ASUHAN
KEBIDANAN
PADA BAYI Ny. “D” KURANG BULAN SESUAI MASA
KEHAMILAN USIA 1 HARI DENGAN PREMATUR
DIRUANG NEONATUS
RSUD Dr. KOESMA TUBAN
TANGGAL 31 MARET – 12 APRIL 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bayi
adalah individu baru yang lahir di dunia dalam keadaan yang terbatas, maka
individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain.
Prematoritas dan berat lahir
rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat
1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya
peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus (Nealson, 1998).
Morbiditas
dan mortalitas perinatal mempunyai kaitan sangat erat dengan kehidupan janin
dalam kandungan dan waktu persalinan. Bila digolongkan maka ada 5 kelompok
besar penyebab morbiditas dan mortalitas janin diantaraya anoksia dan hipoksia,
infeksi, BBLR dan prematur sejati, trauma lahir dan cacat bawaan. Salah satu
dari yang disebutkan di atas yaitu BBLR dan prematur.
Di Negara maju angka kejadian kelahiran bayi prematur sekitar 6-7
%, di Negara sedang berkembang, angka kematian ini lebih kurang 3 kali lipat.
Di Indonesia kejadian bayi prematur belum dapat dikemukakan disini tetapi angka
di RSCM Jakarta berkisar antara 22-24 % dari semua bayi yang dilahirkan pada 1
tahun. (IKA, Jilid 3, H)
Dapat
diklasifikasikan bahwa 16% seluruh kelahiran hidup pada bayi prematur digaris
batas (37 mgg masa gestasi), 6% - 7% seluruh kelahiran hidup pada bayi prematur
sedang (31-36 mgg gestasi), dan bayi sangat prematur (24-30 mgg gestasi) hanya
0,8% seluruh kelahiran hidup.
Masalah
yang harus dihadapi oleh semua bayi neonatal terhadap lebih banyak pada bayi
premature missal mereka membutuhkan oksigen 3x lebih banyak dibandingkan dengan
bayi yang cukup umur, karena pusat pernafasan lebih baik.
Maka, masalah kesehatan pada bayi
prematur, membutuhkan asuhan kebidanan, dimana pada bayi prematur sebaiknya
dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan
/serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai
advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan kepada klien.
Tujuan pemberian pelayanan
kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan kebidanan secara komprehensif adalah
untuk menyelesaikan masalah kebidanan.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan
Umum
Dalam
menyusun laporan ini diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan dan
mengaplikasikan asuhan kebidanan pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa
kehamilan usia 1 hari dengan prematur secara optimal dan tepat dan memahami
teori asuhan kebidanan yang ada pada akademik.
1.2.2
Tujuan
Khusus
1. Mahasiswa
mampu melakukan pengkajian pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan
usia 1 hari dengan prematur.
2. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan
masalah pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan
prematur.
3. Mahasiswa
mampu menentukan diagnosa dan masalah potensial pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai
masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur.
4. Mahasiswa
mampu menentukan identifikasi kebutuhan segera pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai
masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur.
5. Mahasiswa
mampu melakukan perencanaan / intervensi secara menyeluruh pada bayi Ny. “D”
kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur.
6. Mahasiswa
mampu melakukan atau melaksanakan tindakan pada bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai
masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur.
7. Mahasiswa
mampu melakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan pada bayi Ny. “D”
kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur.
1.3
Ruang
Lingkup
Dalam
laporan asuhan kebidanan ini kami membatasi bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai
masa kehamilan usia 1 hari dengan prematur di ruang Neonatus RSUD Koesma Tuban.
1.4
Metode
Penelitian
1.4.1
Rencana
Penelitian
Metode
yang dipelajari dalam meyusun laporan ini adalah metode deskripsi berapa studi
kasus, yaitu membandingkan studi dengan kasus yang nyata di lapangan.
1.4.2
Tempat
pengambilan Data
Laporan
ini diambil di ruang Neonatus RSUD Dr. Koesma Tuban.
1.4.3
Teknik
Pengambilan Data
a. Wawancara
Anamnesa langsung dengan klien
serta keluarganya.
b. Observasi
Mengamati langsung kondisi klien, meliputi
tanda-tanda vital.
c. Pemeriksaan
Fisik
Melakukan pemeriksaan menyeluruh,
yaitu mulai dari inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi serta pemeriksaan
menunjang lainnya.
d. Studi
Kepustakaan
Data diperoleh dari status pasien dan
buka yang berhubungan dengan abortus.
1.5
Pelaksanaan
Praktek
lapangan ini dilaksanakan di ruang neonatus RSUD Dr. KoesmaTuban mulai tanggal 31
Maret – 12 April 2014.
1.6
Sistematika
Penulisan
BAB 1 :
Berisikan latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode
penulisan, pelaksanaan dan sistematika
penulisan
BAB 2 :
Berisikan konsep dasar sesuai dengan kasus atau asuhan
kebidanan yang diambil Konsep dasar
asuhan kebidanan menurut hellen varney
BAB 3 :
Berisikan tentang pengkajian, diagnosa atau masalah potensial,
tindakan segera atau kolaborasi, intervensi atau perencanaan,
implementasi atau pelaksanaan dan
Evaluasi
BAB 4 :
Berisikan kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep
Dasar Bayi Baru Lahir
2.1.1 Pengertian
Bayi
baru lahir adalah janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu
hidup di luar kandungan atau individu baru yang lahir di dunia dalam keadaannya
yang terbatas, maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari
orang lain.
Bayi
baru lahir adalah bayi yang lahir dan umur kelahirannya 37-42 minggu dan berat
lahir lebih dari 2500 gr (Sugiarti, 2000)
2.1.2 Ciri-ciri
Ciri-ciri bayi
baru lahir menurut Kelly 2002 adalah
a. Berat
badan 2500-4000 gram
b. Panjang
badan 48-52 cm
c. Lingkar
dada 30-38 cm
d. Lingkar
kepala 33-35 cm
e. GDS
45 g / dl – 130 g / dl
f. Bunyi
jantung dalam menit pertama-tama + 180x/menit lalu menurun
120-140x/menit
g. Pernapasan
pada menit-menit pertama + 140x/menit
h. Kulit
kemerahan dan licin karena jaringan subcutan cukup dan diliputi vernik caseosa,
rambut lanugo tidak terlihat, rambut sudah terbentuk sempurna
2.1.3 Penilaian
Klinik Bayi Baru Lahir
Tujuan
dari penilaian klinik bayi baru lahir adalah mengetahui derajat vitalitas dan
mengukur reaksi bayi terhadap tindakan resusitasi. Derajat vitalitas bayi
adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat esensial dan kompleks
untuk berlangsungnya kelangsungan hidup bayi seperti pernafasan, denyut
jantung, sirkulasi darah dan reflek-reflek primitif seperti menghisap dan
mencari putting susu. Pada saat kelahiran apabila bayi gagal menunjukkan reaksi
vital maka akan terjadi penurunan denyut jantung secara cepat, tubuh menjadi
biru atau pucat dan reflek-refleksnya melemah sampai menghilang. Bila tidak
ditangani secara tepat, cepat dan benar keadaan umum bayi akan menurun dengan
cepat dan mungkin akan meninggal. Pada beberapa bayi mungkin pulih kembali
secara spontan dalam 10-30 menit sesudah lahir tetapi bayi ini akan tetap
mempunyai resiko tinggi untuk cacat dikemudian hari. (Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta, 2007).
2.1.4 Penilaian
Bayi Waktu Lahir (Assessment at birth)
Keadaan
umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan nilai Apgar.
Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi mendapatkan atau menderita
asfiksia atau tidak, yang dinilai adalah frekuensi jantung, usaha napas tonus
otot dan reaksi terhadap rangsangan yaitu dengan memasukkan kateter ke lubang
hidung setelah jalan nafas dibersihkan. Setiap penilaian diberi angka 0,1,2
Tabel Nilai
Apgar (NA)
|
0
|
1
|
2
|
NA
|
Appearance
(warna
kulit)
Pulse
rate
(frekuensi
nadi)
Grimace
(reaksi
rangsangan)
Activity
(tonus
/ otot)
Respiration
(pernafasan)
|
Pucat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
ada
|
Badan merah
Ekstremitas biru
Kurang dari 100
Sedikit gerakan mimik
Ekstremitas dalam
sedikit fleksi
Lemah
/ tidak teratur
|
Seluruh tubuh
kemerah-merahan lebih dari 100
Batuk / bersin
Gerakan aktif
Baik menangis
|
|
Catatan :
NA 1 menit lebih
/ sama dengan 7 tidak perlu resusitasi
NA 1 menit 4-5
bagian and mask ventilation
NA 1 menit 0-3
lakukan intubasi
2.1.5 Penanganan
Tujuan
utama perawatan bayi segera setelah lahir ialah :
a. Membersihkan
jalan nafas
b. Memotong
dan merawat tali pusat
c. Identifikasi
d. Pencegahan
infeksi
Hal-hal
diatas rutin segera dilakukan kecuali bayi dalam keadaan krisis dan dokter
memberikan instruksi khusus (Saifuddin, 2007)
2.2
Konsep
Dasar Prematur
2.2.1
Pengertian
Bayi prematur adalah bayi yang
lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37 minggu, tanpa
memperhatikan berat badan lahir (Wong,2004).
Bayi premature adalah bayi yang
lahir sebelum minggu ke 37, dihitung dari mulai hari pertama menstruasi
terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek (Nelson, 1996).
Prematoritas dan berat lahir
rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat
1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya
peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
2.2.2
Klasifikasi
Bayi Prematur
1. Bayi prematur digaris batas
a. 37 mg, masa gestasi
b. 2500 gr, 3250 gr
c. 16 % seluruh kelahiran
hidup
d. Biasanya normal
e. Masalah :
- Ketidak stabilan
- Kesulitan menyusu
- Ikterik
- RDS mungkin muncul
f.
Penampilan :
- Lipatan pada kaki
sedikit
- Payudara lebih kecil
- Lanugo banyak
- Genitalia kurang
berkembang
2. Bayi Prematur Sedang
a.
31 mg – 36 gestasi
b.
1500 gr – 2500 gram
c.
6 % - 7 % seluruh kelahiran hidup
d.
Masalah :
- Ketidak stabilan
- Pengaturan glukosa
- RDS
- Ikterik
- Anemia
- Infeksi
- Kesulitan menyusu
e.
Penampilan :
- Seperti pada bayi
premature di garis batas tetapi lebih parah
- Kulit
lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak
3. Bayi Sangat Prematur
a. 24 mg – 30 mg gestasi
b. 500 gr – 1400 gr
c. 0,8 % seluruh kelahiran
hidup
d. Masalah : semua
e. Penampilan :
- Kecil tidak memiliki
lemak
- Kulit sangat tipis
- Kedua mata mungkin
berdempetan
(Bobak. Ed 4. 2005)
2.2.3
Etiologi
1. Faktor Maternal
Toksenia,
hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran
premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk
menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark
dari plasenta, faktor maternal lain yang berhubungan diantaranya :
a.
Kehamilan
- Malformasi Uterus
- Kehamilan ganda
- TI. Servik Inkompeten
- KPD
- Pre eklamsia
- Riwayat kelahiran
premature
- Kelainan Rh
b. Penyakit
- Diabetes Maternal
- Hipertensi Kronik
- UTI
- Penyakit akut lain
c. Sosial Ekonomi
- Tidak melakukan
perawatan prenatal
- Status sosial ekonomi
rendah
- Mal nutrisi
- Kehamilan remaja
2. Faktor Fetal
Kelainan
Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin, 1996).
3. Faktor Resiko
Persalinan Prematura
a. Resiko Demografik
- Ras
- Usia ( > 40 tahun)
- Status sosio ekonomi rendah
- Belum menikah
- Tingkat pendidikan
rendah
b. Resiko Medis
- Persalinan dan
kelahiran premature sebelumnya
- Abortus trimester kedua
(lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
- Anomali uterus
- Penyakit-penyakit medis
(diabetes, hipertensi)
- Resiko kehamilan saat
ini :
Kehamilan multi janin,
Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal : plasenta
previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis,
UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin.
c. Resiko Perilaku dan Lingkungan
- Nutrisi buruk
- Merokok
(lebih dari 10 rokok sehari)
- Penyalahgunaan
alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
- Jarang / tidak mendapat
perawatan prenatal
d. Faktor Resiko Potensial
- Stres
- Iritabilitas uterus
- Perestiwa
yang mencetuskan kontraksi uterus
- Perubahan serviks
sebelum awitan persalinan
- Ekspansi volume plasma
yang tidak adekuat
- Defisiensi progesteron
- Infeksi
(Bobak, Ed 4. 2005)
2.2.4
Patofisiologi
Persalinan preterm dapat
diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor. Faktor resiko minor
ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih
dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari,
riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari
2 kali
Faktor resiko mayor adalah
kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm
pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada
kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali,
riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan
preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi
bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebih
resiko minor atau bila ditemukan keduanya (Muchtar, 2000).
2.2.5
Karakteristik
Bayi Prematur
a. Ekstremitas
tampak kurus dengan sedikit otot dan lemak sub kutan
b. Kepala dan badan
disporposional
c. Kulit tipis dan keriput
d. Tampak
pembuluh darah di abdomen dan kulit kepala
e. Lanugo
pada extremitas, punggung dan bahu
f. Telinga
lunak dengan tulang rawan min dan mudah terlipat
g. Labia dan clitoris
tampak menonjol
h. Sedikit
lipatan pada telapak tangan & kaki
2.2.6
Kondisi
Yang Membutuhkan Masalah Bayi Prematur
a.
Sistem Pernapasan
- Otot-otot
pernapasan susah berkembang
- Dinding
dada tidak stabil
- Produksi
surfaktan penurunan
- Pernafasan
tidak teratur dengan periode apnea dan ajanosis
- Gag
reflek dan batuk
b.
Sistem Pencernaan
- Ukuran Lambung Kecil
- Enzim penurunan
- Garam Empedu Kurang
- Keterbatasan
mengubah glukosa menjadi glikogen
- Keterbatasan
melepas insulin
- Kurang
koordinasi reflek menghisap dan menelan
c.
Kestabilan Suhu
- Lemak
subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit
- Kemampuan
menggigil menurunan
- Aktivitas
kurang
- Postur
flaccid, permukaan terexpose meningkat
d. Sistem Ginjal
- Ekskresi
sodium meningkat
- Kemampuan
mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun
- Jumlah
tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino & sodium
e. Sistem Syaraf
- Respon untuk stimulasi
lambat
- Reflek gag, menghisap
& menelan kurang
- Reflek batuk lemah
- Pusat
kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkabung
f. Infeksi
- Pembentukan antibodi
kurang
- Tidak ada munoglobulin
M
- Kemotaksis terbatas
- Opsonization penurunan
-
Hypo fungsi kelenjar
Axrenal
g. Fungsi Liver
- Kemampuan mengkonyugasi
bill
- Penurunan Hb setelah
lahir
2.2.7
Komplikasi
Umum pada Bayi Prematur
a. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda Klinisnya :
Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan usaha nafas,
hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok
b. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati
prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen,
seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring. (Whaley & Wong, 1995)
c. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
d. Necrotizing Enterocolitas (NEC) (Bobak. 2005)
2.2.8
Penanganan
1.
Panatalaksanaan
Mengingat
belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan
perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka
perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian oksigen, mencegah
infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
a. Pengaturan
Suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita
hipotermia bila berada di lingkungan yang dingin, untuk mencegah hipotermia,
perlu diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan
istirahat konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga bayi tetap normal, bila
bayi dirawat diinkubator, maka suhu bayi dengan berat badan kurangdari 2 Kg
adalah 350 C dan untuk bayi dengan berat badan 2 – 2,5 Ka 340
C. Agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 370 C.
b. Makanan
Bayi
Alat pencernaan bayi prematur masih belum
sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein
3 sampai 5 gr / Kg BB dan kalori 110 Kal / Kg BB badan, sehingga pertumbuhannya
dapat meningkatkan pemberian minuman bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan
didahului dengan menghisap cairan lambung, reflek menghisap masih
lemah,seningga pemberian minu sebaiknya sedikit demi sedikit tetapi dengan
frekuensi yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI lah yang
paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka Asi dapat diperas
dan diminumkan dengan sendok atau dengan memasang sonde. Menuju lambung
permulaan cairan yang diberikan sekitar 50 – 60 cc /Kg BB / hari dan terus
dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc / Kg BB/ hari.
c. Menghindari
Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi,
karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan
pembentukan antibody belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah
dilakukan sejak pengawasan antenna sehingga tidak terjadi persalinan
prematuritas.
d. Penimbangan
Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi atau
nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, Oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat. (Sarwono, 2002 Hal 778).
2.
Perawatan
Neonatus
Untuk perawatan bayi
premature baru lahir perlu diperhatikan keadaan umum, biometri, kemampuan
bernafas, kelainan fisik, dan kemampuan minum.
Keadaan kritis bayi
premature yang harus dihindari adalah kedinginan, pernapasan yang tidak
adekuat, atau trauma. Suasana hangat diperlukan untuk mencegah hipotermia pada neonates
( atau suhu dibawah 36,5 ), bila mungkin bayi sebaiknya dirawat cara kanguru
untuk menghindarkan hipodtermia. Kemudian dibuat perencanaan pengobatan dan
asupan cairan.
ASI diberikan lebih
sering, tetapi bila tidak mungkin, diberikan dengan sonde atau dipasang infuse.
Semua bayi baru lahir harus mendapat nutrisi sesuai dengan kemampuan dan
kondisi bayi.
Sebaiknya persalinan bayi
terlalu muda atau terlalu kecil berlansung pada fasilitas yang memadai,
sehingga perinatal mendapatkan pelayanan yang personel dan pada fasilitas yang
adekuat termasuk perawatan perinatal intensif. Pada bayi premature perawatan
intensif berupa bantuan oksigen, resusitasi pada bayi premature dengan gangguan
nafas , diperlukan incubator untuk neonatus premature dengan hipotermia dan
pemasangan sonde pada bayi premature dengan gangguan minum.
3.
Peran orang tua
Bayi prematur juga memerlukan kasih sayang
dari orangtua melalui sentuhan-sentuhan halus pada kulit bayi. Orang tua bisa
memberikan belaian lembut pada tubuh bayi, mulai dari kepala, leher, badan,
tangan sampai ke kaki bayi. Sambil membelainya, berbicara pada bayi dengan
suara yang lembut.
Selain sentuhan, yang
tak kalah penting adalah orang tua tetap bisa memberikan ASI. Mengingat refleks
mengisap dan menelan bayi prematur belum baik, apalagi organ pencernaannya
belum bekerja sempurna, maka pemberian makan bayi harus dilakukan secara
hati-hati cara pemberian ASI bayi prematur ini berbeda dari bayi yang lahir
normal. Yaitu, dengan memompa ASI lebih dahulu, baru kemudian diberikan kepada
bayi.
Memang keinginan untuk
memberikan ASI dengan memeluk dan menyentuh bayi untuk sementara waktu tidak
bisa terwujud. Namun, bisa melakukannya nanti ketika bayi sudah pulang ke
rumah. Yang penting, pada saat bayi menjalani masa-masa kritisnya ini,orang tua
telah berusaha melakukan yang terbaik.
2.2.9
Pemeriksaan
Diagnostik
a. Jumlah
darah lengkap : Hb/Ht
b. Kalsium
serum
c. Elektrolit
(Na , K , U) : gol darah (ABO)
d. Gas
Darah Arteri (GDA) : Po2, Pco2 (Doengoes. Ed. 2,
2001)
2.3
Konsep
Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney
Manajemen
kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak
yang khusus dilakukan oleh bidan didalam memberikan asuhan kebidanan kepada
individu, keluarga dan masyarakat.
I. Pengumpulan Data/Pengkajian
Adalah data lengkap untuk mengevaluasi pasien
yaitu memeriksa dengan memperoleh seluruh data yang dibutuhkan untuk penelitian
secara sempurna dari klien.
A. Data Subyektif
1.1 Identitas Klien
Untuk mengambil secara lengkap sasaran asuhan
- Nama bayi
Berisikan nama ibu pasien, untuk membedakan
bayi satu dengan yang lain.
- Tanggal/jam lahir/usia
Berisikan kapan dan jam lahir dan usia bayi
- Jenis kelamin
Berisikan atau untuk mengetahui jenis kelamin
perempuan atau laki-laki
- Nama ibu dan ayah
Untuk mengetahui penanggung jawab pasien
- Umur ibu dan ayah
Untuk mengetahui usia orang tua pasien
- Suku atau kebangsaan
Untuk mempermudah komunikasi dan adat
istiadat kebudayaan pasien
- Pendidikan/pekerjaan
Untuk mengetahui status sosial dan ekonomi
dengan masalah kesehatan dan pembiayaan
- Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal pasien
1.2 Keluhan Utama
Berisikan keluhan yang paling mendetail dari
bayi, untuk mengetahui masalah yang ada pada bayi saat ini sehingga mudah dalam
memberikan asuhan.
1.3 Riwayat Penyakit Kehamilan
Berisikan tentang riwayat dari ibu pada
kehamilan pernah terjadi kegawatan misalnya perdarahan, preeklamsia, eklamsia,
penyakit kelamin dan lain-lain.
1.4 Kebiasaan Waktu Hamil
Berisikan kebiasaan-kebiasaan ibu pada saat
hamil, bagaimana nutrisinya, obat-obatan/jamu, apakah merokok,dll.
1.5 Riwayat Persalinan Sekarang
a. Jenis persalinan : spontan B atau SC
b. Ditolong oleh :
dukun, bidan, dokter
c. Ketuban pecah :
waktunya dan keadaan
d. Komplikasi persalinan : ada/tidak komplikasi yang menyertai
e. Keadaan BBL :
nilai APGAR SCORE
1.6 Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita
Untuk mengetaui apakah pernah menderita
penyakit menular menahun maupun kronik
1.7 Riwayat Penyakit keluarga/Keturunan
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada
yang menderita penyakit yang sama atau penyakit menular, menurun dan menahun,
seperti gemeli, jantung, dll.
1.8 Pola Kebiasaan Bayi
Berisikan tentang bagaimana nutrisi,
eliminasi, istirahat/tidur, personal hygiene dan aktivitas yang mengandung
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
1.9 Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui status imunisasi bayi, sudah
diberikan imunisasi apa saja.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum :
Normalnya baik
b. Suhu :
Normalnya 36,5 0C – 37,5 0C
c. Pernafasan :
Normalnya 40 – 60 x/menit
d. HR(Heart Rate) : Normalnya 120 - 160 x/menit
e. BB :
Normalnya 2500 – 4000 gram
f. PB :
Normalnya 48 - 52 cm
g. A-S :
Normalnya 7 - 10
2. Pemeriksaan fisik secara sistematis
a. Inspeksi
-
Kepala : tidak ada caput sucsedaneum, cephal hematoma
dan meningokel, rambut tipis teranyam
-
Ubun-ubun : mendatar, ubun-ubun belum menutup
-
Mata : warna mera muda tidak pucat dan ikterus, ada
lanugo
-
Telinga : simetris/tidak dan tulang rawan sudah
matur/belum
-
Mulut : bibir tidak pucat dan tidak ada kelainan
-
Hidung : ada pernafasan cuping hidung dan tidak ada
polip serta sekret
-
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan
vena jugularis
-
Dada : simetris, ada tarikan dada, puting susu
belum terbentuk sempurna
-
Abdomen :
tali pusat masih basah, tidak ada
tandsa infeksi
-
Punggung : tidak ada kelainan tulang belakang, terdapat
banyak lanugo dan tidak ada spina bifida
-
Ekstremitas :
lengkap tidak ada kelainan sindaktili, polidaktili dan anadaktili, garis tangan
dan kaki tidak jelas
-
Genetalia :
labia mayor belum menutupi labia minor,
dan tidak ada pseudomensis
-
Anus : tidak ada atresia ani / atresia rekti
-
Integumen : ada vernik kaseosa, rambut lanugo banyak
b. Palapasi
- Hidung :
tulang rawan belum terbentuk sempurna, tidak fraktur dan tidak ada polip / kelainan
- Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran vena jugularis
- Abdomen :
tidak ada pembesaran hepar
c. Auskultasi
- Dada :
tidak terdengar bunyi ronkhi, wising
-
3. Pemeriksaan khusus
a. Antopometri
· Lingkar kepala
- SOB :
Normalnya 32 cm
- MO :
Normalnya 35 cm
- FO :
Normalnya 34 cm
· Lingkar dada :
Normalnya 33 cm
· Lingkar lengan atas: Normalnya 9,5 cm
b. Reflek
· Refleks moro :
Normalnya keempat ektrimitas akan berabduksi
dan berekstensi saat dikagetkan
· Refleks rooting : Normalnya akan
mencari stimulus
· Refleks walking :
Normalnya bayi belum dapat
mencoba untuk
melangkah
· Refleks graphs/plantar : Normalnya
ekstrimitas akan fleksi /
menggenggam
· Refleks sucking : Normalnya akan
menjulurkan lidah
· Refleks tonic neck : Normalnya
akan mencoba untuk melawan
II. Interprestasi Data
Yaitu menentukan diagnose atau
masalah, langkah ini dikembangkan dan identifikasi yang spesifik ke dalam
interpretasi data mengenai masalah atau diagnose dasar
DX :
Neonatus “M” Kurang bulan usia …. hari dengan prematur
DS : -
DO :
Keadaan Umum : lemah
Suhu : 36,6 ÂșC
Pernafasan : 68 x/menit
HR(Heart
Rate) : 132x/menit
BB : 1600 gram
PB : 46 cm
A-S : 6 - 7
Usia kehamilan : 32
minggu
III.
Diagnosa
Potensial
Langkah
ini berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah teridentifikasi sehingga
antisipasi diagnosa / masalah potensial segera dilakukan.
Diagnosa Potensial :
-
Hipotermi
-
Infeksi
IV.
Identifikasi Kebutuhan Segera/Kolaborasi
Langkah
ini menggambarkan proses manajemen yang dapat mengidentifikasi situasi yang
gawat dimana petugas harus segera bertindak untuk kesehatan bayi.
-
Gunakan
incubator dalam menjaga kehangatan
-
Pasang
head box
-
Pasang
infuse
-
Konsultasi
kolaborasi dengan dokter Sp.A
V.
Intervensi
Langkah
ini ditentukan berdasarkan kajian langkah sebelumnya sebagai hasil lanjutan
manajemen terhadap diagnosa / masalah yang teridentifikasi
Diagnosa : Neonatus “D” Kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari
dengan prematur
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ±
4 -5 hari masalah
pada bayi dapat teratasi
VI.
Implementasi
Langkah ini berisi
asuhan yang telah diberikan kepada klien berdasarkan rencana yang telah disusun
sebelumnya untuk menangani masalah atau diagnose yang telah teridentifikasi.
VII.
Evaluasi
Merupakan suatu
langkah akhir mengevaluasi dari pelayanan yang telah diberikan kepada klien
apakah benar-benar sudah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan klien, apakah
pelayanan yang telah diberikan berjalan dengan baik.
S : -
O : KU
baik, benjolan kepala semakin kecil-hilang,
A : By.
Ny.… Kurang bulan sesuai masa kehamilan Umur ... dengan prematur
P : Perawatan
bayi sehari-hari ( nutrisi, tali pusat, personal hygiene )
Kolab
dengan dokter Sp.A
HE
kepada orang tua
Follow
up
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
I.Pengkajian data
Tanggal : 02 April 2014 Jam
: 22.00 WIB Oleh : Nur Hidayati
A. Data
Subyektif
1. Identitas
/ Biodata
Nama
bayi : By. Ny. “D”
Umur
bayi : 1 hari
Tgl/Jam/Lahir : 02
April 2014 / 17.40 WIB
Jenis
kelamin : ♂ / laki - laki
No.
Status Reg : 09.03.60
Berat
badan : 1600 gr
Panjang
badan : 45 cm
Nama
Ibu : Ny. “D” Nama
ayah : Tn. “M”
Umur : 27 th Umur : 30
th
Suku/bangsa : Jawa
/ Indonesia Suku/bangsa : Jawa
/ Indon
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Alamat
rumah : Ds.Bringin-Montong
2. Keluhan
utama
Bayi kurang bulan dengan BBLR.
3. Riwayat
penyakit kehamilan
Perdarahan : Tidak ada
Pre
eklampsia : Ada
Eklampsia : Ada
Penyakit
kehamilan : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
4. Kebiasaan
waktu hamil
§ Makanan : Ibu mengatakan selama hamil pada
akhir-akhir kehamilan
lebih sering makan dengan porsi cukup dan lauk yang bervariasi,
minum air putih 6-8 gelas.
§ Obat
/jamu : ibu mengatakan selama hamil
hanya mengkonsumsi obat
yang diberikan dari bidan.
§ Merokok : ibu mengatakan tidak pernah
mengkomsumsi rokok
selama ini.
§ Lain-lain : -
5. Riwayat
persalinan sekarang
a.
Jenis persalinan : SC
b.
Ditolong oleh : Dokter
c.
Lamanya persalinan
Kala I : - jam
menit
Kala II : - jam menit
d.
Ketuban pecah :
Warna :
Keruh bau : Anyir jumlah : ± 150 cc
e.
Komplikasi persalinan
Ibu :
Eklamsia
Bayi :
Prematur dan BBLR
f.
Keadaan bayi baru lahir
Nilai APGAR skor : 8-9
g.
Indikasi persalinan :
GIIP0010 Usia
Kehamilan 34-35 minggu dengan eklamsia
6. Riwayat
yang pernah / sedang diderita ibu
Ibu
mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular atau menurun. Seperti
: DM, asma, hipertensi dll.
7. Riwayat
penyakit keluarga/keturunan.
Ibu mengatakan dari pihak
keluarganya dan suaminya tidak penah menderita penyakit menular atau menurun.
Seperti : DM, asma, hipertensi dll.
8. Pola
kebiasaan bayi
Nutrisi : Setelah bayi lahir belum diberikan nutrisi
Eliminasi : Bayi BAB 1-2 x / hari dan BAK 5-6 x / hari
Istirahat : Bayi tidur ± 15 jam
Personal hygiene: Bayi dimandikan 2
x / hari, dan dirawat tali pusat dengan
kasa kering
Aktifitas : Gerak kurang aktif
9. Riwayat
imunisasi
Bayi belum mendapatkan imunisasi
sama sekali.
B. Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
Umum
- Keadaan
umum : Baik
- Suhu : 36,5 0C
- Pernapasan : 40 x/mnt
- Nadi : 120x/mnt
- Berat
badan : 3300 gr
- Panjang
badan : 51 cm
- A
– S : 8 – 9
- Ballard
score : 26
2. Pemeriksaan
Fisik secara Sistematis
a. Inspeksi
- Kepala
: Tidak ada caput sucsedaneum, cephal
hematoma dan
meningokel, rambut tipis teranyam
- Ubun-ubun
: Mendatar, ubun-ubun belum menutup
- Mata
: Warna merah muda tidak pucat,
tidak ikterus, ada lanugo
- Telinga : Simetris/tidak dan tulang rawan sudah
matur/belum
- Mulut
: Bibir tidak pucat dan tidak ada
labioskisis atau kelainan
- Hidung : Ada pernafasan cuping hidung dan tidak
ada polip serta
sekret
- Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid dan vena jugularis
- Dada
: Simetris, ada tarikan dada,
puting susu belum terbentuk
sempurna
- Abdomen : Tali pusat masih basah, tidak ada tandsa
infeksi
- Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang, terdapat
banyak
lanugo dan tidak ada spina bifida
- Ekstremitas:
Lengkap tidak ada kelainan sindaktili, polidaktili dan
anadaktili, garis tangan dan kaki
tidak jelas
- Genetalia
: Skrotum mengkilat, tidak ada lipatan
licin
- Anus : Tidak ada
atresia ani / atresia rekti
- Integumen : Ada vernik kaseosa, rambut lanugo banyak
b. Palpasi
- Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan
vena jugularis.
- Hidung :
Tidak ada fraktur.
- Abdomen :
Lien tidak teraba, tidak ada hepatomegali.
c. Auskultasi
-
Dada :
Tidak ada bunyi nafas tambahan
-
Abdomen :
Terdengar bising usus.
3. Pemeriksaan
khusus
a. Reflek
- Reflek
moro : + (lemah)
- Reflek
rooting : + (lemah)
- Reflek
walking : + (lemah)
- Reflek
plantar : + (lemah)
- Reflek
sucking : + (lemah)
- Reflek
tonic neck : + (lemah)
b.
Antropometri
- Lingkar
kepala : 28 cm
- Lingkar
dada : 27 cm
- Lingkar
lengan atas : 9 cm
II.
Interpretasi Data
Dx : By.Ny.“D” kurang bulan sesuai masa
kehamilan usia 1 hari dengan
prematur
Ds : -
Do :
Bayi lahir
secara SC pada tanggal 02 April 2014 jam 17.40 WIB dengan jenis kelamin
laki-laki dan usia kehamilan 34-35 minggu
KU : Lemah A-S : 7-8
RR : 52 x/menit BB : 1600
gram
Suhu : 34,8 °C PB : 45 cm
HR : 38 x/menit UK : 34-35
minggu
III.
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Diagnosa
potensial : Hipotermi dan infeksi
Masalah
potensial : Keluarga cemas
IV.
Identifikasi Kebutuhan Segera
Diagnose
potensial : Kolaborasi dengan dokter
Sp.A
Masalah
potensial : KIE keluarga pasien
V.
Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Tanggal : 02 April 2014 Jam : 22.10 WIB
Tujuan : Setelah bayi diberi asuhan
kebidanan ± 4-5 hari diharapkan tidak
terjadi komplikasi pada bayi dan bayi
tetap sehat.
Kriteria : BB bertambah
TTV dalam batas normal
Bayi tidak sianosis dan tidak ada
komplikasi
No
|
Rencana
|
Rasional
|
1.
|
Jelaskan hasil pemeriksaan kepada keluarga bayi
|
Keluarga mengetahui kondisi bayinya
|
2.
|
Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
|
Mencegah terjadinya infeksi
|
3.
|
Observasi TTV
|
Mengetahui kondisi bayi
|
4.
|
Pertahankan suhu tubuh bayi
|
Mencegah terjadinya iritasi dan hipotermi
|
5.
|
Pasang dan alirkan OGT sesuai kebutuhan bayi
|
Kebutuhan nutrisi terpenuhi dan dapat tumbuh sesuai dengan umur
|
6.
|
Lakukan perawatan bayi sehari – hari
|
Bayi menjadi nyaman dan tenang
|
7.
|
Lakukan penimbangan
|
Memantau BB bayi
|
8.
|
Kolaborasi dengan dokter
|
Mendapat perawatan yang optimal
|
VI.
Implementasi
Tanggal : 02 April 2014 Jam : 22.15 WIB
Tgl / Jam
|
Tindakan
|
TTD
|
02
April 2014
|
1. Menjelaskan pada keluarga tentang kondisi
dan tindakan yang dilakukan
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan dengan sabun dan air menggalir
3. Observasi TTV
KU : lemah
S : 34,8
ÂșC
RR : 52 x/menit
HR : 138
x/menit
Spo2: 97 %
GDA : 94
mg/dl
Ballard
score : 26
4. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan
memberikan selimut atau membedong dan merawat bayi pada incubator
5. Mengalirkan OGT setiap hari sesuai kebutuhan dan jika
tidak puasa
6. Melakukan perawatan bayi sehari-hari
diantaranya:
-
Menyeka
bayi 2x sehari tiap pagi dengan menggunakan air
hangat
-
Mengganti
popok bayi tiap kali basah karena BAB atau BAK
-
Merawat
tali pusat yang masih
basah dan belum lepas dengan steril
7.
Menimbang
bayi 1x sehari tiap malam hari untuk mengetahui perkembangan bayi
8.
Melakukan
kolaborasi dengan dr Sp.A dalam memberikan
terapi
- Inf D10 % 60 cc/kg BB/hari
=> 96 cc/hari
- Inj viccilin 2x80 mg
- Puasa
- Pasang CPAP
- Termoregulasi
|
|
VII.
Evaluasi
Tanggal : 02 April 2014 Jam : 22.50 WIB
S :
-
O :
Bayi menangis merintih
KU : Lemah GDA : 94 mg/dl
S : 34,8 ÂșC Spo2 :
97 %
HR : 138 x/t PB :
45 cm
RR : 52 x/t BB : 1600 gram
A :
Neonatus Ny. “D” kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari
dengan
prematur
P :
Pertahankan suhu tubuh
Perawatan
bayi sehari-hari
Observasi
TTV
Inf D10 % 60 cc/kg BB/hari =>
96 cc/hari
Inj viccilin 2x80 mg
Puasa
Pasang CPAP
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 03 April 2014 Jam : 22.00 WIB
S : -
O : Bayi menangis merintih
KU :
Lemah
S :
37,5 ÂșC
HR :
138 x/t
RR :
52 x/t
GDA :
81 mg/dl
Spo2 : 99 %
UT :
50 cc/11 j => 2,8 ml/kg BB/jam
BB :
1600 gram
A : Bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa
kehamilan usia 2 hari dengan
prematur
P : Pertahankan suhu tubuh
Perawatan bayi sehari-hari
Observasi TTV
USG kepala jika stabil
Inf D10 % 120 cc/kg BB/hari
Inj viccilin 2x80 mg
Transfusi 4x2 cc
O2 CPAP
Tanggal : 04 April 2014 Jam : 22.00 WIB
S : -
O : Bayi menangis merintih
KU :
Lemah
S :
37,5 ÂșC
HR :
134 x/t
RR :
52 x/t
GDA :
115 mg/dl
Spo2 : 100 %
UT :
5,2 ml/kg BB/jam
BB :
1600 gram
A : Bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa
kehamilan usia 3 hari dengan
prematur
P : Pertahankan suhu tubuh
Perawatan bayi sehari-hari
Observasi TTV
USG kepala jika stabil
ASI/PASI 8x2,5 cc
Inf D10 % 120 cc/kg BB/hari
Inj viccilin 2x80 mg
Transfusi 4x2 cc
O2 CPAP
Tanggal : 05 April 2014 Jam : 22.00 WIB
S : -
O : Bayi menangis merintih
KU :
Lemah
S :
36,6 ÂșC
HR :
134 x/t
RR :
52 x/t
GDA :
64 mg/dl
Spo2 : 100 %
UT :
4,7 cc/kg BB/jam
BB :
1550 gram
A : Bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa
kehamilan usia 4 hari dengan
prematur
P : Pertahankan suhu tubuh
Perawatan bayi sehari-hari
Observasi TTV
USG kepala jika stabil
ASI/PASI 12x2,5 cc
Inf D5 5 140 cc/hari
Inj viccilin 2x80 mg
O2 CPAP
Tanggal : 06 April 2014 Jam : 22.00 WIB
S : -
O : Bayi menangis merintih
KU :
Lemah
S :
36,9 ÂșC
HR :
137 x/t
RR :
52 x/t
GDA :
72 mg/dl
Spo2 : 99 %
UT :
5,3 cc/kg BB/jam
BB :
1550 gram
A : Bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa
kehamilan usia 5 hari dengan
prematur
P : Pertahankan suhu tubuh
Perawatan bayi sehari-hari
Observasi TTV
USG kepala jika stabil
ASI/PASI 12x5 cc
Inf D5 5 120 cc/hari
Inj viccilin 2x80 mg
Aminofusin Acid 30 cc/hari
O2 CPAP
Tanggal : 07 April 2014 Jam : 22.00 WIB
S : -
O : Bayi menangis merintih
KU :
Lemah
S :
36,6 ÂșC
HR :
134 x/t
RR :
52 x/t
GDA :
64 mg/dl
Spo2 : 100 %
UT :
2,7 cc/kg BB/jam
BB :
1600 gram
Ikterus kremer 2-3
A : Bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa
kehamilan usia 6 hari dengan
prematur
P : Pertahankan suhu tubuh
Perawatan bayi sehari-hari
Observasi TTV
USG kepala jika stabil
ASI/PASI 12x10 cc
Inf D5 5 60 cc/hari
Inj viccilin 2x80 mg
Aminofusin acid 30 cc/hari
Tanggal : 08 April 2014 Jam : 22.00 WIB
S : -
O : Bayi menangis merintih
KU :
Lemah
S :
36,8 ÂșC
HR :
140 x/t
RR :
52 x/t
GDA :
97 mg/dl
Spo2 : 98 %
UT :
5,5 cc/kg BB/jam
BB :
1700 gram
Ikterus kremer 2-3
A : Bayi Ny. “D” kurang bulan sesuai masa
kehamilan usia 7 hari dengan
prematur
P : Pertahankan suhu tubuh
Perawatan bayi sehari-hari
Observasi TTV
USG kepala jika stabil
ASI/PASI 12x12,5-15 cc
Inf D5 5 90 cc/hari
Inj viccilin 2x80 mg
Aminofusin acid stop
Oksigen aff
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bayi premature adalah bayi yang
lahir sebelum minggu ke 37, dihitung dari mulai hari pertama menstruasi
terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek. (Nelson. 1998 dan
Sacharin, 1996)
Prematuritas dan berat lahir
rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat
1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya
peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
Dari suatu kasus yang ada maka
penulis mengintervensikan sekaligus melaksanakan intervensi tersebut untuk mengatasi masalah
yang terjadi pada bayi prematur sesuai dengan pengkajian, diagnosa dan diagnosa
potensial yang muncul dalam asuhan tersebut.Setelah itu dapat di evaluasi dari
asuhan yang telah diberikan.
Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang
beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan
kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan
yang sangat tergantung kepada ibu menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah
lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya
sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah
yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir dengan prematur maka dapat menyimpulkan bahwa bayi dengan prematur
harus segera ditangani. Karena bila dalam penanganan kurang akan mengakibatkan
kerusakan otak atau kematian, karena bayi prematur dapat mempengaruhi fungsi
organ vital lainnya, oleh karena itu tenaga kesehatan harus tanggap dan
mengerti dalam penanganan bayi prematur agar tidak terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.
4.2
Saran
- Mahasiswa
Dapat
menerapkan antara teori dengan praktek dan dapat melaksanakan sesuai dengan
asuhan kebidanan.
- Institusi
pendidikan
Memperbanyak
sumber pustaka yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
fisiologis agar lebih mudah dalam penyusunan laporan dan menambah pengetahuan
dan bimbingan praktek yang lebih intensif.
- Lahan
praktik
Dapat meningkatkan fasilitas
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan meningkatkan profesionalisme kerja.
Disusun oleh :
NUR HIDAYATI
NIM. 11.09.1.149.0616
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDATUL ULAMA TUBAN
PRODI D-III KEBIDANAN
Jl.P.DIPONEGORO No.17 TUBAN Telp
(0356) 321287
TAHUN AJARAN 2013/2014