

 

 

 

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

 

 

 

 

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

 1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

 

 

 

 

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

 

 

 

 

1 × 25’ dlm 10”

1 × 25’ dlm 10”

 

142 x/mnit

 

 

 

 

 

142 x/mnit

 

144 x/mnit

 

144 x/mnit

 

144 x/mnit

 

 

 

 

 

144 x/mnit

 

144 x/mnit

 

144 x/mnit

 

146 x/mnit

 

 

 

 

 

146 x/mnit

 

146 x/mnit

 

144 x/mnit

 

144 x/mnit

 

 

 

 

 

144 x/mnit

 

146 x/mnit

 

146 x/mnit

 

146 x/mnit

 

146 x/mnit

 

146 x/mnit

 

145 x/mnit

 

 

 

 

 

145 x/mnit

 

145 x/mnit

 

145 x/mnit

 

150 x/mnit

 

155 x/mnit

 

159 x/mnit

 

159 x/mnit

 

150 x/mnit

 

 

 

 

 

150 x/mnit

 

155 x/mnit

 

 

S : 36,5˚C

N : 84 x/mnt,

TD: 110/70 mmHg

 

 

N : 84 x/mnit

 

S : 36,6˚C 

N : 84 x/mnit

N : 88 x/mnit

 

S : 36,5˚C

N : 88 x/mnit

TD : 110/70 mmHg

 

 

N : 88 x/mnit

 

S : 36,6 ˚C

N : 88 x/mnit

N : 88 x/mnit

 

S : 36,6˚C

N : 86 x/mnit

TD : 110/80 mmHg

 

 

N : 86 x/mnit

 

S : 36,7˚C

N : 86 x/mnit

N : 86 x/mnit

 

S : 36,7˚C

N : 86 x/mnit

TD : 110/70 mmHg

 

 

N : 86 x/mnit

 

N : 86 x/mnit

 

S : 36,7˚C

N : 88 x/mnit

N : 88 x/mnit

 

N : 90 x/mnit

 

N : 90 x/mnit

 

S : 36,8˚C

N : 92 x/mnit

TD : 120/70 mmHg

 

 

N : 92 x/mnit

 

N : 94 x/mnit

 

N : 94 x/mnit

 

S : 36,8˚C

N : 94 x/mnit

N : 94 x/mnit

 

N : 96 x/mnit

 

N : 96 x/mnit

 

S : 36,8˚C

N : 98 x/mnit

TD : 100/70 mmHg

 

 

N : 98 x/mnit

 

N : 98 x/mnit

 

 

Ø 1 cm, eff 15 %, ketuban (-) merembes, presentase belakang kepala, penurunan kepala 4/5 bagian, denominator UUK kanan depan, hodge I, tidak teraba bagian terkecil janin.

-  berikan makan dan minum diantara kontraksi

- mengajarkan tehnik relaksasi pada ibu dengan cara menghirup udara dari hidung dan mengeluarkan lewat mulut.

Ø 2cm, eff 25%, ketuban (-) merembes, presentase belakang kepala, penurunan kepala 4/5 bagian, denominator UUk kana depan, hodge I+, tidak teraba bagian terkecil janin.

 

 

 

 

 

 

Ø 3cm, eff 35%, ketuban (-) merembes, presentase belakang kepala, penurunan kepala 4/5 bagian, denominator UUK kanan depan, hodge II, tidak teraba bagian terkecil janin.

 

 

 

 

 

 

Ø 5cm, eff 55%, ketuban (-) merembes, presentase belakang kepala, penurunan kepala 3/5 bagian, denominator UUK kanan depan, hodge II, tidak teraba bagian terkecil janin .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ø 7cm, eff 75%, ketuban (-) merembes, presentase belakang kepala, penurunan kepala 3/5 bagian, denominator UUK kanan depan, hodge II, tidak teraba bagian terkecil janin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ø 9cm, eff 90%, ketuban (-) merembes, presentase belakang kepala, penurunan kepala 2/5 bagian, denominator UUK kanan  depan, hodge III, tidak teraba bagian terkecil janin.

 

 

Ø 10cm, eff 100%, ketuban (-) merembes, presentase belakang kepala, penurunan kepala 1/5 bagian, denominator UUK kanan depan, hodge III, tidak teraba bagian terkecil janin.

S : Ibu mengatakan perutnya               kenceng-kenceng dan ingin mengejan, tetapi ibu tidak kuat untuk mengejan.

O : Adanya tanda gejala kala II, yaitu adanya dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka

A : GIP00000 A/T/H, intra uterin, presentase belakang kepala, kesan panggul ibu normal, KU ibu dan janin baik, Inpartu Kala II Fase Aktif dengan kelelahan ibu

P : - dilakukan pimpinan mengejan pada ibu.

     - kolaborasi dengan dokter SpOG.

Evaluasi

S : Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng dan tidak kuat lagi untuk mengejan.

O : Tidak ada kemajuan dalam persalinan, ibu tampak kelelahan dan tidak kuat pada saat mengejan, nadi ibu berdenyut semakin cepat lebih dari 100 x/mnit.

A : GIP00000 A/T/H, intra uterin, presentase belakang kepala, kesan pan ggul ibu normal, Ku ibvu dan janin baik, Inpartu Kala II Fase Aktif dengan kelelahan ibu.

P : Lakukan advice dokter (Vakum Ekstraksi)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kala II

Dx     : GIP00000 A/T/H, intra uterin, presentase belakang kepala, kesan panggul normal, KU ibu dan janin baik, Inpartu Kala II dengan kelelahan ibu.

Ds     : Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-kenceng dan tidak kuat lagi untuk mengejan.

Do     : Ibu terlihat menyeringai kesakitan karena perutnya terus kenceng-kenceng,  nadi ibu semakin cepat lebih dari 100 x/menit dan pembukaan sudah lengkap.

 

Tgl / jam

Keterangan

23 Maret 2010

Setelah pembukaan lengkap, mengatur posisi untuk meneran yaitu posisi litotomi kemudian kita lakukan episiotomy pada perineum ibu secara medio lateral. Setelah itu masukkan mangkuk kedalam vagina dengan posisi miring dan dipasang pada bagian terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar.tonjolan pada mangkuk, diletakkan sesuai dengan letak denominator. Setelah itu dilakukan penghisapan dengan pompa penghisap dengan tenaga 0,2 kg/cm² dengan interval 2 menit. Ini membutuhkan waktu kurang lebih 6-8 menit. Dengan adanya tenaga negative ini, maka pada mangkuk akan terbentuk kaput suksedaneum artifisialis (chignon). Sebelum dilakukan traksi, dilakukan periksa dalam ulang untuk mengetahui bagian-bagian jalan lahir yang ikut terjepit. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu diminta untuk mengejan dan mangkuk ditarik searah dengan arah sumbu panggul. Pada waktu melakukan tarikan ini harus ada koordinasi yang baikantara tangan kiri dan kanan penolong. Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri menahan mangkuk, sedangkan tangan kanan melakukan tarikan dengan memegang pada pemegang. Maksud tangan kiri menahan mangkuk ialah agar mangkuk selalu dalam posisi  yang benar dan sewaktu-waktu mangkuk lepas, maka mangkuk tidak akan meloncat kearah muka penolong. Traksi dilakukan terus selama ada his dan harus mengikuti putar paksi dalam, sampai akhirnya suboksiput berada dibawah symphisis. Bila his berhenti, maka traksi juga dihentikan. Berarti traksi dikerjakan secara intermittent, bersama-sama dengan his. Kepala janin dilahirkan dengan menarik mangkuk kearah atas, sehingga kepala janin melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai hipomoklion dan berturut-turut lahir bagian-bagian kepala sebagaimana lazimnya. Pada waktu kepala melakukan gerakan defleksi ini, maka tangan kiri penolong segera menahan perineum. Setelah kepala lahir, pentil dibuka, udara masuk kedalam botol, tekanan negative menjadi hilang dan mangkuk dilepas. Setelah itu tunggu putar paksi luar, kemudian cek adanya llilitan tali pusat. Jika ada kita kendorkan, pegang kepala bayi secara biparietal dan lakukan curam kebawah untuk melahirkan bahu depan dan curam keatas untuk melahirkan bahu belakang. Kemudian lakukan sangga pada kepala dan tangan kiri menyusuri kaki sampai lahirnya seluruh kaki/ tumit kaki dikait. Segera nilai (warna kulit, tangisan bayi dan pernafasan) letakkan bayi diatas perut ibu dan kita cek fundus untuk mengetahui adanya bayi kedua. Beritahu ibu kalau akan disuntik oksitosin 10 unit/ IM pada paha atas kiri bagian luar dan segera potong tali pusat bayi yang sebelumnya telah diklem pada dua tempat. Letakkan kepala bayi lebih rendah daripada tubuhnya, bayi dikeringkan kecuali tangan. Serahkan bayi pada petugas kesehatan untuk dilakukan pengukuran, penimbangan dan imunisasi.

 

PENILAIAN APGAR SCORE

No.

Kategori

1 menit

5 menit

1.

2.

3.

4.

5.

Warna kulit

Frekuensi nadi

Reaksi rangsangan

Tonus otot

Pernafasan 

2

1

1

2

2

2

1

2

2

2

6.

JUMLAH

8

9

 

Bayi lahir spontan belakang, pada tanggal 23 Maret 2010,  jam 18.00 WIB, Jenis kelamin ♂ (laki-laki), BB : 3200 gram, PB : 49 cm, A-S : 8-9

 

 

 

 

 

 

Kala III

Dx    : P10001 dengan Kala III

Ds     : Ibu mengatakan perutnya terasa mules

Do    : Ibu terlihat menyeringai kesakitan karena perutnya yang terus mules, disertai adanya tanda-tanda pelepasan plasenta : tali pusat bertambah panjang, adanya semburan darah dan uterus globuler.

Tgl/ jam

Keterangan

23 Maret 2010

18.10

Setelah bayi lahir ditaruh diperut ibu, kemudian kita pindahkan klem 5-10 cm didepan vulva. Posisi tangan kanan diletakkan diatas simphisis secara dorso cranial, menunggu uterus berkontraksi dan melakukan peregangan kearah bawah pada tali pusat, jika plasenta sudah terlihat diintroitus vagina, sambil memutar searah jarum jam hingga selaput ketuban terlepas dan dilahirkn plasenta, kemudian masase uterus hingga berkontraksi dan nilai perdarahan, kelengkapan plasenta, periksa adanya robekan pada mukosa vagina dan perineum, masase 15 detik lagi sampai kontraksi uterus baik, melakukan pengecekkan tensi, nadi, masase lagi dan mengajarkan pada ibu, membersihkan ibu supaya nyaman.

Plasenta lahir spontan lengkap, tanggal 23 Maret 2010, jam 18.10 WIB, panjang ± 50cm, diameter 20cm, tebal ± 1,5cm, insersi sentralis, berat plasenta ± 400gram.

 

Kala VI

Tanggal : 23 Maret 2010                                 jam : 20.10 WIB

Dx    : P10001 dengan Kala IV

Ds     : Ibu mengatakan merasa nyeri pada daerah panggul belakang, perut dan vagina

Do    : Adanya kontraksi uterus yang keras dan luka perineum dikarenakan episiotomy.

 

TFU                                   : 1 jari dibawah pusat

Kontraksi uterus                : baik

Fluxus aktif                       : ± 100CC

Tanda-tanda vital              : nadi : 88 x/ menit, tensi : 110/ 70 mmHg, RR : 24 x/ menit, suhu : 36,5˚C

 

 

VII.  EVALUASI

         Tanggal : 23 Maret 2010                                    jam : 20.30 WIB

      S    : Ibu mengatakan merasa lega dan senang melahirkan anaknya dengan selamat

      O   : KU : baik, tensi : 110/ 70 mmHg, nadi : 86 x/ menit, RR : 24 x/ menit, suhu : 36,5˚C

               - jam 18.00 WIB, bayi lahir spontan belakang, laki-laki, BB : 3200 gram, PB : 49 cm

                  - plasenta lahir lengkap

                  - kontraksi uterus baik

                  - perdarahan ± 100CC

                  - kandung kemih kosong

                  - luka episiotomy telah dijahit

         A   : P10001 2jam Post Partum

         P    : Berikan HE tentang :

                  - nutrisi yang cukup, jangan tarak

                  - personal hygiene

                  - mobilisasi dini

                  - istirahat yang cukup

                  - ASI Eksklusif

                  - cara menyusui yang benar

                  - cara perawatan payudara

                  - perawatan bayi sehari-hari

                  - KB

               Terapi  :   - amoxilin             3 × 1

-  B1                      3 × 1

-  Tablet Fe            3 × 1

-  Vitamin C          3 × 1

               Follow up, 1 minggu tanggal 30 Maret 2010 atau jika ada keluhan.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 4

PENUTUP

 

4.1        Kesimpulan

         Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup didunia, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan luar (Sinopsis Obstetri : 91). Pada kasus ini membahas tentang Inpartu Kala I Fase Laten dengan KPD dan Vakum Ekstraksi ternyata didalam kenyataan dengan teori terdapat kesamaan-kesamaan sama seperti dalam pegkajian, interpretasi data, mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan identifikasi tindakan segera dan dapat membuat rencana asuhan / intervensi dan implementasi sampai dengan evaluasi.

 

4.2        Saran 

ü  Bagi Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan mampu melakukan asuhan pada klien dengan menerapkan teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dengan masalah.

ü  Bagi Institusi

Memperbanyak buku-buku / literatur yang berkaitan dengan kebutuhan kebidanan yang ada sebagai pedoman dalam pembuatan makalah kami berikutnya agar lebih baik.

ü  Bagi Lahan Praktik

Diharapkan sarana dan prasarana lahan praktik lebih ditingkatkan serta dapat memberikan konsep dasar tentang asuhan kebidanan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta

Universitas Padjadjaran Bandung. 1983. Obstetri Fisiologi. Elemen. Bandung

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Askeb ANC Covid

  BAB III TINJAUAN KASUS 3.1     Pengkajian Hari / tanggal    : Senin, 20 Mei 2021                                           Jam   : 1...