ABORTUS
BATASAN
Berakhirnya kehamilan
pada umur kehamilan < 20 minggu atau berat janin < 500 gram (Williams
Obstetric : beberapa negara eropa masih menggunakan definisi kurang dari 1000
gram).
KALASIFIKASI
I.
menurut penggolongan jenis :
1. abortus
spontan : terjadi dengan sendirinya
2. abortus
provokatus : disengaja
a. abortus
provokatus terapetikus : dengan alasan kehamilan membahayakan ibunya atau janin
cacat.
b. abortus
provokotus kriminalis : tanpa alasan medis yang sah.
II.
menurut derajat / tingkat :
1. Abortus
Iminen : abortus yang membakat ditandai dengan perdarahan pervaginam yang minimal,
tetapi portio uteri ( kanalis servikalis ) masih tertutup.
2. Abortus
Insipiens : pembukaan servik yang kemudian diikuti oleh kontraksi uterus namun
buah kehamilan belum ada yang keluar.
3. Abortus
Inkomplet : biasanya ada pembukaan serviks, sebagian hasil konsepsi sudah ke
luar ( plasenta ) sebagian masih tertahan didalam rahim. biasanya diikuti
perdarahan hebat.
4. “Missed
Abortion” :tertahannya hasil konsepsi yang telah mati didalam rahim selama ≥ 8
minggu. ditandai dengan tinggi fundus uterus yang menetap bahkan mengecil.
biasanya tidak diikuti tanda-tanda abortus seperti perdarahan, pembukaan
servik.
5. Abortus
Habitualis : abortus spontan 3 kali atau lebih secara berturut-turut.
6. Abortus
Infeksious : abortus yang mengalami infeksi.
ETIOLOGI
1.
ovum patologik ( Blight Ovum )
embrio
degenerasi yang kadang-kadang disertai pertumbuhan plasenta abnormal.
2.
Kromosom Abnormal
misalnya
monosomia dan trisomia
3.
kelainan pada sel telur dan sperma
spermatozoa
maupunsel telur yang mengalami “aging proces” sebelum fertifsasi akan
meningkatkan insiden abortus.
4.
kondisi rahim yang tidak optimal
gangguan
kontrol hormonal dan faktor-faktor endokrin laain yang berhubungan dengan
persiapan uterus dalam menghadapi proses implantasi dan penyediaan nutrisi
janin : gangguan pada corpus luteum.
5.
penyakit ibu
penyakit
kronis : hipertensi, diabetes meletus, keganasan
penyakit
infeksi : toksoplamosis, rubella, sifilis
6.
malnutrisi
7.
inkomptabilitas rhesus
reaksi
antara Rh anti Rh menyebabkan proses autoimunologik sehingga terjadi
eritoblastosis fetalis.
8.
laparotomi
makin
dekat lokasi pembedahan ke organ pelvis, kemungkinan abortus meningkat.
9.
trauma fisik dan jiwa
rasa
prustasi dan jiwa
10.
keracunan
tembakau,
alkohol dan radiasi
11.
cervix incompten
PATOFISIOLOGI
perubahan patologi
dimana dari perdarahan pada desidua basalis yang menyebabkan nekrosis jaringan
sekitar. selanjutnya sebagian atau seluruh janin akan terlepas dari dinding
rahim. keadaan ini merupakan benda asing bagi rahim sehingga merangsang
kontraksi rahim untuk terjadi ekspulsi. bila ketuban pecah terlihat maserasi
janin bercampur air ketuban. seringkali fetus tak tampak dan ini disebut “
blight ovum”.
KOMPLIKASI
1. perdarahan
: mengakibatkan anemi syok dan syok hipovelomik
2. infeksi
: abortus infeksi dan sepsis
GEJALA
KLINIS
1. perdarahan
a. berlangsung
ringan sampai dengan berat
b. perdarahan
pervaginam pada abortus iminen biasanya ringan berlangsung berhari hari dan
warnanya merah kecoklatan
2. nyeri
a. “cromping
pain”, rasa nyeri seperti pada waktu haid didaerah suprassimpisis, pinggan dan
tulang belakang yang bersifat ritmis
3. febris
a. menunjukkan
proses infeksi intra genital, biasanya lochea berbau dan nyeri pada waktu
pemeriksaan dalam.
DIAGNOSIS,
GEJALA, DAN PENATALAKSANAAN
Diagnosis
|
Gejala Klinis
|
Penatalaksanaan
|
Abortus Iminen
|
- (Ada)
amenore
- (Ada)
tanda-tanda hamil muda
- perdarahan
pervaginam, nyeri neri (cramping pain)
- VT
( pemeriksaan dalam : ostium uteri menutup)
|
- istirahat
– tirah baring
- tokolitik
: isoxuprine tiap 8 jam
- preparat
progeston 2-3 x 1 tab setiap 8-12 jam
- antiprostaglandin
500mg setiap 8 jam
|
Abortus Insipiens
|
-
perdarahan pervagianam, nyeri
(his)
-
VT : ostium uterimenipis dan
terbuka ketuban menonjol buah kehamilan utuh
|
- kuretase
atau drip oxytocin bola kehamilan lebih dari 12 minggu dilanjutkan
- methylgomethrine
meleat 1 tab, setiap 8 jam selama 5 hari
- amoxicilin
500 mg setiap 6 jam selama 5 hari
|
Abortus Inkomplet
|
- perdarahan
pervagianam, nyeri dan kadang-kadang disertai syok
- VT
: ostium uteri terbuka didapat sisa kehamilan
plasenta
|
- memperbaiki
keadaan umum
- kosongkan
isi uterus (menghentikan perdarahan)
- jika
kehamilan > 12 mggu : methylergomethine meleat 1 tab setiap 8 jam selama 5
hari
- cegah
ifeksi amoxycilin 500 mg tiap 8jam selama 5 hari
|
Missed Abortion
|
- perdarahan
dan keluhan kahamilan
Pemeriksaan fisik : tinggi fundus uteri yang
menetap dan bahkan mengecil tidak sesuai dengan umur kahamilan
|
MRS :
Mengeluarkan jaringan nekrosis
- pemeriksaan
faal hemostatis
- kehamilan
<12 mgg langsung kuretase
- kehamilan
> 12 mgg : misoprostol 1 tab / intra vaginal / tiap 6 jam / 1 hari
dilanjutkan dengan OD dan kuretase
- disarankan
untuk monitoring fibrinogen serum
|
Abortus infeksi
Abortus inkomplet+panas
|
-
perdarahn pervaginam, nyeri dan sering
disertai syok
-
VT : ostium uteri terbuka, nyeri
adneksa dan flour albuse yang berbau
|
- perbaik
KU : infus, transfusi
- antipiretik
: Xylomidon 2 cc i.m
- antibiotik
dosis tinggi : ampiciline 3-5 hari atau amoxycilin 1 gr i.v tisp 8 / hari
selama 3-5 hari
- kuret
setelah 3-6 jam
|
Abortus septis
|
Tanda-tanda sepsis pada umumnya
|
MRS ;
a. first
line :
- ampiciline
1 gr i.v tiap 6 jam
- gentamicyn
80 mg i.m tiap 12 jam
- metronidazole
1 gr rek.suptiap 8 jam
b. ditambah
pengobatan suportip oksigen, pemasangan CVP dan lain-lain
c. 12-24
jam kemudian dilakukan kuret, observasi selama 12 jam lagi. bila keadaan tidak
membaik, berikan obat “secondline” (sefalosporin generasi III). bila 12 jam
berikutnya keadaan tidak membaik, dilakukan TAH+BSO
|
DIAGNOSIS
BANDING
1.
kehamilan ektopik
2.
hipermenorheae
3.
abortus mola hidatidosa
4.
mioma uteri bertangkai
daftar pustaka
1. cunninghan. GF,6,MD.MacDonald P.C,MD,Garet N.F,MD, Abortion, Wiliam Obstetrics 20th Edition, 1997,Applentiom & Lange Connectient p. 579-605
benson R,C Pemoll M.L. Early Prenancy Complication. In Handbook Of Obstetrics & gynecology 9th Edition, 1994, RR Donellcy and Sons p. 288-299
saifuddin A.B, Racmihadhi T. Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan. In. Ilmu Kebidanan Edisi IV, hal 302-312, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta 1997
No comments:
Post a Comment