Showing posts with label ilmu. Show all posts
Showing posts with label ilmu. Show all posts

Thursday 24 June 2021

PER PEB eklamsia

Preeklamsia

Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan dan disertai dengan proteinuria. Preeklamsia diklasifikasikan menjadi preeklamsia ringan dan preeklamsia berat.

Preeklamsia ringan

1.    Definisi

Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.

2.    Patofisiologi

Penyebab preeklamsia ringan belum diketahui secara jelas. Penyakit ini di anggap sebagai “maladaptation syndrome” akibat vasospasme general dengan segala akibatnya.

3.    Gejala klinis

a.    Kenaikan tekanan darah sistol ≥ 30 mmHg atau diastol ≥ 15 mmHg (dari tekanan darah sebelum hamil) pada kehamilan 20 minggu atau lebih, atau sistol ≥ 140 mmHg (< 160 mmHg), diastol ≥ 90 mmHg (< 110 mmHg)

b.    Proteinuria : secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif (++)

c.    Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan

d.   Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut

e.    Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklamsia berat

4.    Pemeriksaan dan diagnosis

a.    Kehamilan lebih 20 minggu

b.    Kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg / lebih dengan pemeriksaan 2x selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2x setelah istirahat 10 menit)

c.    Edema tekanan pada tungkai (pretibial), dinding perut, lumbosakral, wajah atau tungkai

d.   Proteinuria lebih 0,3 gram/liter/24 jam, kualitatif (++)

5.    Penatalaksanaan

a.    Penatalaksanaan rawat jalan

    Banyak istirahat (berbaring tidur/miring)

    Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam

    Dilakukan pemeriksaan penilaian kesejahteraan janin paa kehamilan ≥ 30-32 minggu, dan diulangi sekurang-kurangnya dalam 2 minggu (USG, NST)

    Pemeriksaan laboratorium : (PCV, hb, asam urat darah, trombosit)

    Obat yang diberikan (roboransia, vit kombinasi, aspirin dosis rendah sehari 1x 87,5 mg)

    Kunjungan ulang setiap 1 minggu

b.    Penatalaksanaan rawat inap

    Kriteria untuk rawat inap bagi penderita preeklamsia ringan :

·      Hasil penilaian kesejahteraan janin jelek (pemeriksaan pada kehamilan ≥ 30-32 mgg)

·      Kecenderungan menuju gejala preeklamsia berat (timbul salah satu atau lebih gejala preeklamsia berat)

 

    Pengobatan dan evaluasi selama rawat inap :

·         Penderita badrest total

·         Pemeriksaan laboratorium : (PCV, hb, asam urat darah, trombosit)

·         Obat yang diberikan (roboransia, vit kombinasi, aspirin dosis rendah sehari 1 kali)

·         Dilakukan penilaian kesejahteraan janin

c.    Evaluasi hasil pengobatan

Pada dasarnya evaluasi pengobatan dilakukan berdasarkan hasil  dari penelitian kesejahteraan janin, bila didapatkan hasil :

    Jelek : terminasi kehamilan dengan seksio sesar (pada kehamilan ≥ 30-32 minggu)

    Ragu-ragu : dilakukan evaluasi dari NST 1 hari kemudian

    Baik : penderita dirawat sekurang-kurangnya 4 hari, bila kehamilan premature penderita dipulangkan dan rawat jalan. Pada kehamilan aterm  dengan skor pelvik yang matang (≥5) dilakukan drip oxytocin dan bila skor pelvik belum matang (≤5) penderita dipulangkan dan rawat jalan kontrol 1 mnggu

    Terminasi kehamilan juga dikerjakan bila didapatkan tanda-tanda dari inpending eklamsia dari ibunya

6.    Komplikasi

a.       Preeklamsia berat sampai dengan eklamsia

b.      Kegagalan pada organ-organ : hepar, ginjal, anak ginjal, paru, jantung dan CVA (otak)

c.       Janin : prematuritas, IUGR (Intra Uterine Growth Retardatim), gawat janin, IUFD (Intra Uterine Fetal Death)

 

Preeklamsia Berat

1.    Definisi

Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.

2.    Patofisiologi

Sama dengan preeklamsia ringan

3.    Gejala klinis

a.         Tekanan darah 160/110 mmHg

b.        Oligouria, urin kurang dari 500 cc/24 jam

c.         Proteinuria lebih dari 5 gr/ 24 jam atau kualitatif +4 (++++)

d.        Adanya gejala-gejala eklamsia impending : Nyeri epigastrium, Gangguan penglihatan, gangguan serebral, hiperrefleksia

e.         Adanya sindroma hellp

4.    Pemeriksaan dan diagnosis

a.       Kehamilan 20 minggu atau lebih

b.      Didapatkan satu atau lebih gejala-gejala pre-eklamsia berat (gejala klinis)

 

 

5.    Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Perawatan Konservatif

a.    Bila umur kehamilan kurang dari 37 minggu tanpa adanya tanda-tanda impending eklampsia atau keluhan subyektif dengan keadaan janin baik

b.    Pengobatan dilakukan di kamar bersalin (selama 24 jam)

-          Tirah baring

-          Infus ringer laktat yang mengandung 5% dekstrose, 60-125 cc/jam

-          Pemberian MgSO4 :

·      Dosis awal MgSO4 20 %, 4 gr i.m.,dilanjutkan dengan MgSO4 50 % 5 gr i.m

·      Dosis pemeliharaan : MgSO4 50 %, 5 gr tiap 4 jam sampai 24 jam

·      Ingat harus selalu tersedia Calsium glukonas 10% sebagai antidotum

-          Diberikan antihipertensi, yang digunakan adalah :

·      Nefidipine 5-10mg setiap 8 jam,dapat diberikan bersama sama methyldopa 250-500mg setiap 8 jam. Nefidipine dpat diberikan ulang sublingual 5-10mg dalam waktu 30 menit pada keadaan tekanan sistolik ≥ 180mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg (cukup1x saja)

-          Dilakukan pemeriksaan laboratorium tertentu (fungsi hati dan ginjal) dan jumlah produksi urine 24 jam

-          Konsultasi dengan bagian penyakit dalam, bagian mata, bagian jantung dan bagian lain sesuai dengan indikasi

c.    Pengobatan dan evaluasi selama rawat inap diruang bersalin (selama 24 jam di ruang bersalin)

-          Tirah baring

-          Medikamentosa

-          Pemeriksaan Laboratorium :

·      Darah lengkap dan hapusan darah tepi

·      Homosistein

·      Fungsi ginjal dan hati

·      Urine lengkap

·      Produksi urine 24 jam, penimbangan BB setiap hari/indeks gestosis

-          Diet biasa

-          Dilakukan penilaian kesejahteraan janin (USG/NST/doppler USG)

d.   Perawatan konservatif dianggap gagal bila :

-          Adanya tanda-tanda impending eklampsia (keluhan subyektif)

-          Kenaikan progresif dari tekanan darah

-          Adanya sindroma HELLP

-          Adanya kelainan fungsi ginjal

-          Penilaian kesejahteraan janin jelek

e.    Penderita boleh pulang bila :

Penderita sudah mencapai perbaikan dengan tanda-tanda preeklamspsia ringan, perawatan dilanjutkan sekurang-kurangnya selama 3 hari lagi

f.     Bila keadaan penderita tidak berubah, dilakukan pematangan paru dilanjutkan dengan terminasi

Penatalaksanaan Perawatan Aktif

a.    Indikasi

-          Hasil penilaian kesejahteraan janin jelek

-          Adanya keluhan subyektif

-          Adanya sindroma HELLP

-          Kehamilan aterm (lebih atau sama dengan 37 mg)

-          Apabila perawatan konservatif gagal

b.    Pengobatan medisinal

-          Segera rawat inap

-          Tirah baring miring ke satu sisi

-          Infus ringer laktat yang mengandung Dekstrose 5% dengan 60-125 cc/jam

-          Pemberian anti kejang MgS04

Dosis awal : MgSO4 20% 4 gr iv

MgSO4 50% 10gr im (pada bokong kanan 5gr kiri 5gr)

Dosis ulangan : MgSO4 50% 5 gr im di ulangi tiap 6 jam setelah dosis awal s/d 6 jam pasca persalinan

syarat pemberian MgSO4 : reflek patella +, respirasi > 16 x/m, urine sekurang-kurangnya 150 cc/6 jam, harusselalu tersedia calcium gluconas 1 gr 10% (diberikan iv pelan pada intoksikasi Mgso4)

-          Anti Hipertensi dapat dipertimbangkan bila :

·         Sistol lebih atau sama dengan 180 mmHg, Diastol lebih atau sama dengan 120 mmHg.

·         Nefidipine 5-10mg tiap 8 jam atau methyldopa 250mg tiap 8 jam

Pengobatan Obstetrik

a.    Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif, pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan NST

b.    Tindakan seksio sesaria dikerjakan bila :

-          Hasil kesejahteraan janin jelek

-          Penderita belum inpartu dengan PS jelek (kurang dari 5)

-          Kegagalan drip oksitosin

c.    Induksi dengan drip oksitosin dikerjakan bila NST baik & PS baik

d.   Pada PE Berat persalinan harus terjadi dalam 24 jam

6.    Komplikasi

a.       Eklamsia

b.      Kegagalan pada organ-organ : hepar, ginjal, anak ginjal, paru, jantung dan CVA (otak)

c.       Janin : prematuritas, IUGR (Intra Uterine Growth Retardatim), gawat janin, IUFD (Intra Uterine Fetal Death)

 

Eklamsia

1.    Definisi

Eklamsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala preeklamsia (hipertensi, edema, proteinuria)

2.    Patafisiologi

Patofisiologi Penyebab eklamsia belum diketahui secara jelas. Mekanisme penyakit ini hampir sama dengan preeklamsia dengan akibat yang lebih serius pada organ-organ hati, ginjal, otak, paru dan jantung yakni terjadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut

3.    Gejala klinis

a.       Kehamilan > 20 minggu atau saat persalinan atau masa nifas

b.      Tanda-tanda preeklamsia (hipertensi, edema dan proteinuria)

c.       Kejang-kejang dan atau koma

d.      Kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ

4.    Pemeriksaan dan diagnosis

a.       Berdasarkan gejala klinis diatas seperti hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan lainnya

b.      Pemeriksaan laboratorium : Adanya protein dalam urin, fungsi organ hepar, ginjal, dan jantung, fungsi hematologi atau hemostasis

c.       Konsultasi rutin kalau dipandang perlu : kardiologi, optalmologi, neurolgi, anestesiologi

5.    Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan :

a.         Untuk menghentikan dan mencegah kejang

b.        Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya hipertensi krisis

c.         Sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin

d.        Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin

Pengobatan :

a.       Pengobatan medisinal sama seperti preeklamsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang lagi maka dapat diberikan MgSO4 2 gram intravenous selama 2 menit minimal 20 menit setelah pemberian terakhir. Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan 1x saja. Bila setelah diberikan amobarbital atau thiopental 3-5 mg/kgBB/IV perlahan-lahan

b.      Perawatan bersama :

-          Konsul bagian saraf, penyakit dalam atau jantung, mata, anestesi dan anak

-          Perawatan pada serangan kejang : dikamar isolasi yang cukup terang atau ICU

c.       Pengobatan obstetrik

Terminasi kehamilan :

a.    Apabila tahap pemeriksaan, syarat-syarat untuk mengakhiri persalinan per vaginam dipenuhi maka persalinan tindakan dengan trauma yang minimal

b.    Apabila penderita sudah inpartu pada fase aktif, langsung dilakukan amniotom lalu diikuti partograf. Bila ada kemacetan dilakukan seksio sesar

c.    Tindakan seksio sesar dilakukan pada keadaan : Penderita belum inpartu, Fase laten, Gawat janin tindakan seksio sesar dikerjakan dengan mempertimbangkan keadaan atau kondisi ibu.

6.    Komplikasi

a.       Ibu

Perdarahan serebral, Edema paru, Gagal ginjal, Payah Jantung, Ablasio retinae, Sindrom hellp (hemolysis, elevated liver enzymes and low platelets), DIC dan HPP

b.      Janin

Prematuritas, IUGR , Gawat janin, IUFD

Askeb ANC Covid

  BAB III TINJAUAN KASUS 3.1     Pengkajian Hari / tanggal    : Senin, 20 Mei 2021                                           Jam   : 1...