1.
Batasan
Kontrasepsi implan ialah cara
mencegah kehamilan dengan memasukkan hormon progesteron ke dalam tubuh wanita
secara terus menerus, melalui batang silastik berisi hormon tersebut yang
ditanam didalam lapisan lemak dibawah kulit.
Alat kontrasepsi yang disusupkan
dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur)
panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dan dalam setiap
batang mengandung hormon levonorgetrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan
(BKKBN, 2006).
Kontrasepsi implan merupakan
kontrasepsi yang berbentuk batang kesil yang mengandung hormon progestin.
Setelah bidan mematikan rasa kulit dengan menggunakan anastesik, kemudian alat
seperti jarum (trocar) digunakan untuk menempatkan implan dibawah kulit pada
lengan bagian atas. Pemasangan implan tidak memerlukan jahitan pada kulit.
Secara perlahan implan akan melepaskan progestin ke dalam aliran darah. Implan
efektif digunakan selama 3tahun.
2.
Jenis
Implant
Jenis implan
menurut Saifuddin (2006) adalah sebagai berikut :
a. Norplan
terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan
diameter 2,4 mm yang berisi dengan 36 mg levonorgestrol dan lama kerjanya 5
tahun.
b. Implanon
terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter
2 mm yang berisi 68 mg ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun
c. Jadena
dan indoplan terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun
3.
Mekanisme
Kerja
Konsep
mekanisme kerjanya menurut Manuaba adalah :
a. Dapat
mengahalangi Pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi
b. Mengentalkan
lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa
c. Menipiskan
endometrium sehingga tidak siap menjadi tempat nidasi
4. Keuntungan
dan Kerugian Kontrasepsi Implant
a. Keuntungan Kontrasepsi Implan, meliputi :
-
Daya guna
tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi
berkesinambungan yang aman dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant
sangat mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100
perempuan.
-
Perlindungan
jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka
panjang. Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu
(contoh : uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.
-
Pengembalian
kesuburan yang cepat
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu
rendah untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan.
Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam
bulan pertama setelah pengangkatan.
Angka kehamilan pada tahun pertama setelah
pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan
metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang
kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi
tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan
memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi
setelah pengangkatan implan demikian cepat.
-
Tidak
memerlukan pemeriksaan dalam
Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian
dalam lengan atas.
-
Bebas dari
pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan
mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon
estrogen, sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.
-
Tidak
mengganggu kegiatan sanggama
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama,
karena diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
-
Tidak
mengganggu ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita
menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi
tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam
tiga bulan), implan dapat diisersikan segera Postpartum.
-
Klien hanya
kembali ke klinik bila ada keluhan
-
Dapat
dicabut setiap saat
-
Mengurangi
jumlah darah haid
Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid
yang hilang.
-
Mengurangi
/ memperbaiki anemia
Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan
hari perdarahan di atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para
pengguna implan meningkat karena terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah
haid yang hilang.
b. Kerugian Kontrasepsi Implant, meliputi :
Pada kebanyakan klien dapat
menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
(spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah darah haid, serta amenorea.
Sejumlah perubahan pola haid
akan terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira 80% pengguna. Perubahan
tersebut meliputi perubahan pada interval antar perdarahan, durasi dan volume
aliran darah, serta spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan
amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun
pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada
tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah
perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun. Timbulnya keluhan-keluhan,
seperti :
-
Nyeri
kepala
Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna
adalah nyeri kepala; kira-kira 20% wanita menghentikan penggunaan karena nyeri
kepala.
-
Peningkatan
berat badan
Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan
peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan
berat badan pada pengguna implan dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan
penuaan. Walaupun peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas
androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya tidakmempunyai dampak
klinis apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang
menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam
indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang tidak teratur
dengan berat badan).
-
Jerawat
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi
minyak, merupakan keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna implan.
Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan
suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin
pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding globulin), menyebabkan
peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal
ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel,
yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan
penurunan dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan
jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik dengan
menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal
(misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal).
Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar
pengguna untuk terus menggunakan implan.
-
Perubahan
perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
Pemasangan dan pengangkatan implan menjadi pengalaman
baru bagi sebagian besar wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun,
wanita akan menghadapinya dengan berbagai derajat keprihatinan serta kecemasan.
Walaupun ketakutan akan rasa nyeri saat pemasangan implan merupakan sumber
kecemasan utama banyak wanita, nyeri yang sebenarnya dialami tidak separah yang
dibayangkan.
Pada kenyataannya, sebagian besar pasien mampu
menyaksikan dengan santai proses pemasangan atau pengangkatan implannya. Wanita
harus diberitahu bahwa insisi yang dibuat untuk prosedur tersebut kecil dan
mudah sembuh, meninggalkan jaringan parut kecil yang biasanya sukar dilihat
karena lokasi dan ukurannya.
-
Membutuhkan
tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat
melalui prosedur pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak
dapat memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden
pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang
dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman
dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan.
-
Tidak
memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.
Implan tidak diketahui memberikan perlindungan
terhadap penyakit menular seksual seperti herpes, human papiloma virus, HIV
AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang berisiko menderita penyakit menular
seksual harus mempertimbangkan untuk menambahkan metode perintang (kondom) guna
mencegah infeksi.
-
Klien tidak
dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.
Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan
pengangkatan implan.
-
Efektivitas
menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy
(fenitoin dan barbiturat).
Obat-obat ini sifanya menginduksi enzim mikrosom hati.
Pada kasus ini, penggunaan implan tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan
risiko kehamilan akibat kadar levonorgestrel yang rendah di dalam darah.
-
Insiden
kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.
Angka kehamilan ektopik selama menggunakan kontrasepsi
implan adalah 0,28 per 1000 wanita per tahun penggunaan.
Walaupun risiko terjadinya kehamilan ektopik selama menggunakan implan rendah, jika kehamilan memang terjadi, kehamilan ektopik harus dicurigai karena kira-kira 30% kehamilan pada saat menggunakan implan merupakan kehamilan ektopik. Angka Kehamilan Ektopik per 1000 Wanita per Tahun Penggunaan
5. Efek
Samping
a. Efek samping paling utama dari implant adalah
perubahan pola haid, yang terjadi pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama
3-6 bulan pertama dari pemakaian.
b. Yang paling sering terjadi:
-
Bertambahnya
hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
-
Perdarahan
bercak (spotting)
-
Berkurangnya
panjang siklus haid
-
Amenore,
meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan
bercak.Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang
membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada
biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
c. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan
berkurang dengan berjalannya waktu.
d. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).
e. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan
yang paling sering ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan
berat badan (Gunawan,
1999).
No comments:
Post a Comment